GAZA (Arrahmah.id) – Gerakan Perlawanan Palestina Hamas telah memperkenalkan taktik baru dan mematikan di Gaza dan Tepi Barat, yakni menanam alat peledak yang diledakkan dari jarak jauh jauh di bawah tanah untuk menargetkan pasukan ‘Israel’, menurut laporan di surat kabar ‘Israel’ Maariv.
Analis militer ‘Israel’ Avi Ashkenazi menyoroti bahwa tentara ‘Israel’ “telah mengidentifikasi perubahan dalam taktik tempur Hamas dalam beberapa hari terakhir, khususnya di Jalur Gaza utara.”
Laporan tersebut juga mencatat bahwa lebih banyak alat peledak, yang biasa disebut sebagai “bom perut,” ditanam jauh di bawah tanah dan diaktifkan dari jarak jauh.
Para pejuang memantau pergerakan tentara ‘Israel’ dari posisi tersembunyi, terkadang memancing mereka ke arah perangkat ini, yang akhirnya mengarahkan pasukan ke area bahan peledak, menurut Ashkenazi.
Taktik ini telah diawasi oleh pasukan ‘Israel’ selama beberapa waktu, dengan metode serupa dilaporkan di Tepi Barat yang diduduki.
Ashkenazi mengklaim bahwa tiga warga Palestina yang dibunuh di desa Tamoun pada Rabu (8/1/2025), termasuk dua anak berusia 8 dan 10 tahun, memasang alat untuk memikat tentara ke dalam perangkap mematikan.
“Dalam beberapa pekan terakhir, sejumlah besar prajurit dari Brigade Kfir, Nahal, unit teknik tempur, dan divisi lapis baja telah tewas di Jalur Gaza utara akibat perangkap maut jenis ini,” tambah laporan itu.
Laporan itu juga mencatat bahwa kondisi cuaca saat ini menghadirkan tantangan, dengan buldoser militer tidak mampu membajak tanah cukup dalam. Sementara itu, pejuang perlawanan Palestina “berhasil menggali dengan cepat dan dalam, serta menempatkan alat peledak.”
Dalam laporan terpisah, Ashkenazi dan Alon Hachmon menyatakan kekhawatiran atas kemungkinan serangan kedua pada 7 Oktober oleh Hamas di Tepi Barat utara.
Kepanikan di kalangan warga kota-kota dekat garis perbatasan, dan meningkatnya ketakutan menyusul peristiwa 7 Oktober, seperti yang dilaporkan sebelumnya di Maariv, semakin diperburuk oleh pernyataan yang mengkhawatirkan dari Rafi Saar, walikota Kfar Saba.
Menurut Saar, “Peristiwa terkini, seperti penyitaan peluncur RPG di Jenin, menyoroti sifat nyata dan serius dari ancaman ini. Negara harus bertanggung jawab dan bertindak segera untuk menjamin keselamatan warga.” (zarahamala/arrahmah.id)