1. News
  2. Internasional

Hizbullah Bersumpah Tidak Akan Menyerahkan Senjatanya

Hanin Mazaya
Ahad, 7 September 2025 / 15 Rabiul awal 1447 13:30
Hizbullah Bersumpah Tidak Akan Menyerahkan Senjatanya
(Foto: arabcenterdc.org)

BEIRUT (Arrahmah.id) – Seorang anggota parlemen Hizbullah berjanji pada Sabtu (6/9/2025) bahwa kelompok tersebut tidak akan meninggalkan persenjataannya, sehari setelah pemerintah Lebanon memerintahkan militer untuk mulai melaksanakan rencana pelucutan senjatanya.

Di tengah tekanan berat dari Amerika Serikat dan kekhawatiran “Israel” akan mengintensifkan operasi militernya, pemerintah bulan lalu memerintahkan militer untuk menyusun rencana pelucutan senjata Hizbullah pada akhir tahun.

Dalam sebuah pertemuan pada Jumat yang ditentang oleh Hizbullah dan sekutunya, kabinet menyambut baik rencana militer tersebut.

Menteri Penerangan Paul Morcos mengatakan militer akan mulai melaksanakan rencana tersebut “sesuai dengan kemampuan yang tersedia.”

Ia mengatakan komandan militer telah memperingatkan adanya “kendala” dalam pelaksanaan rencana tersebut, khususnya “serangan Israel,” dan tidak memberikan kerangka waktu untuk operasi tersebut, lansir AFP.

Sebuah pernyataan pemerintah mensyaratkan kemajuan pada “komitmen pihak lain, terutama ‘Israel’.”

Anggota parlemen Hassan Ezzedine mengatakan Hizbullah “tidak akan meninggalkan (senjatanya) dalam keadaan apa pun atau dengan dalih apa pun,” lapor Kantor Berita Nasional milik pemerintah.

Mereka yang “membuat keputusan yang berdosa, tergesa-gesa, dan sembrono yang diwakili oleh penarikan senjata (Hizbullah) dan menyerah pada keputusan ini harus mempertimbangkannya kembali dan memperbaiki kesalahan mereka,” ujarnya dalam sebuah acara di Lebanon selatan, tempat Hizbullah menikmati dukungan kuat.

“Jika tidak, mereka akan menanggung tanggung jawab dan konsekuensinya yang mungkin menyusul,” tambahnya.

Ezzedine memuji “sikap berani” para menteri Syiah dari Hizbullah dan sekutunya, Amal, yang keluar dari rapat kabinet “ketika komandan militer mulai menjelaskan dan mempresentasikan rencana tersebut.”

Lebanon yang multi-agama memiliki sistem pembagian kekuasaan berbasis sekte di mana, berdasarkan konvensi tak tertulis, legitimasi berasal dari konsensus.

Pemerintah mengatakan pelucutan senjata Hizbullah merupakan bagian dari implementasi gencatan senjata yang ditengahi AS, yang mengakhiri permusuhan lebih dari setahun antara para pejuangnya dan “Israel” pada November.

“Israel” tetap melancarkan serangan terhadap target-target Hizbullah meskipun ada gencatan senjata, dan mengatakan serangan akan terus berlanjut hingga kelompok tersebut dilucuti senjatanya.
“Israel” juga mempertahankan pasukan di lima lokasi di selatan yang dianggap strategis.

Prancis menyebut keputusan kabinet tersebut sebagai “langkah positif baru.”

“Prancis menyerukan kepada semua pihak di Lebanon untuk mendukung implementasi damai rencana tersebut tanpa penundaan,” kata Kementerian Luar Negeri pada Sabtu.  (haninmazaya/arrahmah.id)