GAZA (Arrahmah.id) – Channel 12 melaporkan bahwa tentara pendudukan memiliki kesempatan untuk membunuh pemimpin Hamas Yahya Sinwar dalam beberapa bulan terakhir, tetapi operasi itu tidak terlaksana.
Menurut saluran tersebut, ‘Israel’ memutuskan untuk tidak melakukan pembunuhan terhadap Sinwar karena dapat mengakibatkan cederanya warga ‘Israel’ yang ditahan di Jalur Gaza.
Sebelumnya, Badan Keamanan Umum ‘Israel’ (Shabak) membantah laporan kematian Sinwar.
Mei lalu, mantan Kepala Staf Israel Aviv Kochavi mengungkap upaya ‘Israel’ yang gagal untuk membunuh Sinwar dan komandan Brigade Al-Qassam, Muhammad Deif.
‘Israel’ menganggap Sinwar sebagai dalang di balik Operasi Banjir al-Aqsa pada 7 Oktober 2023, yang menyebabkan tewasnya lebih dari seribu tentara dan pemukim ‘Israel’.
Patut dicatat bahwa Sinwar memegang jabatan sebagai pemimpin Hamas di Jalur Gaza selama bertahun-tahun.
Setelah pembunuhan kepala biro politik gerakan tersebut, Ismail Haniyeh, di Teheran pada akhir Juli lalu, Sinwar dipilih untuk menggantikannya.
Upaya pembunuhan terhadap Sinwar kembali mengemuka setelah ‘Israel’ berhasil membunuh Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon, Hassan Nasrallah, dan beberapa ajudannya dalam penggerebekan di pinggiran selatan Beirut Jumat lalu (27/9/2024). (zarahamala/arrahmah.id)