BERLIN (Arrahmah.com) – Jerman menentang tuntutan Yunani untuk memberlakukan embargo senjata terhadap Turki karena ketegangan di Mediterania Timur, kata menteri luar negeri Jerman Selasa (22/12/2020).
Heiko Maas mengatakan kepada kantor berita DPA bahwa dia menemukan embargo senjata terhadap Turki “secara strategis tidak tepat”.
“Tidak mudah melakukan ini kepada anggota NATO,” katanya, seraya menambahkan bahwa Turki dengan mudah membeli rudal dari Rusia ketika tidak bisa mendapatkannya dari AS.
Berbagi harapannya bahwa perselisihan di Mediterania Timur dapat diselesaikan melalui saluran diplomatik, Maas mengatakan: “Tentu saja, kami terus percaya bahwa ada solusi untuk konflik tersebut dan bahwa kami tidak harus secara permanen menghapus mitra NATO dari kerjasama senjata.”
Yunani menyerukan embargo senjata Uni Eropa terhadap Turki karena ketegangan baru-baru ini di Mediterania Timur menjelang KTT para pemimpin UE pada 10-11 Desember. Tetapi mayoritas pemimpin Eropa menentang gagasan embargo senjata atau sanksi ekonomi, sebaliknya memilih jalan yang lebih bersahabat.
Turki, yang memiliki garis pantai kontinental terpanjang di Mediterania Timur, telah menolak klaim batas maritim Yunani dan pemerintahan Siprus Yunani, dan menekankan bahwa klaim yang berlebihan ini melanggar hak kedaulatan Turki dan Siprus Turki.
Ankara telah mengirim beberapa kapal bor dalam beberapa bulan terakhir untuk mengeksplorasi sumber daya energi di Mediterania Timur, menegaskan haknya sendiri di wilayah tersebut, serta hak milik Republik Turki Siprus Utara.
Para pemimpin Turki telah berulang kali mengatakan bahwa Ankara mendukung penyelesaian semua masalah yang luar biasa di kawasan itu melalui hukum internasional, hubungan bertetangga yang baik, dialog, dan negosiasi. (Althaf/arrahmah.com)