YERUSALEM (Arrahmah.id) – Sejumlah aktivis dan keluarga tahanan ‘Israel’ menggelar aksi demonstrasi pada Senin malam (6/10/2025) di depan kediaman Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Yerusalem yang diduduki, menuntut pemerintah segera menyelesaikan kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan yang tengah dinegosiasikan.
Channel 13 Israel melaporkan bahwa para keluarga tahanan menggelar doa bersama bertepatan dengan dimulainya perayaan Hari Raya Pondok Daun (Sukkot) di depan rumah Netanyahu.
“Kami tidak akan tenang dan tidak akan diam sampai semua orang kembali ke rumah mereka,” ujar perwakilan keluarga dalam pernyataannya.
Udi Goren, sepupu dari tahanan yang tewas, Tal Haimi, menyampaikan seruan langsung kepada Netanyahu:
“Perdana Menteri, hari ini semakin jelas bahwa satu-satunya hal yang harus dilakukan adalah menandatangani kesepakatan berdasarkan rencana Presiden AS yang dapat memulangkan ke-48 sandera,” katanya di hadapan para demonstran.
Menurut data resmi ‘Israel’, terdapat 48 warga ‘Israel’yang masih ditahan di Gaza, sekitar 20 di antaranya diyakini masih hidup.
Sementara itu, di penjara-penjara ‘Israel’ saat ini terdapat lebih dari 11.100 tahanan Palestina yang, menurut laporan media dan lembaga hak asasi manusia, mengalami penyiksaan, kelaparan, serta kelalaian medis yang telah menyebabkan kematian sejumlah narapidana.
“Kami akan tetap di sini sampai Anda menandatangani kesepakatan dan memastikan semua orang kembali. Kami tidak akan pulang. Kami akan tetap di tenda-tenda Sukkot ini sampai pengumuman itu keluar,” lanjut Goren.
Negosiasi Tak Langsung Dimulai di Mesir
Sebelumnya pada Senin (6/10), tim negosiasi ‘Israel’ telah tiba di Sharm el-Sheikh, Mesir, untuk memulai perundingan tak langsung dengan Gerakan Perlawanan Islam Hamas, berdasarkan rencana yang diusulkan oleh Presiden AS Donald Trump, menurut laporan lembaga penyiaran publik ‘Israel’ (KAN).
Kanal Al-Qahera Al-Ikhbariya (Cairo News) mengutip sumber-sumber Mesir yang menyebut bahwa “sesi-sesi pembicaraan tak langsung antara delegasi Palestina dan ‘Israel’ telah dimulai untuk membahas persiapan di lapangan guna pelaksanaan pertukaran tahanan.”
Sumber tersebut menambahkan bahwa mediator dari Mesir dan Qatar tengah melakukan upaya intensif dengan kedua pihak untuk menyusun mekanisme pembebasan tahanan.
Kementerian Luar Negeri Mesir sebelumnya mengumumkan pada Sabtu (4/10) bahwa pihaknya akan menjadi tuan rumah bagi dua delegasi, ‘Israel’ dan Hamas, pada Senin (6/10) untuk membahas rincian kesepakatan pertukaran tahanan sesuai dengan rencana Presiden Trump yang juga mencakup penghentian perang di Jalur Gaza. (zarahamala/arrahmah.id)