TEHERAN (Arrahmah.id) — Pemimpin Tertinggi Syiah Iran Ayatollah Ali Khamenei mendesak negara-negara Islam di seluruh dunia untuk memutuskan hubungan ekonomi dengan Israel demi membela rakyat Palestina. Desakan itu disampaikan dalam pidatonya di Konferensi Persatuan Islam di Teheran pada Sabtu (21/9/2024).
Dalam pidatonya, Khamenei menuduh Israel melakukan kejahatan dalam kampanye militernya yang berlangsung hampir setahun melawan Hamas di Gaza.
Lebih dari 41.000 warga Palestina telah tewas dalam invasi brutal Zionis tersebut hingga saat ini, menurut angka terbaru dari Kementerian Kesehatan Gaza.
“Saat ini, rezim Zionis melakukan kejahatan tanpa malu-malu dan tanpa menyembunyikannya di Gaza, Tepi Barat, Lebanon, dan Suriah,” kata Khamenei.
“Mereka tidak memerangi tentara. Mereka menargetkan orang-orang biasa,” ujarnya, sembari menyerukan dunia Muslim untuk memutuskan hubungan mereka dengan Israel.
“Saat ini, langkah pertama untuk meningkatkan persatuan dunia Islam melawan geng kriminal dan teroris yang telah merampas tanah Palestina adalah dengan memutus hubungan ekonomi sepenuhnya oleh negara-negara Islam. Ini adalah hal yang paling tidak dapat dilakukan,” kata Khamenei, seperti dilansir Russia Today (22/9).
Ketegangan antara Israel dan negara-negara Islam di sekitarnya meningkat selama operasi militer Israel di Gaza.
Kampanye militer Israel merupakan respons terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, ketika kelompok militan tersebut menyerang Israel, menewaskan sekitar 1.100 orang dan menyandera lebih dari 200 orang.
Menurut PBB, pengeboman dan operasi darat Israel telah menghancurkan sebagian besar wilayah kantong Palestina tersebut, dan menyebabkan 90% penduduk Palestina mengungsi.
Teheran telah berulang kali menuduh Israel berupaya melakukan genosida terhadap warga Palestina di Gaza.
Ketegangan yang telah berlangsung lama antara kedua negara tersebut memuncak pada bulan April setelah pengeboman di kompleks Kedutaan Besar Iran di Suriah, yang menurut Iran dilakukan oleh Zionis.
Iran meluncurkan rentetan serangan ratusan rudal dan pesawat nirawak ke Israel, yang dilawan Israel dengan bantuan signifikan dari AS, Inggris, dan sekutu lainnya di kawasan tersebut.
Ketegangan kembali meningkat pada bulan Juli, setelah pembunuhan kepala politik Hamas Ismail Haniyeh di Ibu Kota Iran, Teheran.
Hamas dan Iran menyalahkan Israel atas pembunuhan Haniyeh. Iran telah bersumpah untuk membalaskan kematian Haniyeh, tetapi belum melakukan ancamannya hingga sekarang. (hanoum/arrahmah.id)