GAZA (Arrahmah.id) – Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan Gaza utara di kota Beit Lahia, Dr Hussam Abu Safia, terluka dan kondisinya memburuk usai serangan ‘Israel’ yang menargetkan rumah sakit Kamal Adwan pada Sabtu malam (23/11/2024), berbagai laporan menyatakan.
Menurut Arabi21, Abu Safiya terluka oleh pecahan bom yang dijatuhkan oleh pesawat tak berawak quadcopter saat ia sedang memeriksa pasien di koridor rumah sakit.
Sumber yang dikutip dalam laporan media lokal juga menambahkan bahwa pesawat tak berawak ‘Israel’ mengebom stasiun oksigen di rumah sakit, dan bahwa ada peringatan mendesak akan terjadinya kebakaran di rumah sakit setelah serangan itu.
Dalam rekaman video yang beredar di internet, Abu Safiya mengatakan dia akan “terus memberikan perawatan berapa pun biayanya…merupakan suatu kehormatan bagi saya untuk melayani orang-orang yang masih di sini,” katanya saat berbicara dari ranjang rumah sakit.
“Kami akan terus memberikan perawatan kemanusiaan apa pun yang terjadi, kami teguh, di hadapan dunia yang tidak adil dan telah melanggar hak-hak kami. Setiap hari mereka [tentara ‘Israel’] telah melanggar hak-hak kami, menargetkan kami, menargetkan pekerja kami, menargetkan saya… Insya Allah saya akan sembuh dan terus memberikan perawatan,” imbuhnya.
The director of the main partially-functioning hospital in besieged northern Gaza has been injured in an Israeli drone strike. Israeli forces have repeatedly attacked Kamal Adwan Hospital and have damaged the facility’s generators, fuel tanks and main oxygen station. pic.twitter.com/kQl3y9mBdi
— Al Jazeera English (@AJEnglish) November 24, 2024
Serangan itu terjadi tepat setelah Abu Safiya mengeluarkan seruan mendesak pada Jumat (22/11), mengecam pengepungan ‘Israel’ yang intens di Gaza utara, yang telah berlangsung selama lebih dari satu bulan. Ia juga mengutuk pengeboman ‘Israel’ yang terus-menerus terhadap fasilitas medis dan rumah sakit.
“Pasien dan staf medis di Kamal Adwan telah hidup dalam situasi bencana selama lebih dari 40 hari,” kata Abu Safiya pada Jumat (22/11).
“Ada 58 orang yang terluka dan saat ini terkepung di rumah sakit, termasuk anak-anak dan perempuan, dan mereka menerima layanan kesehatan yang sangat minim. Setidaknya delapan orang dalam kondisi kritis dan dirawat di ruang perawatan intensif, sementara 14 orang berada di bagian anak-anak,” lanjutnya.
Direktur rumah sakit tersebut telah memberikan informasi terkini secara berkala tentang situasi kesehatan sejak ‘Israel’ melancarkan perang di Jalur Gaza yang terkepung pada 7 Oktober 2023. Dokter terkemuka dan pembela hak asasi manusia tersebut terkenal karena menolak mengikuti perintah evakuasi paksa ‘Israel’, dan malah terus merawat pasien yang sangat membutuhkan perawatan.
Dalam beberapa hari terakhir, Abu Safiya mengatakan bahwa pasukan ‘Israel’ secara langsung menargetkan staf medis dua kali, sekali di unit gawat darurat dan sekali di departemen radiologi, yang menyebabkan cedera serius.
Selama lebih dari sebulan, tentara ‘Israel’ telah mengepung seluruh wilayah Gaza utara, tidak mengizinkan siapa pun masuk atau keluar, sementara wilayah tersebut dibombardir dari atas dan pasukan darat melakukan serangan.
‘Israel’ juga telah mencegah ambulans, obat-obatan, makanan dan kru pertahanan sipil memasuki wilayah utara, meskipun ada seruan luas untuk menghentikan pelanggaran dan pembatasan tersebut.
Menurut Arabi21, anak Abu Safiya dibunuh oleh pasukan ‘Israel’ dalam pengeboman sebelumnya di Gaza utara. (zarahamala/arrahmah.id)