GAZA (Arrahmah.id) – Brigade Al-Qassam, sayap militer dari Gerakan Perlawanan Palestina Hamas, mengumumkan bahwa para pejuangnya telah melancarkan operasi ganda yang menargetkan pasukan ‘Israel’ yang bersembunyi di dalam sebuah rumah di Al-Qarara, sebelah timur Khan Yunis, Gaza bagian selatan.
Dalam pernyataan yang dirilis pada Ahad (25/5/2025), Brigade tersebut menyebut bahwa “setelah kembali dari garis depan pertempuran, para pejuang kami mengonfirmasi bahwa mereka telah melakukan operasi kompleks yang menargetkan pasukan tentara ‘Israel’ yang berlindung di sebuah rumah di timur kota Al-Qarara, timur Khan Yunis, di Jalur Gaza bagian selatan.”
Pernyataan itu juga menjelaskan bahwa “para pejuang meledakkan sejumlah alat peledak berkekuatan tinggi di rumah tersebut, menewaskan dan melukai sejumlah tentara musuh setelah bangunan itu runtuh.”
“Mereka juga meledakkan pintu masuk terowongan terhadap sekelompok tentara ‘Israel’ yang tiba di lokasi, lalu terlibat bentrokan langsung menggunakan senjata ringan,” tambah pernyataan tersebut.
Bentrokan langsung pun terjadi, dengan baku tembak menggunakan senjata ringan. Helikopter-helikopter ‘Israel’ dilaporkan terlihat mendarat di lokasi untuk mengevakuasi para tentara yang terluka.
Menurut Brigade Al-Qassam, operasi ini dilaksanakan pada Selasa pagi, 20 Mei, sebagai bagian dari respons berkelanjutan terhadap aksi militer ‘Israel’ di Gaza dan sebagai kelanjutan dari perjuangan bersenjata.
Pengumuman ini bertepatan dengan laporan media ‘Israel’ yang mengonfirmasi bahwa helikopter militer dikerahkan untuk mengevakuasi tentara setelah insiden keamanan, meski rincian lengkapnya dirahasiakan oleh militer Israel. Laporan tersebut menyebutkan bahwa sedikitnya dua tentara mengalami luka serius.
Menurut data resmi militer ‘Israel’, sebanyak 854 tentara dan perwira telah tewas sejak dimulainya perang di Gaza pada 7 Oktober 2023, termasuk 413 korban dalam operasi darat. Selain itu, 5.846 lainnya mengalami luka-luka, dengan 2.641 di antaranya terluka dalam pertempuran darat.
Angka-angka ini mencakup korban di Gaza, Tepi Barat, Lebanon, dan wilayah ‘Israel’, namun tidak termasuk anggota kepolisian dan dinas intelijen.
Namun, ‘Israel’ dituding telah menyembunyikan jumlah kerugian militernya, terutama mengingat klaim berulang dari pihak perlawanan Palestina mengenai operasi dan penyergapan mematikan terhadap pasukan ‘Israel’. (zarahamala/arrahmah.id)