KAIRO (Arrahmah.id) — Mesir tengah membangun gedung tertinggi di Afrika di ibu kota baru itu, lapor CNN (5/9/2024).
Proyek ambisius Mesir terbaru adalah sebuah gedung yang ramah lingkungan karena punya sumber energi dari hidrogen dan panel surya.
Gedung yang bernama The Forbes International Tower ini menjulang 240 meter dan digadang-gadang akan menjadi gedung paling tinggi di Afrika.
Sang arsitek, Gordon Gill dari Adrian Smith dan Gordon Gill Architect berambisi untuk mensuplai energi untuk gedung kantor 43 lantai ini dengan hidrogen bersih dan panel surya di bagian fasad gedung.
Gordon Gill juga menjadi arsitek di balik Central Park Tower New York dan Jeddah Tower, Arab Saudi yang tengah dibangun.
Didukung oleh 75% hidrogen dan 25% energi matahari, gedung ini tak akan mengandalkan jaringan listrik tradisional, menurut Magnom, pengembang proyek ini.
Magnom mengatakan, konstruksi gedung ini juga akan memakai material rendah karbon dan bisa memangkas emisi karbon hingga 58%. Sementara suplai air akan mengandalkan proses daur ulang air tawar, mengingat negara itu tengah kekurangan air.
Melalui metode ini, Magnom mengatakan bahwa pihaknya bertujuan untuk mencapai “visi karbon negatif-bersih” (menghilangkan lebih banyak karbon daripada yang dipancarkannya) untuk gedung pencakar langit tersebut selama siklus hidupnya, dan menjadi gedung pencakar langit pertama di dunia yang mendaftar untuk Sertifikat Nol Karbon dari International Living Future Institute.
Magnom Properties telah menandatangani perjanjian dengan Schneider Electric dan H2 Enterprises untuk menjajaki penggunaan teknologi LOHC sebagai sumber daya gedung pencakar langit tersebut.
LOHC – pembawa hidrogen organik cair – adalah senyawa organik yang menyerap atau melepaskan hidrogen melalui reaksi kimia, dan dapat digunakan untuk menyimpan hidrogen yang diproduksi dan mengangkutnya dalam bentuk yang stabil dari sumber ke pengguna akhir.
Senyawa hidrogen cair juga berarti infrastruktur transportasi bahan bakar fosil yang ada dapat diadaptasi untuk digunakan kembali dengan teknologi baru tersebut. Setelah diangkut, hidrogen dapat dilepaskan dari LOHC dan ditempatkan dalam sel bahan bakar untuk menghasilkan listrik.
Meski begitu, perjanjian itu akan menilai kelayakan gedung dengan dilihat dari aspek desain, kebutuhan ruang, dan kelayakan ekonomi terkait penggunaan hidrogen bersih untuk Forbes International Tower. Berarti belum pasti bahwa hidrogen akan menjadi sumber daya pada akhirnya.
Forbes International Tower akan berdiri di jantung distrik bisnis utama Ibu Kota Administratif Baru, tempat perusahaan domestik dan internasional mulai berdatangan.
Kota pintar, satelit Kairo yang disebut-sebut memiliki reputasi berkelanjutan, mulai dibangun pada tahun 2016.
Meskipun masih berlangsung, banyak bangunan utama kini telah selesai dibangun untuk proyek tersebut, yang diperkirakan menelan biaya sekitar US$ 58 miliar atau sekitar Rp 893,7 triliun (kurs Rp 15,409). (hanoum/arrahmah.id)