GAZA (Arrahmah.id) – Brigade Al-Quds dan Brigade Al-Qassam mengumumkan serangkaian penyergapan dan serangan terkoordinasi terhadap pasukan pendudukan ‘Israel’ di Jalur Gaza, sementara ‘Israel’ mengintensifkan operasi daratnya di bawah panji ‘Kereta Perang Gideon’.
Pada Senin (19/5/2025), Brigade Al-Quds, sayap militer gerakan Jihad Islam, melaporkan bahwa para pejuangnya meledakkan sejumlah bom barel yang telah ditanam sebelumnya yang menargetkan konvoi militer ‘Israel’ yang telah maju ke lingkungan Abu Haddaf di daerah Al-Qarara, timur laut Khan Yunis.
Brigade tersebut mengatakan mereka mengamati helikopter mendarat di lokasi untuk mengevakuasi prajurit yang tewas dan terluka.
Militer ‘Israel’ mengonfirmasi tewasnya seorang sersan dari Batalyon Teknik 601 selama konfrontasi di Jalur Gaza utara.
Secara terpisah, permukiman Harsha, di Tepi Barat yang diduduki, mengumumkan kematian prajurit Yossi Yehuda, juga seorang anggota unit teknik, di Gaza, meskipun tidak disebutkan tanggalnya.
Sebelumnya, Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, mengatakan para pejuangnya melakukan penyergapan kompleks di daerah Al-Atatra, sebelah barat Beit Lahia, di Gaza utara.
Menurut pernyataan mereka, pejuang perlawanan menargetkan tiga kendaraan ‘Israel’ dengan dua alat peledak Shawaz dan sebuah rudal tandem, sebelum terlibat dalam bentrokan langsung dengan pasukan ‘Israel’.
Helikopter terlihat mendarat untuk mengevakuasi korban pada hari Jumat setelah penyergapan.
Korban tambahan dari pihak ‘Israel’ dilaporkan dari operasi sebelumnya.
Di lingkungan Al-Janina Rafah, serangan RPG terhadap sebuah gedung menewaskan seorang tentara ‘Israel’ dan melukai dua lainnya.
Di daerah yang sama, seorang prajurit unit Golani tewas ketika sebuah alat peledak meledak di bawah tank dari Brigade ke-188, melukai seluruh awaknya.
Dalam insiden terpisah di dekat Nahal Oz, seorang Sersan Cadangan Kelas Satu dilaporkan tewas dalam kecelakaan lalu lintas operasional yang melibatkan truk militer selama misi teknik.
Tentara pendudukan ‘Israel’ secara resmi mengakui kematian seorang prajurit berdasarkan klausul “Diizinkan untuk Dipublikasikan”, sehingga jumlah prajurit yang tewas sejak 7 Oktober 2023 menjadi 857.
Namun, pengamat yakin jumlah korban sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi, karena para kritikus menuduh militer ‘Israel’ menyembunyikan sepenuhnya kerugian di medan perang.
Seiring dengan meningkatnya operasi perlawanan, militer ‘Israel’ mengumumkan rencana untuk melakukan serangan “yang belum pernah terjadi sebelumnya” yang menargetkan wilayah Khan Yunis, Bani Suhaila, dan Abasan, dan memerintahkan penduduk untuk mengungsi ke wilayah Mawasi.
Juru bicara militer ‘Israel’ Avichay Adraee menyebut Provinsi Khan Yunis sebagai “zona pertempuran berbahaya.” (zarahamala/arrahmah.id)