JAKARTA (Arrahmah.id) – Sebuah bar di bernama Bunker Bar yang terletak di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, digrebek oleh warga karena diduga menjadi tempat pesta LGBT. Video penggrebekan tersebut pun viral di media sosial.
Menanggapi hal tersebut, Pemerintah Kota Jakarta Selatan merekomendasikan agar izin usaha Bunker Bar dicabut.
Arahan tersebut terungkap dalam rapat koordinasi di Kantor Wali Kota Jakarta Selatan, Rabu (8/1/2025).
“Jadi hasil rapat tadi ada dua hal yang direkomendasikan, yaitu pencabutan izin (usaha) dan peninjauan lapangan,” kata Kepala Seksi Trantibum Satpol PP Jakarta Selatan Adji Kumala usai rapat pengaduan masyarakat terkait Bunker Bar .
Adji mengungkapkan pencabutan izin usaha merupakan kewenangan Sudin Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Jakarta Selatan.
Sudin Parekraf diminta segera menerbitkan rekomendasi pencabutan seluruh perizinan Bunker Bar jika terbukti menjadi tempat pesta LGBT seperti dilaporkan oleh masyarakat.
“Kalau soal perizinan semua ada, makanya kalau terbukti ada LGBT Sudin Parekraf rekomendasi pencabutan semua izinnya,” ujarnya.
Hal kedua yang ditegaskan Sekretaris Kota Administrasi Jakata Selatan Ali Murthado sebagai pimpinan rapat adalah menginstruksikan kepada Satpol PP untuk memastikan Bunker Bar tidak kembali beroperasi.
“Kita diminta terus melakukan peninjauan lapangan masih buka atau benar tutup permanen. Itu nanti kita periksa secara random, ninjau dadakan begitu,” tandasnya.
Sebelumnya, warga melakukan aksi penggerebekan Bunker Bar pada malam tahun baru 2025, tepatnya pada tanggal 31 Desember 2024 lalu.
Penggerebekan tersebut dilatarbelakangi dari video viral di media sosial yang menurut warga ke arah aktivitas LGBT.
“Sudah tanggal 1 Januari, tutup operasional. Alasan penutupannya ada protes keras dari warga masyarakat terkait dengan kegiatan mereka yang viral di medsos,” kata Lurah Grogol Utara, M Rasyid Darwis, pada Senin (6/1).
Rasyid menuturkan, dugaan peristiwa pesta LGBT ini terjadi pada saat perayaan pergantian tahun, tepatnya 31 Desember 2024 hingga 1 Januari 2025.
Sebenarnya kata Raysid, warga sejak dua bulan terakhir, telah melakukan protes ke manajemen mal supaya bar itu tutup tepat waktu.
Karena terdapat isu jika di bar tersebut kerap terjadi dugaan prostitusi dan pesta LGBT hingga puncaknya pada pergantian tahun.
Warga datang ke lokasi, kemudian meminta agar bar ditutup dan para tamu membubarkan diri. (Rafa/arrahmah.id)