1. News
  2. Internasional

Penjajah ‘Israel’ Ubah Susu Jadi Senjata untuk Bunuh Anak Gaza

Zarah Amala
Diperbaru: Selasa, 5 Agustus 2025 / 11 Safar 1447 10:15
Penjajah ‘Israel’ Ubah Susu Jadi Senjata untuk Bunuh Anak Gaza
Ketika susu menjadi senjata yang dilarang dan anak-anak menjadi target kelaparan sistematis, dunia tak lagi bisa sekadar menonton (Al Jazeera)

GAZA (Arrahmah.id) – Kisah tragis meninggalnya bayi Makkah Salah Al-Ghrabaly di usianya yang baru satu tahun akibat kekurangan gizi dan tidak tersedianya susu medis di Gaza, memicu gelombang kemarahan dan protes luas di media sosial.

Tragedi ini bukan satu-satunya. Ia adalah satu dari puluhan kasus serupa yang membuat warganet dan aktivis bertanya, tentang sisi kemanusiaan dan moral dari larangan pengiriman susu untuk bayi.

Sejumlah organisasi kemanusiaan telah mendokumentasikan kematian puluhan bayi baru lahir dalam beberapa pekan terakhir karena tidak adanya susu terapeutik dan suplemen gizi, dan memperingatkan bahwa ratusan bayi lainnya bisa menyusul dalam hitungan hari.

Bayi Makkah kini menjadi simbol penderitaan anak-anak Gaza. Tubuh mungilnya yang kurus dan rapuh menyimpan kisah perjuangan orang tua dan tenaga medis yang tak mampu memenuhi kebutuhan paling dasar: susu penyelamat nyawa. Harga satu kaleng susu terapeutik melonjak hingga 50 dolar AS, sepuluh kali lipat dari harga normal, sementara sang ibu pun tak bisa menyusui karena turut menderita kekurangan gizi, sebagaimana mayoritas penduduk Gaza yang terkepung.

Pilihan yang Mustahil: Merebus Daun, Menumbuk Roti, Menggiling Pasir

Dalam situasi yang kian tak manusiawi, banyak orang tua terpaksa menggunakan bahan-bahan darurat dan berbahaya untuk memberi makan bayi mereka: mulai dari menyeduh teh dan merebus daun, menumbuk roti dan wijen, bahkan menggiling pasir agar menyerupai tepung. Beberapa keluarga bahkan dilaporkan mengkonsumsi pakan ternak demi bertahan hidup.

Sejumlah akun di media sosial menanggapi tragedi ini, @SalemAbuFleiha menulis: “Bayi Makkah hanyalah contoh dari ribuan anak Gaza yang sengaja dibuat kelaparan. Tentara paling ‘demokratis’ di dunia, katanya, bahkan memerangi bayi-bayi.”

Sementara itu, aktivis @Mahmoud menyatakan: “Ini adalah terorisme global terhadap anak-anak dan kemanusiaan. Israel melarang susu bayi. Empat puluh ribu bayi di Gaza kini terancam mati.”

Ada juga suara yang mempertanyakan logika dari semua ini. Seperti yang ditulis @Adham: “Apa ancaman susu bayi terhadap pendudukan? Apakah itu senjata? Apakah bayi-bayi itu musuh bersenjata?”

Akun @Zina pun menyerukan nurani bersama: “Bayangkan ada bayi bangun tidur tak punya apa pun untuk dimakan. Tak ada makan siang, tak ada susu, bahkan tak ada satu pun hal manis yang bisa mengenyangkan. Anak-anak Gaza juga anak-anak kita. Tak seorang pun bisa tahan melihat anaknya kelaparan.”

Kantor Media Pemerintah di Gaza memperingatkan bahwa wilayah tersebut tengah menghadapi bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sudah lebih dari 150 hari susu bayi dilarang masuk, dan lebih dari 40.000 bayi di bawah usia satu tahun kini menghadapi ancaman kematian perlahan.

Sejumlah organisasi internasional pun menyerukan agar dibuka satu hari penuh yang aman untuk mengizinkan masuknya bantuan makanan dan medis khusus bayi dan anak-anak, tanpa penundaan atau hambatan, melalui jalur resmi dan dengan pengawasan internasional yang independen dan efektif. (zarahamala/arrahmah.id)