Gaza (arrahmah) – Gerakan Perlawanan Hamas menyebutkan, pernyataan Menlu Amerika, Condoleezza Rice di Ramallah Selasa (4/3) merupakan bentuk dukungan AS terhadap kejahatan Israel.
Dalam pada itu, jurubicara Hamas, DR. Sami Abu Zuhri dalam pernyataan persnya kemarin menolak ungkapan Rice yang menyebut Hamas sebagai penanggung jawab insiden Gaza.
Pernyataan Rice jelas pembelaan terhadap pembantaian Israel kepada rakyat Palestina di sana.
Abu Zuhri menegaskan, pentingnya mempertahankan diri bagi rakyat Palestina dengan segala kemampuan yang ada.
Penembakan roket adalah salah satu bentuk pertahanan Palestina dari semua serangan Israel.
Ia menjelaskan, “Roket-roket Palestina tidak akan berhenti selama Israel masih memblockade dan menjajah rakyat Palestina.
Di samping itu, Abu Zuhri menolak seruan Rice untuk kembali ke meja perundingan. Keikutsertaan Presiden Palestina, Mahmud Abbas di meja perundungan tak kurang jahatnya dari pada kebiadaban Israel.
Karena dengan mengikuti sejumlah perundingan dengan Israel, secara tidak langsung melindungi kejahatan mereka.
Ia menyerukan Mahmud Abbas untuk mengakhiri perundingan demi perundingan dengan Israel. Ia harusnya kembali ke pangkuan rakyat Palestina dan membahas berbagai masalah Palestina secara serius dengan rakyat Palestina.
Juru Bicara Hamas ini menganggap kunjungan Rice ke wilayah Timteng dalam rangka menghidupkan kembali perundingan yang berbau kematian serta mengajak Presiden Abbas untuk merealisasikan “peta jalan” damai serta memberangus gerakan Hamas.
Rice kemarin menyatakan, “Hamas tidak mau berdamai ataupun gencatan senjata.”
Menanggapi ini Abu Zuhri menegaskan, tembakan roket adalah perlawanan logis atas kejahatan Israel. Ialah yang bertanggung jawab atas situasi di Gaza saat ini.
Kemudian pernyataan Abbas dan Rice yang menyebut kelompok Hamas sebagai kelompok radikal, pernyataan yang berbahaya. Abu Zuhri menyayangkan pernyataan ini keluar dari Mahmud Abbas.
Sumber: Infopalestina