KANDAHAR (Arrahmah.id) – Para pejabat dari Departemen Pertanian, Irigasi, dan Peternakan di Kandahar melaporkan bahwa kebun-kebun zaitun telah dibangun di atas lahan seluas 160 hektar di provinsi tersebut.
Menurut mereka, sekitar 20 hingga 25 ton produk zaitun dipanen setiap tahunnya dari kebun-kebun ini.
“Secara keseluruhan, kami memiliki sekitar 160 hektar lahan yang ditanami zaitun, menghasilkan 20 hingga 25 ton panen setiap tahunnya,” ujar Shams-ur-Rahman Moosa, kepala divisi pertanian di Departemen Pertanian, Irigasi, dan Peternakan Kandahar, seperti dilaporkan Tolo News (14/12/2024).
Buah zaitun yang dipanen di Kandahar dikirim ke provinsi Nangarhar untuk diproses. Oleh karena itu, para petani zaitun di Kandahar menyerukan pendirian pabrik pengolahan di dalam provinsi.
“Kebun zaitun harus diperluas, dan pabrik harus didirikan agar anak-anak muda bisa mendapatkan pekerjaan, dan pengolahan menjadi lebih mudah. Saat ini, kami menghadapi banyak tantangan dalam hal ini,” ujar Sayed Rasool, salah satu petani.
“Zaitun membutuhkan lebih sedikit pupuk dan tenaga kerja dibandingkan dengan buah-buahan lain dan menghasilkan panen yang lebih baik,” kata Hayatullah, seorang petani lainnya.
Dibandingkan dengan pohon penghasil buah lainnya, zaitun membutuhkan lebih sedikit air dan perawatan, tetapi secara ekonomi sangat berharga.
“Zaitun adalah tanaman yang sangat baik karena menghasilkan panen yang tinggi dan biaya yang lebih rendah. Di sini, kebanyakan orang menggunakannya untuk tujuan pengobatan,” kata Hassan Mubarak, seorang insinyur di perusahaan Afco internasional di Kandahar.
Informasi yang tersedia menunjukkan bahwa buah zaitun dari provinsi Kandahar dan Nangarhar memiliki kualitas tinggi untuk minyak dan acar.
Selain itu, daun zaitun digunakan untuk menghasilkan teh berkualitas yang memiliki banyak penggemar baik di dalam maupun luar negeri. (haninmazaya/arrahmah.id)