1. News
  2. Nasional

Prabowo Akan Bayar Utang Kereta Cepat Whoosh Pakai Uang Negara Hasil Pengembalian Koruptor

Ameera
Rabu, 5 November 2025 / 14 Jumadil awal 1447 09:29
Prabowo Akan Bayar Utang Kereta Cepat Whoosh Pakai Uang Negara Hasil Pengembalian Koruptor

JAKARTA (Arrahmah.id) – Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa pemerintah akan menggunakan uang negara hasil pengembalian dari para koruptor untuk membayar utang proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) atau Whoosh.

Hal itu disampaikan dalam sambutannya saat peresmian Stasiun Tanah Abang Baru di Cideng, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (4/11/2025).

“Duitnya ada. Duit yang tadinya dikorupsi (setelah diambil negara) saya hemat. Enggak saya kasih kesempatan. Jadi, saudara saya minta bantu saya semua. Jangan kasih kesempatan koruptor-koruptor itu merajalela. Uang nanti banyak untuk kita. Untuk rakyat semua,” ujar Prabowo.

Presiden menekankan bahwa semua dana yang digunakan negara, termasuk untuk proyek strategis, pada dasarnya bersumber dari pajak rakyat.

Karena itu, ia meminta agar setiap kebocoran anggaran bisa dicegah agar hasil pembangunan benar-benar dinikmati masyarakat.

“Semua kereta api kita disubsidi 60 persen oleh pemerintah, rakyat hanya bayar 20 persen. Itu kehadiran negara. Dari mana uang itu? Dari uang rakyat, dari pajak, dari kekayaan negara. Makanya kita harus mencegah semua kebocoran,” tegasnya.

Prabowo juga memastikan bahwa Indonesia sanggup membayar utang proyek Whoosh, bahkan jika pembayarannya mencapai Rp 1,2 triliun per tahun.

Namun, ia tidak menjelaskan secara rinci apakah dana tersebut akan langsung bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Sebelumnya, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa pemerintah tidak akan menanggung utang proyek Whoosh, karena hal itu merupakan tanggung jawab Badan Usaha Milik Negara (BUMN yang tergabung dalam konsorsium PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI).

Meski demikian, Prabowo menegaskan bahwa pemerintah akan mengambil alih tanggung jawab pembayaran sebagai bentuk kehadiran negara dalam menjaga stabilitas proyek strategis nasional.

“Enggak usah khawatir ribut-ribut Whoosh. Saya sudah pelajari masalahnya. Tidak ada masalah, saya tanggung jawab nanti Whoosh semuanya,” ujar Prabowo.

Ia menambahkan, masyarakat sebaiknya tidak melihat proyek tersebut hanya dari sisi untung dan rugi, tetapi dari manfaat yang luas bagi publik.

“Manfaatnya, mengurangi macet, mengurangi polusi, mempercepat perjalanan. Ini semua harus dihitung,” jelasnya.

Prabowo juga menegaskan bahwa proyek Whoosh adalah simbol kerja sama Indonesia dengan Tiongkok, dan pemerintah Indonesia berkomitmen menjaga kredibilitas dalam hubungan bilateral tersebut.

“Dan ini simbol kerja sama kita dengan Tiongkok. Jadi, sudahlah, saya sudah katakan presiden Republik Indonesia yang ambil alih tanggung jawab. Jadi tidak usah ribut. Kita mampu, dan kita kuat,” tandasnya.

Sebagai informasi, proyek KCJB masih menghadapi beban utang besar. Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2025 (unaudited), entitas anak PT KAI, PT PSBI, mencatatkerugian hingga Rp 4,195 triliun sepanjang 2024, atau sekitar Rp 11,493 miliar per hari.

Hingga semester I-2025, PSBI kembali merugi Rp 1,625 triliun.

Konsorsium PSBI terdiri dari PT KAI (58,53 persen), Wika (33,36 persen), Jasa Marga (7,08 persen), dan PTPN VIII (1,03 persen).

Dengan kebijakan Prabowo ini, publik menanti bagaimana mekanisme penggunaan dana hasil pengembalian korupsi akan diatur untuk mendukung pembiayaan proyek strategis nasional tanpa membebani APBN.

(ameera/arrahmah.id)