SANAA (Arrahmah.id) – Yaman menembakkan rudal balistik keduanya ke Tel Aviv pada Jumat (27/9/2024), menyebabkan kepanikan massal di kalangan pemukim dan memaksa sedikitnya dua juta orang mengungsi.
Sirene rudal mulai berbunyi di Tel Aviv sekitar pukul 12:45 dini hari. Rekaman video menunjukkan para pemukim melarikan diri dengan panik atau tergeletak di tanah dan sirene berbunyi di atas kepala.
Setidaknya 17 pemukim terluka akibat berdesakan saat melarikan diri ke tempat perlindungan.
Militer ‘Israel’ merilis pernyataan pada Jumat pagi (27/9) yang mengatakan, “alarm tersebut disebabkan oleh rudal yang diluncurkan dari Yaman,” dan menambahkan bahwa mereka mencegat rudal tersebut “di luar perbatasan negara” menggunakan sistem pertahanan udara Arrow.
Meskipun demikian, rekaman video menunjukkan bahwa intersepsi terjadi tepat di atas kota.
Terrified Israelis cower and flee amid sirens following the launch of a missile by Yemen.
Over 2 million Israelis ran to shelters. pic.twitter.com/shOrZzQFPx
— The Cradle (@TheCradleMedia) September 26, 2024
Sumber-sumber mengatakan kepada Al Mayadeen bahwa narasi tentara ‘Israel’ tentang rudal yang dicegat di luar wilayah udara ‘Israel’ adalah salah.
“Angkatan Bersenjata Yaman …. melakukan operasi militer dengan menargetkan target militer milik musuh ‘Israel’ di wilayah Jaffa (Tel Aviv) yang diduduki dengan rudal balistik Palestine 2, dan juga menargetkan target vital di wilayah Ashkelon yang diduduki dengan pesawat nirawak Jaffa. Kedua operasi tersebut berhasil mencapai tujuannya,” kata militer Yaman dalam sebuah pernyataan.
Serangan rudal itu terjadi beberapa jam setelah pidato pemimpin gerakan perlawanan Ansarallah Yaman, Abdul Malik al-Houtsi.
Dalam pidatonya, ia mengatakan bahwa rudal Palestine-2 milik Yaman “telah memasuki layanan untuk tahap kelima eskalasi dalam mendukung Gaza.”
Tentara Yaman – yang bergabung dengan Ansarallah – menembakkan rudal balistik hipersonik ke Tel Aviv pada 15 September, dengan peringatan bahwa operasi lebih lanjut akan dilakukan.
Serangan pesawat nirawak Yaman di Tel Aviv menewaskan seorang warga ‘Israel’ pada 19 Juli. ‘Israel’ membalas keesokan harinya dengan serangan besar-besaran di pelabuhan Hodeidah, Yaman, yang menewaskan enam orang dan melukai puluhan lainnya dengan luka bakar serius.
Yaman berjanji untuk menanggapi serangan tersebut, dan mengatakan bahwa mereka akan mulai mempersiapkan “perang panjang” dengan ‘Israel’.
Operasi tersebut dilakukan saat ‘Israel’ terus melancarkan genosida di Gaza sambil secara bersamaan melancarkan serangan udara brutal terhadap Lebanon – tempat angkatan udara ‘Israel’ telah menewaskan ratusan orang dan melukai sekitar 2.000 orang dalam waktu kurang dari sepekan. (zarahamala/arrahmah.id)