GAZA (Arrahmah.id) – Hampir 380 penulis dari Inggris dan Irlandia, termasuk Zadie Smith dan Ian McEwan, menulis surat terbuka pada Rabu (28/5/2025) yang mengecam genosida “Israel” di Gaza dan mendesak gencatan senjata.
Surat tersebut menyerukan “bangsa-bangsa kita dan masyarakat dunia untuk bergabung dengan kami dalam mengakhiri kebisuan dan kelambanan kolektif kita dalam menghadapi kengerian ini,” tulis mereka dalam surat yang dipublikasikan di situs Medium.
“Penggunaan kata ‘genosida’ atau ‘tindakan genosida’ untuk menggambarkan apa yang terjadi di Gaza tidak lagi diperdebatkan oleh para ahli hukum internasional atau organisasi hak asasi manusia,” lanjut surat itu.
“Israel” telah berulang kali membantah semua tuduhan genosida dalam perangnya di Gaza.
Surat itu muncul sehari setelah 300 penulis berbahasa Prancis, termasuk pemenang hadiah Nobel Sastra Annie Ernaux dan Jean-Marie Gustave Le Clezio, menandatangani pernyataan serupa yang mengutuk “genosida”.
“Warga Palestina bukanlah korban abstrak dari sebuah perang yang abstrak. Terlalu sering, kata-kata telah digunakan untuk membenarkan yang tidak dapat dibenarkan, menyangkal yang tidak dapat disangkal, membela yang tidak dapat dipertahankan,” kata para penulis Inggris dan Irlandia itu, seperti dilaporkan AFP.
Para penulis, termasuk novelis Elif Shafak dan penulis naskah Hanif Kureishi serta klub penulis Skotlandia dan Wales, PEN, menyerukan gencatan senjata, “distribusi makanan dan bantuan medis segera” di Gaza dan sanksi terhadap “Israel”.
Kecaman internasional semakin meningkat atas blokade bantuan kemanusiaan dan serangan tanpa henti yang dilakukan “Israel” setelah gencatan senjata pada bulan Maret lalu dan mengintensifkan operasi militer bulan ini.
Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan 53.977 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah terbunuh dalam serangan “Israel” sejak Oktober 2023.
“Ini bukan hanya tentang kemanusiaan kita bersama dan semua hak asasi manusia; ini adalah tentang kesesuaian moral kita sebagai penulis di zaman kita,” kata para penulis tersebut.
Pada Senin, lebih dari 800 ahli hukum yang berbasis di Inggris, termasuk mantan hakim Mahkamah Agung, menulis surat kepada Perdana Menteri Keir Starmer dan mengatakan: “Genosida sedang terjadi di Gaza atau, paling tidak, ada risiko serius terjadinya genosida.
“Pelanggaran serius terhadap hukum internasional sedang dilakukan dan semakin diancam oleh ‘Israel’,” kata para pengacara itu, seraya menambahkan bahwa Inggris “berkewajiban secara hukum untuk mengambil semua langkah yang masuk akal sesuai dengan kewenangannya untuk mencegah dan menghukum genosida.” (haninmazaya/arrahmah.id)