GAZA (Arrahmah.id) – Koresponden Al Jazeera melaporkan bahwa seorang dokter dan pasien terluka pada Jumat (22/11/2024), akibat bom ‘Israel’ yang ditembakkan ke Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza, sementara Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa seluruh rumah sakit di Jalur Gaza akan berhenti beroperasi dalam waktu 48 jam karena kekurangan bahan bakar mengingat pengepungan yang dilakukan oleh pendudukan.
Sebuah sumber medis menjelaskan bahwa dokter Palestina Saeed Joda dan sejumlah pasien terluka setelah pesawat nirawak ‘Israel’ menjatuhkan bom di Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara.
Sementara itu, Hussam Abu Safiya, direktur Rumah Sakit Kamal Adwan, mengonfirmasi kepada Al Jazeera bahwa seorang dokter dan sejumlah pasien terluka akibat pengeboman ‘Israel’ terhadap rumah sakit tersebut kemarin.
Ia menambahkan bahwa pintu masuk rumah sakit tersebut menjadi sasaran agresi ‘Israel’ tanpa peringatan sebelumnya sebagai bagian dari pengeboman yang disengaja untuk hari kedua berturut-turut dan penargetan sebelumnya, dengan mengatakan bahwa pesawat pendudukan tersebut dengan sengaja menargetkan sistem kesehatan di Jalur Gaza.
Abu Safiya juga mengatakan sebelumnya bahwa seorang dokter yang bekerja di rumah sakit tersebut kehilangan 17 anggota keluarganya, kebanyakan dari mereka adalah anak-anak dan wanita, setelah tentara ‘Israel’ mengebom rumahnya di sekitar rumah sakit tersebut, dan seorang dokter lainnya kehilangan 19 anggota keluarganya dalam pengeboman ‘Israel’ saat ia bekerja di unit gawat darurat.
Pada gilirannya, Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan keprihatinannya yang “mendalam” tentang keselamatan pasien dan tim medis di Rumah Sakit Kamal Adwan, dengan mencatat bahwa sistem oksigen rumah sakit tersebut tidak berfungsi setelah serangan pesawat tak berawak ‘Israel’.
Organisasi tersebut mengatakan bahwa “permusuhan” di sekitar Rumah Sakit Kamal Adwan harus segera dihentikan, selain mengamankan akses misi kemanusiaan.
48 jam
Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza memperingatkan pada Jumat (22/11), bahwa semua rumah sakit di Jalur Gaza akan berhenti bekerja atau mengurangi layanan mereka dalam waktu 48 jam karena kekurangan bahan bakar, karena otoritas pendudukan menolak untuk mengizinkannya memasuki Jalur yang hancur, yang telah dilanda perang selama lebih dari setahun.
Sumber-sumber medis juga mengatakan bahwa sistem kesehatan di Gaza beroperasi dalam kondisi yang sangat sulit, dan bahwa kurangnya pasokan medis dan penolakan ‘Israel’ untuk mengizinkan delegasi medis bedah masuk memperburuk situasi dan membuat rumah sakit tidak dapat menyelamatkan yang terluka.
Sumber-sumber Palestina menyatakan bahwa rumah sakit di Jalur Gaza utara, sistem ambulans, dan pertahanan sipil menghadapi penargetan sistematis oleh pendudukan, yang telah melancarkan serangan kekerasan di kamp Jabalia dan wilayah utara sejak 6 Oktober, yang menyebabkan lebih dari dua ribu syuhada dan lebih dari 6 ribu orang terluka, dan penghancuran besar-besaran bangunan tempat tinggal. (zarahamala/arrahmah.id)