RIYADH (Arrahmah.id) — Menurut sumber Saudi, klaim yang dimuat sejumlah media asing yang menyatakan bahwa Arab Saudi berencana untuk memberikan lisensi penjualan alkohol mulai tahun 2026 adalah salah. Menurutnya klaim ini tidak memiliki konfirmasi resmi dari otoritas terkait dan tidak mencerminkan kebijakan atau peraturan yang ada di Arab Saudi.
Sumber tersebut mengatakan kepada Arab News (26/5/2025) bahwa Arab Saudi, di bawah visi ambisiusnya untuk mengembangkan sektor pariwisata, tetap berkomitmen untuk menawarkan pengalaman yang unik dan mendalam secara budaya.
Pendekatan ini telah diterima dengan baik oleh pengunjung internasional yang datang untuk menjelajahi warisan Kerajaan yang kaya dan lanskap alam yang beragam.
Mengenai peraturan alkohol untuk diplomat non-Muslim, sumber tersebut mengklarifikasi bahwa Arab Saudi telah memperkenalkan kerangka kerja baru yang bertujuan untuk mencegah penggunaan pengiriman diplomatik yang tidak sah.
Di bawah langkah-langkah baru ini, kedutaan besar negara-negara non-Muslim tidak lagi diizinkan untuk mengimpor alkohol dan barang-barang tertentu lainnya dalam pengiriman diplomatik.
Namun, akses terkendali terhadap barang-barang tersebut tetap dimungkinkan berdasarkan pedoman regulasi yang ketat untuk mencegah penyalahgunaan.
Menurut Saudivisa.org (8/12/2024), sistem perizinan minuman beralkohol merupakan salah satu dari banyak reformasi dalam Visi 2030, strategi negara untuk mengurangi ketergantungan pada minyak dan mengembangkan sektor-sektor seperti pariwisata, hiburan, dan perhotelan.
Pemerintah Saudi telah memulai pekerjaan untuk rencana ini dengan membuka bar alkohol pertama pada Januari 2024 dan klub malam untuk anak muda yang gemar berpesta.
Negara tersebut juga telah mencabut pembatasan konsumsi alkohol oleh diplomat yang non-Muslim. Sebelumnya, mereka diizinkan membawa alkohol ke negara tersebut melalui paket tertutup yang dikenal sebagai kantong diplomatik, tetapi hal ini tidak perlu dilakukan.
Para pejabat berharap perubahan ini akan menciptakan lapangan kerja dan menarik merek hotel global serta penyelenggara acara, sehingga membuat Arab Saudi lebih kompetitif sebagai tujuan acara internasional terkemuka.
Beberapa jaringan hotel global telah mulai menyesuaikan rencana mereka untuk properti di Saudi untuk mengantisipasi perubahan tersebut.
Meskipun langkah ini menandakan pendekatan yang lebih modern dan ramah pengunjung, pemerintah telah menjelaskan bahwa regulasi yang ketat akan tetap menjadi prioritas. Penjualan alkohol berlisensi akan diawasi secara ketat, dan penyalahgunaan apa pun akan membawa konsekuensi.
Tujuannya, kata pihak berwenang, adalah untuk menyambut dunia tanpa kehilangan identitas budaya—memposisikan Arab Saudi sebagai pemain yang progresif, namun terhormat di peta pariwisata global. (hanoum/arrahmah.id)