JAKARTA (Arrahmah.id) — Ketua Umum DPP Jalinan Alumni Timur Tengah Indonesia (JATTI), Ustaz Bachtiar Nasir (UBN), mengingatkan umat Islam tentang krisis kemanusiaan yang kian mengerikan di Sudan. Menurutnya, bencana kemanusiaan yang terjadi di negeri Afrika tersebut justru lebih dahsyat dibandingkan dengan penderitaan rakyat Gaza.
“Yang terjadi di Sudan ini jauh lebih dahsyat dari Gaza. Di Gaza, jumlah korban terbunuh sekitar 70 ribu orang. Tapi di Sudan, hanya dalam hitungan hari, sudah 150 ribu nyawa melayang,” ujar UBN dalam Kuliah Semangat Pagi yang tayang di kanal YouTube Bachtiar Nasir pada Selasa (4/11/2025).
UBN menjelaskan, perang di Sudan merupakan konflik internal antara dua kekuatan militer—Sudanese Armed Forces (SAF) dan Rapid Support Forces (RSF)—yang kini berubah menjadi perang brutal tanpa batas. “Rakyat sipil menjadi korban paling besar. Mereka ditembaki, rumah sakit hancur, lebih dari 80 persen fasilitas kesehatan lumpuh total. Ini bukan lagi konflik politik, tapi pembantaian kemanusiaan,” tegasnya.
Ia mengungkapkan, pasukan RSF kini menguasai hampir seluruh wilayah Darfur, termasuk kota El Fasher, sedangkan SAF masih bertahan di bagian utara dan timur Sudan seperti Port Sudan dan Laut Merah dengan dukungan asing.
Menurut UBN, perang ini telah menjelma menjadi proxy war—perang kepentingan yang dikendalikan kekuatan luar. “Sudah bukan murni konflik Sudan. Negara-negara dengan kepentingan ekonomi dan ideologi ikut bermain di balik layar. Mereka memperpanjang konflik demi keuntungan sendiri,” ujarnya.
Ia juga menyoroti akar dari kekacauan tersebut: perebutan kekuasaan militer, ketimpangan ekonomi, dan luka etnis yang tak kunjung sembuh. “Ketika hawa nafsu berkuasa dan senjata dipegang oleh orang yang tidak takut Allah, maka rakyatlah yang paling menderita,” kata UBN.
Dalam pesannya, ia mengajak umat Islam di Indonesia untuk peduli terhadap penderitaan saudara seiman di Sudan dan di tempat lain. “Sayangilah yang di bumi, maka kamu akan disayangi oleh yang di langit. Seorang Muslim sejati tidak akan tenang melihat saudaranya dizalimi,” tutupnya penuh keprihatinan.
(Samirmusa/arrahmah.id)