TEPI BARAT (Arrahmah.id) – Jumlah total jurnalis Palestina yang saat ini berada di penjara ‘Israel’ telah mencapai 49, kata Masyarakat Tahanan Palestina (PPS), seraya menambahkan bahwa pasukan ‘Israel’ telah menangkap sedikitnya 177 reporter sejak dimulainya genosida di Gaza.
“Pihak berwenang ‘Israel’ terus meningkatkan penargetan mereka terhadap jurnalis Palestina melalui penangkapan sistematis, selain penargetan jurnalis setiap hari saat mereka melakukan pekerjaan mereka,” katanya dalam sebuah pernyataan pada Selasa (29/4/2025).
“Jurnalis menjadi sasaran semua kejahatan sistematis yang dialami oleh para tahanan, termasuk kelaparan, kejahatan medis, penyiksaan, dan berbagai bentuk penganiayaan.”
Hingga saat ini, ada 19 wartawan yang berada dalam penahanan administratif, praktik yang hanya digunakan oleh ‘Israel’ , yang mengizinkan otoritasnya menahan seseorang tanpa dakwaan atau pengadilan, tambahnya.
Pernyataan PPS muncul setelah pasukan ‘Israel’ pagi kemarin menangkap jurnalis Ali al-Samoudi setelah menggerebek rumahnya di kota Jenin.
Menurut sumber setempat, pasukan tersebut menyerbu rumah al-Samoudi di lingkungan Al-Zahraa, mengacak-acak properti, merusak beberapa barang, dan membawanya pergi dengan tangan diborgol, lalu membawanya ke lokasi yang tidak diketahui.
Al-Samoudi terkenal karena liputannya tentang berbagai peristiwa dan serangan ‘Israel’ di Jenin. Ia telah beberapa kali terluka oleh tembakan ‘Israel’ , terutama selama pembunuhan yang disengaja oleh ‘Israel’ terhadap jurnalis Shireen Abu Akleh pada Mei 2022. Saat itu, ia menemani jurnalis tersebut dan rekan-rekannya yang lain selama liputan tentang serangan militer ‘Israel’ ke kamp pengungsi Jenin.
Jurnalis Palestina terus menghadapi pelanggaran yang sering dilakukan oleh pasukan ‘Israel’ di tengah genosida yang sedang berlangsung di Gaza dan serangan militer berulang kali di Tepi Barat.
Menurut Serikat Jurnalis Palestina (PJS), 15 jurnalis Palestina dibunuh oleh pasukan ‘Israel’ pada kuartal pertama tahun ini saja.
PJS juga melaporkan bahwa pasukan ‘Israel’ menghancurkan 12 rumah jurnalis dengan rudal dan peluru, serta melukai 11 lainnya secara serius.
Laporan Komite Kebebasan sindikat tersebut mencatat bahwa sekitar 117 wartawan, kebanyakan di Tepi Barat, diserang, ditekan, atau dicegah untuk meliput, terutama di Yerusalem dan Jenin yang diduduki. Selain itu, peralatan kerja disita atau dihancurkan dalam 16 kasus yang terdokumentasi.
‘Israel’ juga menargetkan jurnalis di Jalur Gaza yang dilanda perang, menewaskan sedikitnya 212 pekerja media sejak serangan dimulai pada Oktober 2023, dalam apa yang digambarkan Kantor Media Pemerintah Gaza sebagai upaya untuk mencegah peliputan kejahatan. (zarahamala/arrahmah.id)