RIYADH (Arrahmah.id) — Presiden Amerika Serikat Donald Trump menggelar pertemuan dengan Presiden Suriah, Ahmad Asy-Syaraa, pada Rabu (13/5) di ibu kota Arab Saudi, Riyadh. Pertemuan ini menjadi momen bersejarah karena menandai perjumpaan pertama antara pemimpin tertinggi kedua negara dalam seperempat abad terakhir.
“Amerika Serikat tengah mempertimbangkan normalisasi hubungan dengan Suriah setelah pertemuan ini,” ujar Trump dalam pidatonya saat membuka KTT Teluk-Amerika di Riyadh. “Pencabutan sanksi adalah bentuk peluang baru bagi rakyat Suriah.”
Pertemuan bilateral ini berlangsung di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi Teluk-Amerika dan turut dihadiri oleh Putra Mahkota Saudi Muhammad bin Salman, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (yang bergabung melalui konferensi video), Menteri Luar Negeri AS Mark Rubio, serta Menlu Suriah As’ad asy-Syibani.

Kantor berita Anadolu melaporkan bahwa Presiden Erdogan menilai langkah Trump mencabut sanksi terhadap Suriah sebagai “keputusan bersejarah yang dapat membuka babak baru di kawasan.” Erdogan juga menegaskan bahwa Turki akan terus mendukung Damaskus dalam menghadapi kelompok teroris, khususnya DAISH (ISIS).
Gedung Putih sebelumnya telah mengonfirmasi bahwa pertemuan antara Trump dan Asy-Syaraa dijadwalkan berlangsung sebelum pembukaan resmi KTT tersebut.
Meski isi pembicaraan belum dipublikasikan secara rinci, kantor berita mengutip sumber-sumber yang menyebut bahwa Presiden Asy-Syaraa mengusulkan sebuah proyek kerja sama ekonomi, termasuk pembangunan “Trump Tower” di pusat kota Damaskus. Kesepakatan tersebut juga dikabarkan mencakup hak akses Amerika terhadap ladang minyak dan gas Suriah, upaya menenangkan ketegangan dengan entitas “Israel”, serta kolaborasi untuk membatasi pengaruh Iran di kawasan.
Langkah Trump mencabut sanksi terhadap Suriah diumumkan sehari sebelumnya dalam Forum Investasi Saudi-Amerika di Riyadh, yang disambut positif oleh pemerintahan Damaskus dan beberapa negara Arab.
Untuk diketahui, pertemuan terakhir antara pemimpin Amerika dan Suriah terjadi pada tahun 2000, ketika Presiden AS Bill Clinton bertemu dengan Presiden Suriah saat itu, Hafez al-Assad, di Jenewa.
(Samirmusa/arrahmah.id)