GAZA (Arrahmah.id) – Brigade Izzuddin Al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam Hamas, mengumumkan telah menargetkan pasukan penjajah “Israel” dengan serangan roket di kawasan Al-Atatra, Beit Lahiya, Jalur Gaza utara. Serangan tersebut, yang terjadi dua hari lalu, diklaim menyebabkan sepuluh tentara penjajah tewas atau terluka.
Pada Senin (26/5), media penjajah melaporkan bahwa dua prajurit mereka mengalami luka parah akibat pertempuran di Beit Lahiya.
Sehari sebelumnya, Al-Qassam juga menyampaikan bahwa mereka melakukan operasi ganda terhadap pasukan “Israel” yang berlindung di sebuah rumah di kota Al-Qararah, sebelah timur Khan Younis, wilayah selatan Jalur Gaza.
“Para mujahid Al-Qassam, setelah kembali dari garis pertempuran, mengonfirmasi bahwa mereka telah meledakkan rumah tersebut dengan sejumlah alat peledak dahsyat, yang menyebabkan bangunan runtuh dan sejumlah tentara penjajah antara tewas dan terluka,” demikian isi pernyataan resmi Al-Qassam.
Al-Qassam juga menambahkan bahwa para pejuangnya meledakkan mulut terowongan saat sekelompok tentara penjajah tiba di lokasi, lalu terjadi baku tembak jarak dekat dengan senjata ringan. Helikopter militer “Israel” dilaporkan mendarat untuk mengevakuasi korban luka dari lokasi serangan.
Operasi tersebut dilaksanakan pada Selasa pagi, 20 Mei 2025. Al-Qassam menegaskan bahwa operasi itu merupakan balasan atas kejahatan-kejahatan penjajah dan kelanjutan dari perjuangan perlawanan.
Menurut data militer penjajah, sejak pecahnya agresi ke Gaza pada 7 Oktober 2023, sebanyak 854 perwira dan tentara tewas, termasuk 413 di antaranya dalam pertempuran darat. Selain itu, 5.846 tentara dilaporkan terluka, dengan 2.641 korban berasal dari pertempuran di darat.
Data tersebut mencakup korban di Gaza, Tepi Barat, Lebanon, dan wilayah pendudukan lainnya, namun tidak termasuk aparat kepolisian dan intelijen. Militer penjajah dituduh menyembunyikan jumlah korban sebenarnya, terutama mengingat banyaknya operasi dan penyergapan yang diumumkan oleh faksi-faksi perlawanan Palestina, yang kerap menimbulkan korban di pihak penjajah.
Sejak 7 Oktober 2023, dengan dukungan Amerika Serikat, “Israel” terus melakukan kejahatan genosida di Jalur Gaza yang telah menyebabkan lebih dari 176.000 warga Palestina gugur dan terluka, sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan. Lebih dari 11.000 orang masih hilang, dan ratusan ribu lainnya mengungsi dari tempat tinggal mereka.
(Samirmusa/arrahmah.id)