EROPA (Arrahmah.com) – Gerakan counter-Jihad yang terinspirasi oleh jagal Anders Breivik yang membantai puluhan anak Muslim di Norwegia, tumbuh pesat di AS dan Eropa, sebuah laporan terbaru oleh kelompok aktivis Inggris Hope not Hate yang telah memetakan penyebaran mereka dan hubungan antara mereka.
Dokumen ini mengidentifikasi 300 organisasi dan individu yang menggunakan retorika anti-Islam untuk menarik pendukung dan pemilih. Ini menyoroit Inggris sebagai hotspot untuk kelompok tersebut, mengutip total 22 kelompok anti-Islam saat ini beroperasi di negara itu, English Defense League (EDL) yang berbasis di Luton sebagai salah satu yang paling berpengaruh.
Laporan ini juga terlihat pada AS, menyoroti jaringan 47 organisasi anti-Islam yang menyebar “persepsi negatif mengenai Islam, minoritas Mulim dan kebudayaan Islam”.
Anders Breivik yang membantai 77 orang (70 diantaranya anak Muslim) di sebuah pulau di Norwegia, sebelumnya mengaku memiliki hubungan dengan organisasi Luton, memuji kelompok radikal ini dalam manifestonya dan menyebutnya sebagai “berkah”.
Pada persidangan pekan lalu, ia membantah semua koneksi tersebut. Breivik mengatakan di pengadilan bahwa Luton yang berlokasi sekitar 50 Km dari utara London adalah “medan perang” di mana terdapat lebih dari 1.000 Muslim di daerah tersebut dan bahwa penduduk setempat ingin memperkenalkan hukum Syariah di sana.
Dalam menanggapi klaim bahwa blog EDL memposting bahwa mereka terinspirasi oleh pembunuh massal Breivik, ketua gerakan, Paul Weston menggarisbawahi laporan oleh Ivor Bennet bahwa “tidak ada bukti dokumentasi dari setiap apa yang disebut gerakan sayap kanan, pergi keluar dan menembaki orang-orang”.
“Mereka mungkin menjadi inspirasi bagi dia, tapi kami tidak bisa mengatakan apa-apa,” klaim Weston.
EDL yang menamai gaya mereka sebagai “pemrotes damai terhadap Islam”, mengklaim telah memiliki lebih dari 100.000 pendukung di seluruh Inggris. Namun, angka penelitian memperkirakan pendukung mereka sekitar 25.000 anggota.
Banyak yang khawatir bahwa kelompok-kelompok proliferasi sentimen anti-Islam dapat menyebabkan pembantaian gaya Breivik di Inggris.
Seorang anggota pergerakan telah ditangkap pada Jumat pekan lalu untuk penyerangan dan memiliki materi inflamasi rasial, menurut kepolisian Northumbria.
Dia dilaporkan telah memposting di Facebook bahwa ia memiliki bom pipa dan mengancam akan menyerang restoran Asia di tengah kota South shields.
“Beri aku senjata dan aku akan melakukan semua gaya Oslo,” tulisnya di Facebook.
Matthews Collins, seorang juru kampanye untuk organisasi Hope not Hate mengatakan bahwa pemerintah Inggris “harus melihat EDL seperti yang mereka lakukan terhadap kelompok Islam radikal” karena mereka merupakan ancaman untuk masyarakat.
“Masalahnya adalah mereka menginspirasi orang-orang. Mereka mengatur orang, mereka mengisi kepala orang dengan omong kosong. Ada orang di EDL yang benar-benar berpikir bahwa mereka semacam tentara salib dan masalahnya adalah bahwa kelompok ekstrimis dapat memicu seseorang melakukan sesuatu, sesuatu yang sangat menyenangkan dan cukup menyenangkan,” ungkapnya. (haninmazaya/arrahmah.com)