OSLO (Arrahmah.com) – Sebagai kelanjutan dari serangan kembar yang menewaskan lebih kurang 93 orang, komunitas Muslim Oslo menuturkan bahwa mereka merasa dicurigai setelah sebelumnya pemerintah, kepolisian, dan media menduh serangan itu dilakukan oleh militan Islam, Middle East Online melaporkan pada Senin (25/7/2011).
Di jalan-jalan ibukota pada hari Minggu (24/7), banyak Muslim mengatakan mereka lebih baik tinggal di dalam rumah mereka beberapa jam pertama setelah ledakan bom mobil karena takut jiwa mereka terancam.
“Pada hari Jumat, setelah ledakan, saya tidak pergi bekerja, saya tinggal di rumah,” kata sopir taksi, Muhammad Ali Farah.
“Saya takut, sebagaimana halnya yang dirasakan oleh semua sopir taksi (yang 99,7 persennya adalah imigran),” kata pria 30 tahun yang berasal dari Mogadishu, Somalia, itu.
“Semua orang pasti berpikir pelakunya adalah umat Islam. Bos saya adalah seorang Pakistan, dia mengerti, dia tahu masalahnya. Aku tidak kembali bekerja sampai hari Sabtu.”
Namir Atif (30) berkata: “Saya merasa orang Norwegia, saya lahir di sini tapi saya berasal dari Maroko.
“Memang benar bahwa semua orang langsung berpikir itu adalah serangan Islamis, mereka menunjuk jari pada kami.”
Dalam laporan yang dipublikasikan pada awal tahun ini, departemen keamanan negara Norwegia menyatakan adanya kekhawatiran serangan Islam di tanah mereka namun tidak mempertimbangkan ekstrim kanan sebagai “ancaman serius”.
Naima, seorang wanita dari Maroko yang tidak mau memberikan nama lengkapnya, katanya tiba di Oslo tiga bulan lalu.
Dia mengaku khawatir setelah ledakan bom, yang terjadi tidak jauh dari tempat dia tinggal.
Naima mengatakan ia menyadari bahwa komunitas Muslim di dekatnya akan dicurigai.
“Mereka menangkap seorang Maroko beberapa jam setelah insiden itu tanpa alasan,” kata seorang pemuda Tunisia yang tidak menyebutkan namanya saat ia mengatakan ia tidak punya surat-surat tinggal.
Ia mengeluhkan pada pencitraburukan Islam yang terjadi di Barat. Komunitas Muslim harus selalu bertanggung jawab “saat ada bom meledak”, lanjutnya.(althaf/arrahmah.com)