IRAK (Arrahmah.com) – Sesungguhnya segala puji bagi Allah, kita memuji-Nya, memohon pertolongan dan ampunan kepada-Nya. Kita berlindung kepada-Nya dari kejahatan diri kita sendiri dan keburukan amal kita. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah tak akan ada orang yang sanggup menyesatkannya, dan barangsiapa yang disesatkan tak akan ada yang sanggup menunjukinya.
Aku bersaksi bahwasannya tiada ilah melainkan Allah semata, tiada serikat bagi-Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad saw adalah hamba dan utusan-Nya.
Amma ba’du
Topik pembicaraan kita saat ini berkenaan dengan bumi yang penuh dengan berkah dan tanah yang penuh dengan kebaikan (Palestina). Sebagaimana yang telah kita saksikan terjadi peristiwa gawat yang mengancam di Gaza akhir-akhir ini. Bahwa Yahudi dan kroni-kroninya tidak akan memberikan sikap respek kepada mereka, melainkan akan bersikap cuek. Maka mereka melakukan blokade yang sangat dzalim, yang dari hari ke hari semakin memprihatinkan. Itulah nasib negeri yang kemuliaannya disebutkan oleh Allah di dalam firmanNya
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidilharam ke Al Masjidilaksa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (al-Isra’:1)
Allah telah menjadikan usaha serius untuk melakukan lawatan ke masjid Aqsha sebagai bentuk ibadah, sebagaimana sabda rasulullah shallallahu alaihi wasallam:
Janganlah memaksakan perjalanan kecuali ke tiga masjid, masjid al-Haram, masjid ar-rasul, dan masjid al-Aqsha.
Selain itu Allah memuliakan penduduknya dengan jihad fi sabilillah, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam;
Akan ada sekelompok orang di antara umatku yang senantiasa membela kebenaran, akan mengalahkan musuh-musuh mereka. Orang-orang yang menyelisihinya tidak akan membahayakannya melainkah hanya menimpakan cobaan hingga datangnya ketentuan Allah, dan mereka tetap dalam keadaan seperti itu. Mereka (para shahabat) bertanya; Wahai Rasulullah, di manakah mereka? Rasulullah menjawab; Di Baitul maqdis, dan di sekitar Baitul Maqdis. (HR Ahmad)
Karena kita percaya bahwa kisaran persengketaan antara umat berkaitan dengan kemuliaan dan kesuciannya, dan itu pula yang menjadi tujuan musuh-musuh agama ini, Yahudi dan antek-anteknya melakukan makar, baik dengan cara mengadakan pendudukan langsung sebagaimana yang dilakukan di al-Quds, atau dengan sekedar menjadi otaknya saja sebagaimana yang dilakukan terhadap dua wilayah al-haram (Makkah dan Madinah).
Sebab Yahudi adalah pangkal dan sumber kerusakan. Dan hakekat peperangan melawan mereka berkisar pada masalah al-Quds, dan pergumulan dengan mereka akan terus berlangsung hingga batu dan pepohonan akan ikut berperang bersama kita. Maka kemenangan dalam peperangan itu akan diberikan kepada Islam dan pengikut-pengikutnya.
Topik pembicaraan kita saat ini, tentang pandangan kami terhadap peperangan dengan Yahudi di bumi kebangkitan dan perkumpulan.
Sebelum itu, ada baiknya kita memastikan kepada beberapa fenomena yang kita yakini, dan hal ini harus kita ketahui bersama sebelum kita melanjutkan pembicaraan tentang solusi.
Pertama: Sesungguhnya problematika al-Aqsha adalah problematika ummat islam, yang harus diselesaikan oleh setiap orang muslim. Problem ini tidak bisa dibatasi hanya sebagai problem nasionalisme yang amat buruk atau patriotisme yang sangat keji. Bagaimanapun para penjual al-Aqsha berusaha untuk membungkam suara yang menghendaki kebenaran dan mengajak kepada kebenaran, tetapi setiap muslim tetap merasa bertanggung jawab untuk mebebaskan Palestina, sebagaimana muslim Palestina merasa bertanggung jawab untuk membebaskan Iraq, Chechnya dan Negara-negara Islam lainnya.
Allah berfirman :
Sesungguhnya ummat kalian ini adalah umat yang satu, dan AKU adalah Rabb kalian, maka sembahlah Aku. (al-Anbiya’:112)
Inilah hakekat kenyataan, dan al-hamdulillah hakekat ini telah tertanam kuat di hati ummat Islam pada umumnya, dan penduduk wilayah al-Quds khususnya. Pernyataan seorang tua penduduk al-Quds yang telah berlalu lebih dari seratus tahun telah membuatku dan orang-orang yang ada di sekitarku menangis, ketika itu ada seorang Yahudi memintanya untuk menjual rumahnya, dan dia menawarnya harga rumah dengan mengatakan, ini ada cek silakan tulis semaumu, berapapun jumlahnya akan kami tanda tangani. Orang tua itu menjawab pernyataan Yahudi, “Akan aku berikan kepadamu rumahku dengan syarat, Anda bisa meminta tanda tangan setiap muslim di seluruh penjuru dunia, meskipun usianya baru dua bulan, semuanya harus menyepakati penjualan rumahku. Jika mereka semua sepakat ntuk menual rumah mereka, rumah itu akan ku berikan kalian kepada kalian cuma-cuma, dan aku serahkan urusanku kepada Allah”.
Kedua: Sesungguhnya Negara Israel dibangun atas dasar keagamaan, maka Negara itu adalah Negara Keagamaan. Jadi telah berdustalah orang yang mengatakan bahwa Negara itu adalah Negara sekular, atau Negara sekuler yang diperalat oleh agama. Sesungguhnya Negara itu adalah bibit penyakit yang berbahaya, yang tumbuh di dalam tubuh ummat, maka harus dicabut meskipun harus mengorbankan ribuan perjanjian damai.
Ketiga: Bagi kami tidak ada bedanya antara Yahudi dan Zionisme. Membatasi pergumulan hanya dengan Zionisme adalah pemilahan yang keji. Sifat yahudi yang disebutkan di dalam kitabullah akan tetap berlaku sepanjang sejarah, terus menerus diwarisi dari generasi ke generasi. Firman Allah:
Setiap kali mereka menyalakan api untuk peperangan, Allah memadamkannya, dan mereka di muka bumi selalu membuat kerusakan, dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan. (al-Maidah:120)
Keempat: Sesungguhnya para pemimpin Nasionalis Arab, dengan revolusi mereka yang gagal, justru mengokohkan berdirinya Negara Israel. Hal itu tampak dari kesediaan mereka bergabung dengan pasukan Inggris, dan masuknya mereka ke wilayah al-Quds sebagai penakluk. Mereka melenyapkan umat Islam dan membagi-baginya di dalam perjanjian Sykes Pico, sebuah pertemuan raja-raja yang lemah di Yordania, Iraq, Syam dan Jazirah.
Kelima: Sesungguhnya organisasi-organisasi di Palestina telah mengalami campur aduk dan sangat mengherankan, antara Ba’tsisme, Sekularisme, dan Komunisme, dan lain-lainnya. Selama beberapa tahun ini mereka telah berjanji untuk membebaskan al-Aqsha. Justru mereka inilah yang menyebabkan tumbulnya bencana dan menjadi sumber persoalan. Jika saja ada sedikit hal yang bisa mereka realisasikan, setelah beberapa tahun melalui kedustaan yang panjang, Allah membongkar kejahatan dan aib mereka, dan jelaslah bagi setiap muslim bahwa sesungguhnya mereka adalah pedagang-pedagang isu Palestina yang rugi.
Keenam: Semua kelompok bersenjata yang berafiliasi pada jama’ah ikhwanul Muslimin, khususnya di medan ini, dengan pimpinannya adalah HAMAS, kecuali mereka yang ikhlas di antara anggota al-Qassam, sesungguhnya mereka telah mengkhianati agama dan ummat ini. Mereka mengingkari darah syuhada’. Rantai pengkhianatan para pemimpin politik mereka terus berjalan. Dan sejak beberapa tahun seluruh anak negeri Palestina ini mengetahui kisah blokade materi yang sangat kejam dan dzalim, yang dilakukan oleh kepemimpinan itu terhadap Brigade al-Qassam dalam masa yang cukup panjang. Blokade itu dilakukan sejak intifadlah kedua, untuk menekan anggota al-Qassam yang tetap ikhlas agar mengikuti keputusan politik yang sial. Maka hasilnya adalah pembunuhan dan penyerahan kaum bersenjata yang ikhlas kepada Yahudi dan antek-anteknya, yaitu pemimpin pengkhianat.
Dan sekilas pengkhianatan kepemimpinan HAMAS nampak dalam beberapa point berikut;
1. Keikutsertaan mereka ke dalam proses politik yang berada di bawah Undang-undang sekuler buatan manusia dan berpijak pada kesepakatan Oslo yang berisi kesepakatan untuk mengosongkan sekitar ¾ wilayah Palestina.
2. Pengakuan secara diam-diam terhadap Negara Israel dengan mengakui pembentukan Negara yang dibangun berdasarkan kesepakatan Oslo, serta pengakuan mereka atas sahnya presiden mereka yang sekuler, murtad dan menjadi agen Yahudi.
3. Pernyataan mereka untuk menghormati keputusan internasional yang berasal dari PBB. Hanya mengakui PBB saja merupakan bentuk pengakuan terhadap perundang-undangan buatan manusia dan juga pengakuan terhadap Negara Israel yang menjadi anggota lembaga dunia itu.
4. Keikutsertaan mereka dalam aliansi yang mengherankan dengan rejim murtad, khususnya di Mesir dan Syiria. Kedua Negara itu yang mengingkari darah saudara-saudara mereka dalam pembantaian Hamah.. (Khalid) Misy’al telah menyebut kejahatan sang pembunuh Hafidz al-Asad karena telah puluhan kali membantai muslim yang ikhlas, yang memelihara ummat bangsa Arab dan membela hak-hak bangsa Palestina.
Apakah, (Khalid) Misy’al dan yang lainnya tidak mengetahui bahwa tentara an-Nushairi Syiria adalah racun bagi kaum muslimin ahlus sunnah di Libanon, khususnya bangsa Palestina di berbagai Kamp pengungsian. Yitsaq Rabin, bekas Perdana Menteri Israel, tentang interfensi Syiria ke Libanon, ia mengatakan, “Sesunguhnya Israel tidak menemukan alasan untuk menolak tentara Syiria untuk melakukan penetrasi ke Libanon. Tentara ini akan menyerang orang-orang Palestina, dan jika kami hentikan atau kami halangi, kami bisa membantu orang-orang Palestina.
Dan bersekutu dengan Rafidlah Nushairiyyah di Syiria dengan pengakuan untuk membebaskan Palestina adalah pengkhianatan besar. Sesungguhnya Shalahuddin tidak memasuki wilayah Palestina dan menaklukkannya sebelum mengambil tindakan untuk menghancurkan Negara kaum Rafidlah al-Ubaidiyyah di Mesir dan Syam. Sementara an-Nushairiyyah memiliki aqidah yang lebih buruk dan menyimpan kedengkian yang lebih besar.
Syaikhul Islam rahimahullah berkata; Nushairiyyah adalah kaum kuffar, menurut kesepakatan kaum muslimin. Maka tidak halal memakan hasil sembelihan mereka, menikah dengan wanita mereka, dan mereka tidak ditetapkan untuk membayar jizyah maka mereka itu murtad dari agama Islam, bukan termasuk kaum muslimin, bukan Yahudi dan bukan Nasrani.
5. Mereka menelantarkan mujahidin semuanya, bahkan melakukan kesepakatan secara diam-diam untuk membunuh dan mengusir ahlu tauhid. Dia antara yang menunjukkan hal itu adalah kata mereka di Moskow, “Sesungguhnya masalah Chechnya adalah masalah dalam negeri Rusia”. Juga penjelasan mereka bahwa mereka tidak ada hubungan sama sekali dengan jihad di Iraq, dan tidak akan pernah terlibat dengan mereka”
6. Mereka mengatakan, bahwa mereka tidak akan berusaha mengislamisasikan masyarakat. Karena itu mereka tidak menuntut dilakukannya praktek politik yang sesuai dengan Syari’ah, atau dengan menerapkan hukum syari’ah ketika mereka ada di dalam pemerintahan. Kita lihat, mereka tidak menerapkan hukum syari’ah itu ketika mereka benar-benar menguasai jalur Gaza.
7. Permusuhan mereka yang berlebih-lebihan terhadap Salafiyyah Jihadiyyah, khususnya pada waktu sekarang ini, dan upaya mereka yang serius dan terus menerus untuk menyingkirkan segala proyek yang berpijak pada dasar salafi. Cerita mereka dengan Jaisy al-Islam yang sudah sangat dikenal, dan kisah seorang wartawan Inggris lebih dari cukup dikenal. Telah sampai kepada kami bahwa Jaisy al-Islam dahulu hampir mendapatkan hasil yang menguntungkan dari Inggris, sebelum HAMAS mencampuri masalah ini dan meminta untuk melepaskan seorang jurnalis yang ditawan.
8. Mereka memutlakkan keharaman darah bangsa Palestina meskipun terhadap mereka yang berasal dari berbagai kelompok zindik yang murtad, termasuk si murtad pengikut Baha’iyyah Mahmud Abbas. Bereka bertindak demikian seolah-olah Allah belum menurunkan ketentuan yang muhkam (jelas) di dalam firmanNya;
Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya. (al-Maidah:54)
Adapun soal solusi, adalah sebagai berikut;
Pertama: Harusnya kita ketahui bahwa segala sesuatu yang dibangun oleh kejahiliyahan dan al-bathl selama bertahun-tahun akan menghabiskan waktu untuk merobohkannya. Ditambahkan saja kepada bangunan itu suatu bangunan yang kokoh, yang tak goyah oleh terpaan angin. Allah berfirman;
Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (al-Baqarah:256)
Sebagaimana ketika kita berada pada zaman keterasingan, saat itu banyak petunjuk agama yang telah hilang. Sabda Rasulullah shalllallahu ‘alaihi wasallam:
Islam bermula dalam keadaan terasing, dan akan kembali terasing sebagaimana semula. Maka beruntunglah orang-orang yang terasing.
Ketahuilah wahai ahlu kami di Palestina, bahwa solusinya adalah jihad di bawah panji-panji tauhid yang murni, tidak perlu membedakan antara memerangi kaum kulit putih atau kulit hitam, antara kaum kafir yahudi ataupun kaum murtad palestina, tidak perlu membedakan antara Olmert yang penuh dengan dosa ataupu Abbas dan kelompoknya. Bahkan yang terakhir ini perlu diprioritaskan, berdasarkan firman Allah:
Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, (at-Taubah:123)
Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran) mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. (al-Mumtahanah:4)
Syaikh Hamad bin Atiq rahimahullah berkata, berapa banyak orang yang tidak melakukan tindakan kesyirikan tetapi juga tidak memusuhi pendukungnya. Dengan demikian ia tidak bisa menjadi seorang muslim yang benar, karena meninggalkan agama semua orang Islam. Kemudian Allah subhanahu wata’ala berfirman:
Kami ingkari (kekafiran) mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. (al-Mumtahanah:4)
Kata ba’da artinya jelas. Maka lihatlah mengapa didahulukan kata permusuhan daripada kata kebencian. Kata yang pertama tentu lebih utama dari kata kedua. Sebab orang muslim akan membenci orang musyrik, tetapi belum tentu memusuhinya. Maka ia belum memenuhi kewajibannya sehingga ia melakukan permusuhan dan kebencian. Dan permusuhan dan kebencian ini semuanya harus tampak jelas. Firman Allah;
Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. (al-Maidah:54)
Syaikhul islam Ibnu Taymiyah rahimahullah berkata; Dan Allah subhanahu wata’ala akan memunculkan sebuah kaum yang Dia cintai, dan mereka mencintaiNya, kaum yang berjihad melawan orang-orang yang murtad dari agama atau mengingkari sebgian agamanya, sebagaimana Allah ta’ala memunculkan kaum yang berjihad memerangi kaum rafidlah, yang murtad dari agama dan dari sebagian agamanya sepanjang zaman. Dan Allah subhanahu wata’ala bertanggungjawab untuk menjadikan kami sebagai bagian dari orang-orang yang Dia mencintai mereka dan mereka mencintaiNya, yang berjihad melawan kaum murtad, dan tidak takut pada celaan orang-orang yang suka mencela,
Kelompok lain yang tak kalah pentingnya, untuk menjadi sasaran kekuatan (serangan), khususnya para pimpinan mereka adalah kaum Rafidlah. Beruang ini telah memulai langkahnya masuk kepada saudara kami di Palestina, memanfaatkan orang-orang bodoh dan fakir, dan melindungi sekelompok pengkhianat dan antek-antek Iran yang dinamai dengan perlawanan (muqawamah). Mereka telah melakukan kejahatan yang sama di Iraq. Ketika kota Bashrah telah menjadi Rafidlah yang terpercaya, sehingga hari ini menjadi kota yang didominasi oleh Rafidlah. Kaum pendosa ini memaksakan madzhab mereka kepada sebagain syaikh dan pimpinan kabilah. Itu semua dilakukan di bawah tekanan materi, atau dengan iming-iming tindakan rendah yang disebut dengan nikah mut’ah. Dan dengan berbagai cara lainnya sehingga hal tersebut menyebabkan seluruh suku menjadi pengikut syi’ah, bukan cuma seorang saja yang menjadi Rafidlah. Padahal, masa kekuasaan Rafidlah di sebagaian wilayah Iraq hanya berkisar antara 50 hingga 70 tahun, tidak lebih.
Ketahuilah wahai tentara-tentara Allah, bahwa Rafidlah adalah agama yang bukan agama Islam yang dibawa oleh nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Rafidlah dibangun atas dasar syirik terhadap Allah, baik dengan menuhankan selain Allah atau dengan tawassul, sebagaimana ia dibangun di atas kesenangan yang murah. Dengan itulah ajaran ini tersebar. Rafidlah tidak meninggalkan hal-hal yang kita sucikan melainkan mereka mencela dengan tarikat atau dengan jalan lain. Mereka mencela dzat Allah, mencela al-Qur’an dan juga mencela Rasul…
Seorang Rafidli, Ni’matullah al-Jazairi, mengatakan, Sesungguhnya mereka mengatakan bahwa tuhan mereka adalah yang menjadikan Muhammad sebagai nabinya, dan khalifah setelahnya adalah Abu bakar. Kita tidak mengatakan tuhan yang ini, dan bukan nabi ini, tetapi kita katakan bahwa Tuhan yang memiliki pengganti (Khalifah) nabinya Abu Bakar bukan tuhan kita, juga nabi itu bukan nabi kita.
Di antara hal yang mendukung saudara kami melakukan jihad mereka melawan serangan Yahudi, Majusi dan antek-anteknya adalah;
Pertama: Ahli ilmu dan ahli hikmah dari kalangan pengikut manhaj Salafi ini berusaha untuk mengatur segala daya upaya mereka dan membentuk jama’ah salafiyyah, baik secara manhaj maupun aqidah, dan meletakkan di atas pundaknya persiapan untuk mengarahkan perjalanan, mengarahkan intifadlah jihadiyah yang telah menyala di dalam jiwa para pemuda al-Aqsha, agar tumbuh lebih matang. Sehingga mereka akan menjadikan titik tolak dari pemuda-pemuda tauhid dan masjid, dengan tetap memperhatikan hubungan aktif dengan para ulama’ dan syaikh-syaikh masjid serta pimpinan-pimpinan social, dan mendidik anak-anak (yang berjuang dengan) batu berada di atas tujuan jihad yang tinggi.
Yang terpenting, adalah menjadikan kalimat Allah tinggi, membersihkan jiwa mereka dari pemikiran nasionalisme kotor yang telah menyebabkan kemunduran peradaban ummat beberapa tahun, dan juga menjadikan kaum murtad Palestina memiliki hak diharamkan darahnya. Pemikiran nasionalisme ini pula yang membuat mereka menutup mata terhadap darah mujahidin Chechnya, dan menganggapnya sebagi persoalan dalam negeri orang lain.
Kedua: Anggota Brigade al-Qassam yang ikhlas harus mengumumkan pemisahan mereka dari gerakan HAMAS, dan mengumumkan keterpisahan mereka dari kepemiminan politiknya yang telah rusak dan menyimpang.
Kami tahu bahwa banyak pemuda-pemuda di dalam tubuh al-Qassam, dan juga beberapa tokoh dan pemimpinnya, mereka merasa sesak melihat penyimpangan yang dilakukan oleh para pemimpin politik mereka. Andaikata tidak kami temukan penyimpangan yang sangat jauh dari syari’ah rabbul ‘alamin (aturan Tuhan pencipta alam) niscaya kami tidak menyerukan kepada para pemuda al-Qassam yang ikhlas untuk membangkang terhadap pemimpin politik mereka.
Kami adalah kaum yang senantiasa menyerukan untuk bersatu dan berpegang teguh pada persatuan, dan sebagaimana kita ketahui bahwa kami akan selalu membuka pintu selebar-lebarnya untuk menerima kritik, khususnya dari beberapa lembaga informasi yang berafiliasi dan tunduk kepada jama’ah tersebut. Tetapi ridla Allah lebih aku utamakan, dan tujuan kami adalah untuk mengishlah kepada hal lebih bermanfaat. Maka kepada ahlul ilmi dan hikmah di antara mereka, kami serukan, hendalah mereka mengusahakan hal tersebut sesuai dengan gerakan da’wah yang gigih, di tengah-tengah para pemuda al-Qassam. Hendaklah mereka menjamin ketiadaan seorang pun di antara mereka yang tertinggal, dengan memanfaatkan kerahasiaan dan pengalaman.
Mereka harus mengumpulkan segala kekuatan mereka sebisa mungkin untuk mendukung jihad, baik berupa orang maupun peralatanyang sesuai dengan kaidah syar’i untuk meraih hal tersebut. Nasihat dan da’wah untuk itu, baik secara rahasia maupun terbuka, tidak akan menuai hasil yang signifikan dengan kepemimpinan yang menyimpang seperti itu,. Kenapa tidak? Sesungguhnya saudara-saudara mereka yang ada di HAMAS Iraq, al-Hizb al-Islami, dan al-Jaisy al-Islami, mereka hari ini berperang beriring-iringan dengan pembawa salib melawan Ahlu Tauhid. Bagi yang tidak percaya hal ini, ia bisa melihat Baghdad chanel, dan memperhatikan pembicaraan Thariq al-Hasyimi, Abu Azzam at-Tamimi, wakil pinmpinan al-Jaisy al-Islami. Mereka itu, orang-orang yang terjatuh di pangkuan Majusi Iran dan Nushairiyah Syiria, dan merasa bangga karena memiliki hubungan dekat dengan Umar Sulaiman, Kepala Inteligen Mesir, yang telah merusak kehormatan ribuan wanita di penjara mesir. Dan perjalanan mereka memiliki tujuan tertentu.
Adapun tentang peranan umat untuk memback up pembebasan al-Aqsha, ini bisa dibagi menjadi beberapa bagian, di antaranya adalah sebagai berikut;
Pertama: Membuka front baru untuk melemahkan tekanan Yahudi-Amerika terhadap saudara kita di palestina, dengan tetap memperhatikan kelangsungan dan penguatan posisi di front yang ada. Front tersebut harus merupakan perang terbuka melawan cowboy Amerika sebagaimana di Iraq dan Afghanistan. Dan di sini kami kemukakan penghormatan kami kepada para pahlawan Nahr al-Barid yang membanggakan, baik dari golongan Muhajirin maupun Anshar. Mereka telah menorehkan darah mereka dan keteguhan mereka di atas kebenaran (al-haq), dan kerasnya perlawanan mereka terhadap musuh, untuk mengukir kisah perjuangan Islam di negara Syam. Mereka telah membuktikan bahwa kelompok kecil pembawa tauhid sanggup membuat luka tubuh orang-orang kafir yang tak tersembuhkan. Sesungguhnya saya yakin bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan buah dari darah ini, dan dengan izin Allah, aktifitas jihad di bumi Syam, khususnya melawan Yahudi , akan menjadi tiga front, Yordania, Syiria dan Libanon.
Dan kami berikan ucapan selamat kepada ummat yang telah berhasil menghancurkan pasukan salib, dipimpin seorang pahlawan di bumi Syam, yakni Syakir al-Abssi, semoga Allah menjadikannya sebagai imam jihad di negara itu. Apa yang kami dengar tidak lain adalah kebaikan. Maka dia adalah pemikul manhaj, memiliki keinginan yang kuat dan kebenaran, saya memohon kepada Allah agar terjadi penaklukan melalui tangannya.
Kedua: Umat hendaknya bisa menghancurkan tembok yang memalukan, yang telah memblokade saudara-saudara kita di Palestina. Dengan jalan itu orang-orang Palestina bisa melakukan revolusi di Yordania untuk menghancurkan tembok pembatas dengan Dlaffa Barat. Penduduk Mesir hendaklah melakukan revolusi, khususnya keturunan Syam, dengan meruntuhkan tembok yang membatasi mereka dengan saudara-saudara mereka di Gaza. Perlu diketahui bahwa wilayah Mesir dimulai dari kota Arisy. Al-Maqrizi mengatakan, “al-Arisy adalah kota yang terletak di antara bumi Palestina dan wilayah Mesir. Dan malu adalah senjata bagi Penduduk Palestina, di Syiria dan Libanon, untuk berhenti dari upaya melepaskan blokade terhadap saudara-saudara mereka. Jangan sampai kurang dari membuka lobang kecil yang tersembunyi untuk membantu saudara-saudara kita, baik berupa persenjataan, bahan makan, maupun peralatan lain. Jika pemerintah murtad di negeri tersebut melakukan pengkhianatan, maka tidak mungkin bagi sebuah bangsa muslim untuk diam, atau bahkan ikut serta melakukan kejahatan.
Ketiga: Para penduduk harus memecahkan blokade bahan pokok terhadap saudara kami. Dan kami sarankan agar setiap muslim menyimpan dua dollar setiap bulan dari hasil usahanya, separuh di antaranya untuk diserahkan kepada saudara kami di Palestina, dan setengah yang lain diinfaqkan untuk setiap front. Orang-orang yang memiliki kelebihan harta hendaklah bekerja di organisasi-organisasi rahasia yang tersebar di setiap jalan dan kawasan terbatas untuk mengumpulkan harta ini, baik dalam bentuk uang atau yang materi lainnya lalu ia menjaganya dan mengembangkannya pada waktu yang tepat, dan menyampaikannya kepada orang-orang yang berhak, melalui anak-anak ummat ini yang ikhlas, khususnya para ulama’. Dan kami menyarankan agar aktifis masjid membentuk organisasi mandiri dan saya ingatkan agar tidak melakukan ekspansi dan aku nasihatkan untuk tetap menjaga kerahasiaan, dan kita harus mulai dengan multazimin (aktifis yang komit pada Islam).
Keempat: Hendaklah ahlul ilmi menghancurkan penghalang ketakutan dan di antara mereka hendaklah ada yang menjadi, seperti yang dikatakan oleh orang, ulama’ martyr (syahid). Hal itu untuk menjelaskan bahayanya organisasi murtad terhadap dunia maupun agama. Dan juga untuk mendukung mujahidin dengan opini dan fatwa, dan memperingatkan dari terus menerusnya dokongan terhdap organisasi sekuler.
Kelima: Mendukung mujahidin dengan informasi yang benar dan propaganda, untuk mempublikasikan berbagai kebaikan yang telah dilakukan dan sekaligus untuk meminta maaf atas kekeliruan dan kesalahan yang telah dilakukan, selama bukan kesalahan yang merusak akidah tauhid. Maka media ini bisa memberikan saran dan nsihat secara rahasia maupun terbuka.
Adapun tentang peranan Negara Islam di bumi dua sungai untuk membebaskan Palestina, maka kami berharap kepada Allah, dan juga memohon kepadaNya agar bisa seperti negara yang dipimpin oleh Nuruddin asy-Syahid. Negara itu merupakan batu loncatan untuk mengembalikan ke al-Aqsha kepada pangkuan ummat Islam. Kemudian muridnya, Shalahuddin sang Penakluk berhasil memasuki Palestina di dalam perang Hitthin, sebagaimana al-Faruq Umar bin Khaththab berhasil melakukan hal itu. Maka sesungguhnya kami pun berdo’a kepada Allah, dan bercita-cita untuk menjadikan Negara Islam Iraq sebagai batu loncatan untuk mengembalikan Palestina ke pangkuan ummat Islam.
Yahudi dan Amerika sudah memahami keinginan ini, maka mereka berusaha sekuat tenaga untuk menghalangi kami untuk mencapai tujuan tersebut dengan berbagai macam cara. Serangan yang sengit di al-Anbar, dan kerja yang berlebih keras lagi telah dilakukan di sana, karena mereka mengetahui bahwa mujahidin dapat melepaskan tembakan roket ke wilayah Israel dari beberapa daerah dengan roket-roket jarak sedang, sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Saddam, sebagai bentuk talbis terhadap ummat. Mereka mengetahui bahwa sebagian roket ini masih ada, dan mereka pun bisa meproduksinya dengan mudah.
Alangkah besarnya kejahatan pembentukan organisasi al-Ikhwan di bumi dua sungai, khususnya Hamas Iraq, al-Hizb al-Islami, dan al-Jaisy al-Islami. Mereka membuat organisasi murtad, dan aksi-aksi mereka menumbuhkan berbagai prasangka, untuk mengusir kami dari al-Anbar, mengadakan perjanjian langsung dengan Amerika. Hal itu untuk mencegah kami untuk membantu kalian, meskipun dari jarak jauh. Tetapi berbahagialah dan bersoraklah, sesungguhnya masa depan kami akan lebih baik, dengan pertolongan Allah. Tidak akan ada yang bisa menghalangi kami dari kebenaran rintangan yang rendah dan juga aktifitas kaum pengkhianat.
Dan sesungguhnya kami, dengan segala keterbatasan, telah siap untuk membantu perjuangan kalian, dengan apapun yang kami miliki, meskipun hanya sedikit materi. Kami siap untuk ikut serta melatih kader-kader kalian, dimulai dari pembuatan bom dan diakhiri dengan pembuatan roket.
Dan sebelum itu kami selalu mengobarkan semangat di hati anak-anak kami, dan juga kaum wanita kami, agar tidak melupakan kalian untuk ikut melepaskan tembakan, dengan do’a bi zhahril ghaib (do’a di luar pengetahuan kalian).
Terakhir, kami mengakui banyaknya kekurangan kami, dan kami memohon ampunan dan taufiq kepada Allah.
Dan Allah maha kuasa atas segala urusanNya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
Saudara kalian
Abu Umar al-Baghdadi