HERAT (Arrahmah.id) – Provinsi Herat di bagian barat Afghanistan diguncang gempa berkekuatan 6,3 skala Richter -yang ketiga kalinya sejak gempa dahsyat pada 7 Oktober yang menewaskan lebih dari 2.000 orang.
Rangkaian gempa tersebut telah meratakan seluruh desa, mengubur keluarga dan membuat ribuan orang kehilangan tempat tinggal saat musim dingin semakin dekat.
Penduduk di Herat, ibu kota provinsi Afghanistan dengan nama yang sama, baru saja kembali ke rumah mereka -setelah berhari-hari tidur di luar rumah karena khawatir akan gempa susulan- ketika gempa terakhir melanda sekitar pukul 08.00 (02.30 GMT) pada Ahad (15/10/2023), lansir Al Jazeera.
Survei Geologi Amerika Serikat mengatakan bahwa gempa tersebut berpusat di 33 km (21 mil) barat laut Kota Herat.
Save the Children mengatakan bahwa empat orang telah meninggal dunia dan Rumah Sakit Regional Herat menerima 153 korban luka-luka. Bangunan-bangunan di daerah Baloch, distrik Rabat Sangi, runtuh. Beberapa desa telah hancur, menurut kelompok bantuan tersebut. Pihak berwenang telah memberikan jumlah korban yang lebih rendah.
Sayed Kazim Rafiqi (42), seorang warga Herat, mengatakan bahwa ia belum pernah melihat kehancuran seperti ini sebelumnya, dengan sebagian besar rumah rusak dan “orang-orang ketakutan”.
Rafiqi dan warga lainnya menuju ke rumah sakit untuk mendonorkan darah yang sangat dibutuhkan. “Kami harus membantu dengan cara apa pun yang memungkinkan,” katanya. (haninmazaya/arrahmah.id)