GAZA (Arrahmah.com) – Berdasarkan rilis resmi situs Brigade Izzudiin Al-Qassam, sebanyak 29 pejuang Al-Qassam tangguh keluar dari terowongan bawah tanah menuju medan pertempuran, menyambut bentrokan langsung dengan serdadu zionis. Sebelumnya, mereka sebetulnya telah berminggu-minggu terkubur di bawah tanah yang digempur roket F16 tanpa cadangan makanan dan minuman yang memadai, sebagaimana dilansir Pusat Informasi Palestina, Rabu (6/8/2014).
Inilah peristiwa penuh hikmah yang menggambarkan betapa karamah Allah tercurah kepada rijalul afdhal (pemuda pilihan) anggota Brigade Izzuddin Al-Qassam saat berada di dalam bawah tanah dalam waktu yang cukup lama.
Terowongan bawah tanah itu berada tepat di bawah medan baku tembak dan pertempuran di selatan Jalur Gaza, di wilayah Ghawafir, timur baldah Qararah.
Salah satu pejuang Al-Qassam bercerita bahwa saat pertempuran “Ma’rakah Al-‘Ashful Ma’kul” (Perang Jerami/Daun Dimakan Ulat) terjadi, mereka merasakan betapa penjagaan dari Allah kepadanya dan rekan-rekannya terus mengiringi dalam waktu cukup lama, bahkan berhari-hari di bawah tanah.
Pejuang berinisial AS menyatakan kepada PIP, Rabu (6/8) bahwa, “tugas kami adalah menggelar operasi mencegat pasukan zionis yang melakukan infiltrasi ke Gaza dan menghadang kendaraan militer mereka dengan sarana yang ada. Sebagian pejuang lainnya bertugas membuat dan merawat terowongan bawah tanah dan juga tim mata-mata di mulut terowongan untuk membantu kami. Sebelum perang darat dilakukan Zionis, kami sudah siaga.”
“Di awal operasi darat, kami berhadapan langsung dengan pasukan Zionis dan dengan pertolongan Allah kami berhasil melakukan aksi heroik. Pertama, kami berhasil meledakkan sebuah tank dan buldoser dari titik nol. Setelah itu kami melakukan operasi-operasi yang dibagi dengan para mujahid sesuai dengan keahlian mereka, sesuai rencana yang dicanangkan sebelumnya, saat berada di ruang persiapan operasi,” papar AS.
Mujahid tangguh itu juga mengabarkan bahwa dua pejuang Al-Qassam diantaranya juga ada yang telah syahid. Mereka adalah Basim Agha dan Fadi Abu Audah. Ledakan bom yang mereka lepaskan terhadap buldoser dan tank Zionis dari jarak nol tak hanya mampu menewaskan dan melukai sejumlah serdadu Zionis, namun juga mengantarkan keduanya menjemput kesyahidan. “Semoga Allah merahmati keduanya.”
Saat Mujahidin Al-Qassam ini kembali dari medan juang, mereka mengatakan bahwa sebelum sempat terkubur cukup lama, semua operasi berjalan sesuai rencana dan mereka masuk medan perang dengan keyakinan penuh akan disertai Allah Subhanahu Wata’ala. Ketika itu, mereka menghabiskan waktu tunggu serangan dengan senantiasa beristighfar, berdoa dan shalat dengan thuma’ninah.
Qodarullah, zionis meledakkan terowongan di mana mereka berada dengan F16, sehingga menyebabkan sejumlah mujahidin terperangkap dan tertimbun tanah.
“Ketika musuh masuk wilayah Qararah yang diikuti dengan peledakan pintu terowongan bawah tanah oleh pasukan Zionis dengan roket dari pesawat tempur F16. Terowongan kami akhirnya tertutup padahal galiannya mencapai kedalaman 25 meter di bawah tanah. [Komunikasi] kami pun terputus dengan tim ruang perencanaan operasi,” tambahnya.
“Sejak putus komunikasi hari itu, para mujahidin di dalam terowongan itu dianggap sebagai mujahid yang hilang. Kami tidak tahu lagi nasib mereka. Bisa jadi sebagian atau seluruh pejuang karena faktor sengitnya pertempuran dengan pasukan Zionis, keluar dari terowongan. Jika berada di dalam terowongan, meski mereka mereka membawa bekal makanan dan minuman, menurut perkiraan kami, [dalam] waktu selama itu mustahil mereka masih bertahan hidup,” jelas komandan lapangan bernisial WA.
WA menambahkan bahwa, setelah terjadi gencatan senjata, tim penyelamat dan pertahanan sipil menggali pintu terowongan mereka untuk menemukan para mujahidin. Namun betapa kagetnya, ternyata 23 pejuang Al-Qassam yang dinyatakan hilang itu masih dalam keadaan hidup dan sehat segar bugar dengan pertolongan Allah.
Hingga kini Brigade Izzudiin Al-Qassam tengah mencari tiga mujahidin lainnya yang masih hilang. Sementara seorang pejuang lain, yakni Eyad Al-Fara, syahid tertimpa longsoran tanah pada saat berusaha menyelamatkan rekan-rekannya yang tertimbun dengan cara menggali pintu terowongan yang tertutup.
Air keberkahan dari Allah
Terkait faktor pembawa keselamatan mereka, seorang pejuang yang selamat berinisial RS mengisahkan keajaiban lain. Saat berada dalam terowongan, mereka dimudahkan Allah dengan adanya sumber air.
“Allah memudahkan kami di dalam terowongan bawah tanah [yang] terdapat sumber air kecil. Kami gunakan pakaian kami untuk mengambil air itu karena sangat kecil, kemudian kami peras dan kami minum. Kurma yang kami bawa, kami makan setiap hari dengan dibagi-bagi selama [hampir] sebulan. Setiap orang setiap hari hanya kebagian setengah buah kurma dan setengah cangkir air,” ujarnya.
Subhanallah, padahal keberadaan wilayah itu seharusnya 90 meter di bawah permukaan air bawah tanah atau masih 65 meter di bawah tanah tempat para mujahidin itu berada.
“Kesaksian itu membuktikan kepada bangsa Palestina dan umat Islam bahwa meski dunia seluruhnya tidak membela rakyat Palestina dan pejuangnya, maka Allah bersama kami dan tidak akan melepaskan kami. Allah akan membela dan memberikan bekal kepada para pejuang,” ujar Komandan Lapangan Brigade Izzudiin Al-Qassam menyimpulkan. Allahu Akbar! (adibahasan/arrahmah.com)