HASAKAH (Arrahmah.id) – Pentagon mengatakan bahwa pesawat-pesawat tempur Amerika Serikat telah menembak jatuh sebuah pesawat tak berawak Turki, yang dianggap sebagai ancaman bagi pasukannya di Suriah, dalam sebuah insiden yang mungkin akan meningkatkan ketegangan di antara para sekutu NATO.
Perkembangan ini terjadi pada Kamis (5/10/2023) ketika Turki menargetkan pasukan Kurdi di Suriah setelah sebuah bom bunuh diri di Ankara yang diklaim oleh Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang terlarang.
Pasukan AS mengamati pesawat tak berawak yang melakukan serangan pada Kamis pagi, beberapa di antaranya berada di dalam “zona operasi terbatas” (ROZ) di dekat Hasakah, sekitar satu kilometer (kurang dari satu mil) dari pasukan Washington, kata juru bicara Pentagon, Brigadir Jenderal Pat Ryder, kepada para wartawan, lansir Al Jazeera (6/10).
Beberapa jam kemudian, sebuah pesawat tak berawak Turki kembali ke ROZ dan terbang ke arah pasukan Amerika meskipun seorang pejabat AS mengatakan bahwa ada belasan panggilan ke militer Ankara.
Ryder mengatakan “para komandan AS menilai UAV, yang sekarang berada kurang dari setengah kilometer dari pasukan AS, sebagai ancaman potensial,” dengan menggunakan singkatan untuk kendaraan udara tak berawak.
“Pesawat tempur F-16 AS kemudian menembak jatuh UAV tersebut untuk membela diri,” katanya.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin berbicara dengan mitranya dari Turki, Yasar Guler, pada Kamis, mendesak “de-eskalasi di Suriah utara dan pentingnya menjaga kepatuhan yang ketat terhadap protokol de-konflik dan komunikasi melalui jalur militer-ke-militer yang sudah ada,” kata Ryder dalam sebuah pernyataan.
Kementerian Pertahanan Turki mengonfirmasi panggilan telepon tersebut, dan mengatakan bahwa kedua pejabat tersebut membahas “perkembangan terakhir di Suriah”.
Sinem Koseoglu dari Al Jazeera, yang melaporkan dari Istanbul, mengatakan bahwa UAV tersebut bukan milik militer Turki, menurut sebuah pernyataan.
“Bukan hanya militer Turki yang melakukan operasi kontraterorisme di Irak utara dan Suriah,” katanya.
Ia mengatakan bahwa intelijen Turki dan kepolisian kementerian dalam negeri juga ikut dalam operasi tersebut. (haninmazaya/arrahmah.id)