KABUL (Arrahmah.id) — Kementerian Komunikasi Taliban atau Imarah Islam Afghanistan (IIA) pada hari Kamis ( 6/2/2025) membantah laporan adanya peretas pada sistem siber mereka. Dokumen yang tersebar dan viral saat ini, menurut IIA merupakan data yang tidak diklasifikasikan dan tidak dilindungi oleh sistem tertentu.
Dilansir Amu TV (6/2/2025), kementerian tersebut mengklaim bahwa dokumen yang dibagikan di media sosial dapat diakses publik atau terkait dengan tahun-tahun sebelumnya.
“Dokumen-dokumen yang dibagikan di media sosial sebagian besar dapat diakses publik dan sebagian besar berkaitan dengan tahun-tahun sebelumnya, yang telah dikumpulkan secara terus-menerus,” kata kementerian tersebut.
IIA lebih lanjut menyatakan bahwa sistem pemerintahan mereka aman dan kebal terhadap serangan siber.
Adapun dokumen yang bocor—yang dipublikasikan di situs web Talib Leaks— berisi catatan yang isinya terkait informasi bahwa IIA telah memenjarakan sekitar 1.400 wanita dan lebih dari 16.000 pria.
Setidaknya 80 warga negara asing, termasuk enam wanita, berada dalam tahanan IIA.
Menurut dokumen tersebut, lebih dari 8.000 mantan pegawai pemerintah Afghanistan telah dilarang meninggalkan negara tersebut. Perjalanan akademis ke luar negeri dilarang tanpa persetujuan dari pemimpin tertinggi IIA. (hanoum/arrahmah.id)