JAKARTA (Arrahmah.com) – Pernyataan rasialis peraih Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi disorot warga dunia, terkait pernyataannya usai diwawancara presenter acara BBC Today, Mishal Husain, pada 2013 lalu. Kekesalan Suu Kyi disebabkan pertanyaan yang diajukan Husain mengenai penderitaan yang dialami oleh umat Muslim di Myanmar.
Wawancara yang terjadi pada 2013 ini baru dipersoalkan sekarang karena biografi Suu Kyi yang ditulis oleh Peter Popham. Seperti dikutip The Independent, Suu Kyi terdengar marah-marah dan mengatakan “Tidak ada yang memberitahuku akan diwawancarai oleh seorang muslim” dan ada dalam buku biografi karya Peter Popham baru-baru ini.
Pimpinan Pusat Persatuan Islam ( Persis) dalam Pernyataan Sikapnya terkait hal ini menyatakan meskipun itu terjadi pada tahun 2013, tapi sikapnya itu jelas menunjukan karakter sesungguhnya dari seorang Aung San Suu Kyi yang telah diberi penghormatan sebagai peraih Nobel Perdamaian.
“Dengan terungkapnya sikap San Suu Kyi seperti itu, maka kami Pimpinan Pusat Persatuan Islam (Persis) mendukung petisi yang menyerukan pencabutan Nobel Perdamaian dari San Suu Kyi, karena sikap dan pernyataanya itu tidak mencerminkan sebagai pejuang perdamaian, justru menunjukan sebagai seorang yang berpikiran rasialis dan bersikap diskriminatif,” tegas Dr. H.Jeje Zaenudin, Wakil Ketua Umum PP.Persis, secara tertulis, Ahad (27/3/2016) .
Persis juga menyeru kaum Muslimin mendukung petisi ini sebagai wujud pembelaan dan solidaritas bagi muslim Myanmar yang hingga saat ini masih diperlakukan secara zalim dan tidak berperikemanusiaan.
Diketahui, ratusan aktivis lewat wadah Change.org mengeluarkan petisi kepada komite Nobel Perdamaian untuk mencabut hadiah Nobel yang diterima tokoh politik Myanmar, Aung San Suu Kyi, 2012 silam.
Ini menyusul pernyataan Suu Kyi yang menyebut dengan kata kata, “No one told me i was going tobe interviewed by a muslim.”
Emerson Yuntho, sebagai pihak yang menginisiasi petisi daring pencabutan Nobel bagi Suu Kyi, menilai pernyataan Suu Kyi yang sangat rasis terhadap presenter tersebut tidak pantas keluar dari penerima Nobel Perdamaian.
Pernyataan Suu Kyi mempermasalahkan seorang jurnalis Muslim pada akhirnya membuat banyak orang kecewa dan marah. Hal ini juga membuka kembali pertanyaan dunia internasional tentang sikap Suu Kyi terhadap kaum minoritas Muslim di Myanmar.
Suu Kyi dinilai tidak mengeluarkan pernyataan apa pun terkait pelanggaran hak asasi manusia etnis minoritas Muslim Rohingya. Seperti diketahui, selama tiga tahun terakhir lebih dari 140 ribu etnis Muslim Rohingya hidup dalam kamp pengungsi di Myanmar dan di berbagai negara.
“Kami meminta Ketua Komite Nobel untuk mencabut Nobel Perdamaian yang diberikan untuk Suu Kyi. Hanya mereka yang sungguh-sungguh menjaga kedamaian yang layak menerima hadiah Nobel Perdamaian,” tulis petisi daring tersebut kepada Ketua Komite Nobel Norwegia, Mr Thorbjorn Jagland.
(azmuttaqin/arrahmah.com)