(Arrahmah.id) – Misteri takdir Ilahi paling up to date dapat disaksikan di tengah luluh lantaknya hampir seluruh bangunan di Gaza, Palestina, akibat kebiadaban Zionis Yahudi laknatullah.
Takdir Ilahi adalah salah satu dari enam rukun iman dalam Islam. Disebutkan dalam Al-Qur’an, bahwa takdir adalah ketetapan Allah yang akan dan sudah terjadi. Seseorang tidak dikatakan beriman kepada Allah hingga dia beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk, dan kita harus percaya bahwa apa saja yang akan menimpa tidak akan luput darimu dan apa saja yang luput darimu tidak akan menimpamu.
Barangkali di antara kita ada yang bertanya, tanah Palestina disebut Ardhul Mubarakah, tanah yang diberkahi Allah. Mengapa terus terjadi pertempuran yang telah mengorban puluhan ribu manusia di sana? Takdir apa sesungguhnya yang ditetapkan Allah SWT bagi bangsa Palestina, kok membiarkan durjana Zionis menindas umat Islam, melakukan pembunuhan massal, membumi hanguskan rumah penduduk, tempat ibadah, rumah sakit dll?
Juru bicara HAMAS Abu Ubaidah menggambarkan kondisi negaranya: “Gaza seperti neraka bagi ahli dunia, tetapi surga bagi ahli akhirat.”
Viral di media sosial sebuah video yang menghebohkan masyarakat Palestina. Sejumlah orang menemukan Al-Qur’an dalam keadaan terbuka, menyembul dari reruntuhan gedung yang baru dibom tentara Zionis. Setelah diperiksa, pada halaman Al-Qur’an yang terbuka itu ditemukan isinya antara lain, firman Allah SWT yang berbunyi:
وَلَا تَقُوْلُوْا لِمَنْ يُّقْتَلُ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ اَمْوَاتٌ ۗ بَلْ اَحْيَاۤءٌ وَّلٰكِنْ لَّا تَشْعُرُوْنَ
“Kalian jangan beranggapan bahwa orang yang terbunuh ketika membela Islam itu mati. Mereka itu sebenarnya tetap hidup, tetapi kalian tidak memahami keadaan hidup mereka.” (QS Al-Baqarah [2] : 154)
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ
“Wahai kaum mukmin, Kami pasti menguji kalian dengan berbagai cobaan berupa rasa takut, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Wahai Muhammad, berilah kabar gembira kepada orang-orang yang ikhlas menghadapi ujian.” (QS Al-Baqarah [2] : 155)
اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ
“Ketika kaum mukmin ditimpa musibah, mereka berkata: ‘Kami semua adalah milik Allah. Kami semua pasti kembali kepada-Nya’.” (QS. Al-Baqarah [2] : 156)
Misteri Kematian
Kematian adalah peristiwa yang pasti terjadi pada semua makhluk hidup, tetapi kedatangannya misterius. Tidak ada yang tahu, yang terpenting ketika almaut datang, apakah kita dalam keadaan taat ataukah maksiat pada Allah SWT?
Dikabarkan, dari video ceramah seorang Syeikh yang bicara di atas mimbar, tentang beragam peristiwa menakjubkan dari medan jihad Palestina. Nampaknya Syeikh ini demikian mengagumi keberanian, kesabaran, dan keteguhan hati masyarakat Palestina menghadapi perang paling ganas dan berutal, melawan tentara Zionis Yahudi.
Syeikh yang belum diketahui namanya itu, sedang mentadabburi terkait respon mengagumkan masyarakat Palestina menghadap kematian yang setiap saat datang bertubi-tubi, menimpa keluarga, anak, istri, suami, selama 6 bulan terakhir ini, sejak 7 Oktober 2023 lalu.
Dengan suara bergetar Syeikh mengawali ceramahnya: “Kepada para wanita Gaza, kami ucapkan terima kasih. Kami melihat kalian menguburkan anak-anak kalian. Lalu, tanpa keluh kesah, mengangkat kedua tanganmu dan berkata, ‘Ya Allah, teruslah mengambil semua dari keturunan kami hingga Engkau meridhai kami’.”
“Untuk para lelaki Gaza, kami berterimakasih, telah memperlihatkan pada kami, bahwa kalian adalah manusia beriman yang meyakini sesungguhnya kematian bukanlah akhir dari segalanya, dan tidak akan dapat menghancurkanmu.
Terimakasih, telah membantu kami memahami maksud dari kandungan ayat Al-Qur’an, di mana kami tidak paham sebelum melihat keadaanmu.
Terima kasih, telah menggerakkan hati 2 miliar umat Muslim di seluruh dunia untuk tidak takut pada manusia, kecuali hanya takut pada Allah SWT.
Terima kasih, telah mengingatkan kami, saat kami pikir, umat Islam sudah mati rasa, justru kalian memperlihatkan denyut nadi kehidupan yang bisa menggetarkan seluruh umat. Dan dari semua generasi Muslim yang berjalan dimuka bumi hingga detik ini. Demi Allah, inilah momentum terhebat dan terbaik bagi umat Islam di seluruh dunia, yang akan ditunjukkan oleh waktu”.
Nubuwah Rasulullah SAW benar-benar terjadi, seperti tadabbur seorang pemerhati jihad Palestina.
“Dulu saya tidak paham kenapa Nabi SAW mengatakan, di akhir zaman nanti, Jazirah Arab akan diperangi oleh pasukan Islam.
“Kamu akan memerangi tanah Arab lalu Allah memberikan kemenangan. Kemudian kamu akan memerangi tanah Parsi lalu Allah memberikan kemenangan. Kemudian kamu akan memerangi tanah Rum lalu Allah memberikan kemenangan. Kemudian kamu akan memerangi Dajjal lalu Allah memberikan kemenangan.” (HR. Muslim).
Setelah apa yang terjadi di Palestina hari ini barulah saya paham. Negara Bahrain berpihak dan membantu Amerika Serikat untuk menyerang Yaman, karena Yaman menyerang kapal dagang sekutu yang memasok senjata dan segala kebutuhan ‘Israel’ di laut merah. Saudi Arabia membuka hubungan diplomatik dengan ‘Israel’. Mesir dan Yordania setuju dengan proyek galian gas di laut Gaza, bahkan Mesir telah membiayai proyek tersebut. Sementara Dubai (Uni Emirat Arab) mengadakan hubungan diplomatik dengan ‘Israel’, bahkan bersedia membuka pusat perjudian demi menjalin perekonomian dengan ‘Israel’.
Maka dapat dipahami, nubuwah Nabi SAW, bahwa Jazirah Arab akan diperangi karena adanya golongan munafik yang bersekongkol dengan orang kafir yang memusuhi Islam yakni ‘Israel’.
Wajarkan memerangi golongan munafik yang bersekongkol dengan orang kafir? Sangatlah wajar karena Allah telah mengancam mereka dengan adzab neraka Jahannam.”
بَشِّرِ الْمُنٰفِقِيْنَ بِاَنَّ لَهُمْ عَذَابًا اَلِيْمًاۙ
“Wahai Muhammad, kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapatkan adzab yang sangat menyakitkan di akhirat.” (QS. An-Nisa’ [4] : 138)
ۨالَّذِيْنَ يَتَّخِذُوْنَ الْكٰفِرِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ مِنْ دُوْنِ الْمُؤْمِنِيْنَ ۗ اَيَبْتَغُوْنَ عِنْدَهُمُ الْعِزَّةَ فَاِنَّ الْعِزَّةَ لِلّٰهِ جَمِيْعًاۗ
“Orang-orang munafik yaitu orang-orang yang telah menjadikan orang-orang kafir sebagai teman kepercayaan melebihi kepercayaannya kepada orang-orang mukmin. Apakah orang-orang munafik ingin mendapat kejayaan bersama orang-orang kafir? Padahal semua kejayaan hanyalah milik Allah.” (QS. An-Nisa’ [4] : 139)
Maka dengarlah pesan terakhir seorang guru asal Gaza yang ditulis di jejaring sosial media sebelum ia syahid, “Apakah kamu tahu mengapa batu dan pohon berbicara di akhir zaman: disini Yahudi? Karena seluruh dunia diam menyaksikan genosida di Gaza.”
Oleh karena itu, jika hari ini kita menangisi nasib rakyat Palestina, bisa jadi bukan karena belas kasihan. Tetapi karena kita malu. Bukan pula karena iba, tetapi karena kita cemburu. Ya, cemburu untuk menggantikan posisi mulia mereka. Boleh jadi kita menangis karena, “kita tidak sanggup seperti saudara Muslim Palestina?”
Ya Allah, sebenarnya siapakah yang Engkau uji, mereka atau kami? Kenapa jeritan mereka begitu menyakiti kami, kenapa tangis mereka membuat kami marah? Kematian mereka membuat kami cemburu, dan mengapa mereka yang bersyukur, tapi kami yang menangis?
Pesan Warga untuk Hamas
Pasukan Hamas memilki semboyan yang menggetarkan hati, dan mengobarkan ruh jihad.
“Allah tujuan kami, Rasulullah tauladan kami, Al-Qur’an pedoman hidup kami, Jihad jalan juang kami, Al-Aqsha tempat Isra’ Nabi kami, syahid di jalan Allah cita-cita kami”.
Suatu hari masyarakat Gaza terpaksa mengungsi karena ancaman pesawat pembom “Israel”. Di sebuah rumah penduduk, ditemukan pesan kepada Hamas yang sengaja ditulis oleh pemilik rumah.
Beginilah surat dari seorang warga Gaza kepada para Mujahidin, sebelum mereka mengungsi dari rumahnya.
“Wahai kekasihku, bala tentara Allah, kami meninggalkan rumah kami karena mengetahui, rumah kami aman selama kamu ada di sana. Terima kasih, kami akan segera kembali.
Di dapur, di lemari coklat, kami isi dengan makanan kaleng untuk Anda. Seribu kesehatan dan kebahagiaan untukmu, nikmati dan jaga kesehatanmu.
Di ruang tamu, terdapat sofa berwarna coklat dan krem, di salah satu sudut, di bawah jok terdapat kunci kamar tidur. Buka saja, dan anda akan menemukan uang di bawah tempat tidur. Jika harus menghabiskannya, lakukanlah dengan senang hati. Jika rumahnya hancur, itu hanyalah pengorbanan kecil, karena bagi kami, sepatu di kakimu lebih berharga daripada rumah ini. Permintaanku hanya satu, jaga dirimu dan tetap aman.”
Diantara puing-puing rumahnya, 2 anak bersaudara laki-perempuan, yang ditinggal syahid seluruh keluarganya, asyik ngobrol. Obrolan keduanya, sambil menahan pedih, sungguh menggugah dan mengoyak rasa kemanusiaan dan akal sehat kita. Mereka sedang menyantap makanan sisa, tiba-tiba terdengar suara dentuman keras.
“Kak kamu dengar suara apakah itu?” tanya adik perempuannya. Kakaknya menjawab, “Suara bom yang dijatuhkan dari pesawat Zionis ‘Israel'”. “Aku tidak takut, karena Hamas akan mengamankan kita,” kata adiknya.
Benarlah ucapan, “Jika ‘Israel’ menghentikan serangannya, maka akan ada kedamaian. Tapi jika Hamas berhenti menyerang, niscaya Palestina akan lenyap.”
Yogyakarta, 9 Ramadhan 1445 H/19/03/2024
IRFAN S. AWWAS