JAKARTA (Arrahmah.id) – Guru Besar Politik Islam Global FISIP UIN Jakarta, Prof. Dr. M. Din Syamsuddin, memperingatkan bahwa serangan Amerika Serikat terhadap Iran berpotensi menyulut Perang Dunia Ketiga dan menjadi awal dari malapetaka global yang baru.
Menurut Din, Iran bukanlah negara yang mudah ditaklukkan. Negeri Syiah tersebut memiliki persenjataan canggih, termasuk rudal balistik. Jika serangan dilanjutkan, Amerika Serikat diperkirakan akan menggandeng sekutu-sekutunya seperti Inggris, Prancis, serta beberapa negara Arab. Namun, Iran juga tidak akan sendiri. Negara-negara besar yang menentang arogansi Amerika Serikat seperti Rusia, Republik Rakyat Tiongkok (RRT), dan Pakistan kemungkinan besar akan menyokong Iran.
“Inilah awal malapetaka dunia baru,” ujar Din dalam keterangannya yang diterima Arrahmah.id (23/07).
Dunia Islam Jangan Diam
Din Syamsuddin juga menyoroti sikap Dunia Islam, khususnya negara-negara Arab. Ia menduga sebagian besar negara Muslim akan bersimpati terhadap Iran, atau setidaknya memilih bersikap netral.
Ia menyinggung pernyataan Raja Salman dari Saudi Arabia—yang dikutip sejumlah media—bahwa jika Iran diserang Amerika Serikat, maka Saudi akan bersimpati kepada Iran sebagai sesama negara Muslim. Bila benar demikian, menurut Din, besar kemungkinan negara-negara Arab lainnya akan ikut menyokong Iran.
“Apalagi jika ini menjelma menjadi Perang Dunia Ketiga, dengan episentrumnya di Timur Tengah. Negara-negara Arab akan menjadi pihak yang paling terkena dampaknya,” tegasnya.
Ia menambahkan, bila Selat Hormuz—jalur vital pengiriman minyak—membara atau ditutup, maka harga minyak dunia dipastikan melonjak tajam dan menyebabkan resesi global.
Iran Diserang karena Bela Palestina
Din menilai eskalasi di Timur Tengah tak lepas dari isu Palestina. Ia menyebut bahwa “Israel” saat ini kewalahan menguasai Gaza dan menjadikan dukungan Iran terhadap Hamas serta kelompok Houthi di Yaman sebagai dalih menyerang Iran.
“Ini agitasi dan kalkulasi yang keliru. Serangan “Israel” atas Iran adalah ibarat menggali kuburnya sendiri,” katanya.
Ia juga mengkritik keras langkah Amerika Serikat yang menyerang Iran demi membela “Israel”. Baginya, alasan menyerang instalasi nuklir Iran tidak memiliki dasar moral, sebagaimana alasan palsu yang digunakan Amerika saat menyerang Irak di era Saddam Husein.
“Amerika Serikat tidak memperhitungkan reaksi global, termasuk dari rakyatnya sendiri yang mengecam tindakan Presiden Donald Trump,” tambahnya.
Saatnya Dunia Islam Bersatu
Din Syamsuddin, yang juga Ketua Poros Dunia Wasatiyyat Islam, menyerukan kepada Dunia Islam untuk bersatu. Ia menegaskan pentingnya meninggalkan fanatisme mazhab dan sekat-sekat teologis, terutama antara Sunni dan Syiah.
“Pihak luar akan terus memprovokasi perbedaan itu melalui proxy war seperti yang dilakukan Amerika selama ini di kawasan,” ujarnya.
Kini, Amerika Serikat bahkan telah mengerahkan kapal-kapal induknya dan kekuatan militer ke Timur Tengah untuk membantu “Israel” yang terdesak.
“Saatnya keadilan ditegakkan. Tiada perdamaian tanpa keadilan, tiada keadilan tanpa kebenaran,” pungkasnya.
(Samirmusa/arrahmah.id)