ISLAMABAD (Arrahmah.id) – Fazal ur Rehman, pemimpin Jamiat Ulema-e-Islam Pakistan, mengatakan bahwa Islamabad telah gagal memanfaatkan peluang diplomatik untuk memperbaiki hubungannya dengan Afghanistan.
Ia mendesak militer Pakistan untuk merevisi kebijakannya terhadap Kabul, dan menekankan bahwa pendekatan yang ada saat ini kurang mendapat dukungan publik.
Berbicara mengenai hal ini, Maulana Fazal ur Rehman menyatakan: “Dari Zahir Shah hingga Ashraf Ghani, pemerintah pro-India telah memerintah Afghanistan. Sekarang, hanya Imarah Islam yang tersisa -sebuah pemerintahan yang secara diplomatis dapat kami ubah menjadi sekutu pro-Pakistan. Tetapi kami mendorong mereka menjauh juga.”
Pemimpin JUI-F juga mengkritik keras penutupan penyeberangan perbatasan komersial dan penghentian truk-truk pengangkut barang antara Afghanistan dan Pakistan, dan menyebut kebijakan-kebijakan semacam itu merugikan kedua negara, lansir Tolo News (2/5/2025).
Ia menambahkan: “Pesan saya kepada militer Pakistan adalah untuk mengakui bahwa, dalam situasi saat ini, mereka tidak memiliki dukungan politik yang kuat. Ketika sebuah masalah muncul dengan India, seluruh negara bersatu. Tetapi jika konflik muncul dengan Afghanistan, persatuan nasional tidak akan ada karena realitas di lapangan berbeda dalam kedua kasus tersebut.”
Fazal ur Rehman telah berulang kali mengkritik apa yang ia sebut sebagai “kebijakan Pakistan yang cacat terhadap Afghanistan.”
Analis politik Mohammad Zalmai Afghan Yar berkomentar: “Para penguasa Pakistan memiliki kesempatan untuk membangun keterlibatan berdasarkan kepentingan bersama -meskipun kontrol kebijakan berada di tangan militer. Diharapkan mereka akan menerima Afghanistan yang stabil secara politik dan ekonomi sebagai tetangga.”
Tantangan yang sedang berlangsung seperti deportasi paksa para migran Afghanistan, penutupan perlintasan perdagangan, dan tuduhan para pejabat Pakistan bahwa kelompok-kelompok militan beroperasi dari wilayah Afghanistan telah merenggangkan hubungan kedua negara. (haninmazaya/arrahmah.id)