DOHA (Arrahmah.id) – Pada hari Minggu, 2 Februari 2025, sebuah delegasi tinggi dari Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), yang dipimpin oleh Mohammad Darwish, Ketua Biro Politik, bertemu dengan Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan untuk membahas pelaksanaan kesepakatan gencatan senjata di Gaza, pertukaran tahanan, dan persiapan untuk tahap kedua pembicaraan.
Delegasi Hamas yang hadir dalam pertemuan tersebut termasuk tokoh-tokoh senior politik, antara lain Khaled Meshaal, Khalil Al-Hayya, Hossam Badran, Mohammad Nazzal, Izzat Al-Rishq, serta penasihat media pemimpin Hamas, Taher Al-Nunu. Dalam pertemuan tersebut, Hamas menyoroti keterlambatan “Israel” dalam memenuhi protokol kemanusiaan yang disepakati, terutama terkait pengiriman bantuan vital seperti tenda, rumah prefab (karavan), bahan bakar, serta pembangunan kembali rumah sakit, sumur air, dan peralatan berat.
Hamas menegaskan komitmennya untuk memastikan kehidupan yang bermartabat bagi rakyat Palestina, dengan menekankan perlunya tindakan cepat untuk menyediakan tempat penampungan layak, memperbaiki infrastruktur jalan, dan memenuhi kebutuhan dasar seperti air dan bantuan makanan. Delegasi Hamas juga menyampaikan harapan agar rekonstruksi penuh Gaza dapat segera dimulai.
Dalam kesempatan tersebut, Hamas juga memuji dukungan berkelanjutan Turki terhadap perjuangan Palestina, serta peran penting Ankara dalam memperkuat ketahanan rakyat Palestina, khususnya di Gaza yang masih terpuruk akibat agresi “Israel”.
Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan, dalam pernyataannya menegaskan kembali posisi teguh Turki yang terus mendukung perjuangan rakyat Palestina untuk meraih kebebasan dan kemerdekaan. Fidan juga menyerukan agar mereka yang bertanggung jawab atas genosida yang sedang berlangsung di Gaza diadili. Ia menekankan pentingnya menjaga gencatan senjata dan mempercepat pengiriman bantuan kemanusiaan kepada rakyat Palestina di Gaza, serta menolak segala upaya untuk memaksa mereka meninggalkan tanah mereka.
(Samirmusa/arrahmah.id)