TEHERAN (Arrahmah.id) — Iran dilaporkan menimbun 400 kilogram uranium dengan tingkat kemurnian 60% yang diperkirakan bisa menciptakan 10 senjata nuklir jika kemurniannya diperkaya hingga 90%.
International Atomic Energy Agency (IEA) mengatakan stok uranium Iran meningkat hampir 50% dalam tiga bulan terakhir. Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi mengatakan Iran telah memproduksi uranium pada laju setara dengan satu senjata nuklir per bulan. Meskipun Iran bersikeras program nuklirnya bertujuan damai, IAEA menyatakan tidak dapat memverifikasi klaim tersebut karena informasi yang terbatas.
“Produksi dan akumulasi uranium yang sangat diperkaya oleh Iran adalah hal yang sangat mengkhawatirkan,” kata Grossi, dikutip dari BBC (1/6/2025).
Laporan IAEA juga mengungkap kegiatan nuklir Iran yang tidak dilaporkan di masa lalu, termasuk proyek rahasia di tiga lokasi—Lavisan-Shian, Varamin, dan Turquzabad—yang berlangsung hingga awal 2000-an. Iran diperkirakan bisa menghasilkan bahan baku bom dalam waktu kurang dari dua minggu dan menyelesaikan senjatanya dalam beberapa bulan.
Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menyebut bahwa negaranya juga menolak keberadaan senjata nuklir.
“Jika masalahnya adalah senjata nuklir, maka kami juga menganggap senjata seperti itu tidak dapat diterima,” ujar Araghchi.
Laporan IAEA terbaru diperkirakan akan mendorong AS, Inggris, Prancis, dan Jerman untuk mendesak Dewan Gubernur IAEA menyatakan Iran melanggar kewajiban non-proliferasi. Meski demikian, kemungkinan rujukan ke Dewan Keamanan PBB baru akan dibahas dalam pertemuan mendatang. (hanoum/arrahmah.id)