KABUL (Arrahmah.id) — Taliban atau Imarah Islam Afghanistan (IIA) mengecam keras serangan udara Israel baru-baru ini ke Iran, menyebut serangan dan pembunuhan komandan militer dan ilmuwan nuklir Iran sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional.
Dalam pernyataan yang diunggah di X, juru bicara utama IIA Zabihullah Mujahid mengatakan serangan itu melanggar prinsip-prinsip inti hukum internasional, khususnya kedaulatan dan integritas teritorial negara.
Mujahid juga mengecam kampanye militer Israel yang sedang berlangsung di Gaza, menyebutnya “tanpa henti dan membawa bencana,” dan menuduh pemerintah ‘Israel’ mengabaikan standar hukum internasional dan kemanusiaan.
“Rezim pendudukan terus melakukan tindakan kekerasannya dengan mengabaikan norma hukum internasional dan kemanusiaan secara terang-terangan,” katanya, dikutip dari Kabul Now (13/6/2025).
Mujahid meminta semua pihak untuk bertindak secara bertanggung jawab guna menghindari ketidakstabilan lebih lanjut dan membantu menjaga perdamaian dan keamanan di kawasan tersebut.
‘Israel’ melancarkan serangkaian serangan udara di Iran pada Jumat dini hari, yang menargetkan lokasi militer dan nuklir di seluruh wilayah tersebut. Media pemerintah Iran mengonfirmasi kematian sedikitnya tiga komandan senior dan enam ilmuwan nuklir.
Di antara mereka yang dilaporkan tewas adalah Mohammad Bagheri, kepala staf angkatan bersenjata Iran, dan Hossein Salami, kepala Korps Garda Revolusi Iran (IRGC).
Media Iran juga melaporkan korban sipil, termasuk wanita dan anak-anak, setelah serangan menghantam daerah permukiman di Teheran.
Iran telah bersumpah untuk membalas. Pemimpin tertinggi negara itu Ayatollah Ali Khamenei mengatakan ‘Israel’ telah “melakukan kejahatan” dan memperingatkan bahwa ‘Israel’ harus menghadapi “hukuman berat.”
Di Afghanistan, mantan Presiden Hamid Karzai dan mantan kepala dewan perdamaian Afghanistan Dr. Abdullah Abdullah juga mengutuk serangan tersebut.
Karzai menggambarkan serangan itu sebagai pelanggaran norma internasional dan menekankan perlunya perdamaian, dengan mengatakan bahwa dunia “membutuhkan perdamaian lebih dari sebelumnya.”
Dr. Abdullah meminta organisasi internasional, termasuk Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), untuk menghentikan kebisuan mereka dan mengambil sikap yang jelas dan tegas terhadap “tindakan agresi terang-terangan” ‘Israel’.
Beberapa negara di kawasan tersebut, termasuk Pakistan, Arab Saudi, dan beberapa negara Arab lainnya, juga mengutuk serangan tersebut dan menyatakan keprihatinan atas risiko eskalasi lebih lanjut. (hanoum/arrahmah.id)