KABUL (Arrahmah.id) – Imarah Islam Afghanistan menolak pernyataan yang dibuat oleh Kepala Staf Angkatan Darat Pakistan yang mengklaim bahwa India menggunakan wilayah Afghanistan untuk beroperasi melawan Pakistan.
Hamdullah Fitrat, wakil juru bicara Imarah Islam, menekankan bahwa pemerintah caretaker, berdasarkan kebijakannya untuk tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain, tidak mengizinkan siapa pun untuk menggunakan tanah Afghanistan untuk melawan negara mana pun, lansir Tolo News (28/6/2025).
Fitrat mengatakan: “Saat ini, tidak ada ancaman terhadap siapa pun, dan kekhawatiran yang menyatakan bahwa satu pihak sedang dipelihara untuk melawan pihak lain tidak berdasar. Emirat Islam menganut kebijakan non-intervensi dalam urusan internal negara lain dan tidak mengizinkan penggunaan tanah Afghanistan untuk menciptakan ketidakamanan, terutama terhadap negara-negara tetangga. Oleh karena itu, kekhawatiran ini tidak berdasar. Meskipun demikian, kami menekankan bahwa hubungan dengan Pakistan penting bagi kami dan harus didasarkan pada kepentingan bersama. Kami mencari hubungan yang baik dengan kedua negara dan mengamati kebijakan netral dan non-intervensionis dalam urusan luar negeri.”
Pernyataan ini menyusul pernyataan baru-baru ini oleh Asim Munir, Kepala Staf Angkatan Darat Pakistan, yang menyatakan bahwa kelompok-kelompok yang didukung India beroperasi melawan Pakistan dari wilayah Afghanistan.
Berbicara di Islamabad, Munir menyebut Afghanistan sebagai negara Islam dan persaudaraan dan menyatakan bahwa Pakistan menginginkan hubungan damai dengan Afghanistan tetapi mengharapkan Kabul untuk mencegah kegiatan elemen-elemen proksi India.
Dia berkata: “Kami hanya meminta satu hal: jangan berikan ruang kepada proksi teroris India -Fitna al-Hind dan Fitna al-Khawarij.”
Mohammad Zalmai Afghan Yar, seorang analis politik, menanggapi dengan mengatakan: “Kurangnya konfrontasi kami dengan India tidak berarti kami menentang Pakistan. Kami berharap pihak lain akan berhenti mengulangi tuduhan dan terlibat dengan Afghanistan berdasarkan kepentingan bersama.”
Di sisi lain, Zalmay Khalilzad, mantan Perwakilan Khusus AS untuk Perdamaian Afghanistan, mengatakan dalam menanggapi pertanyaan tentang Pakistan bahwa tidak ada negara yang boleh menggunakan terorisme sebagai alat politik.
Dalam sebuah wawancara dengan sebuah media India, ia mengatakan: “Tidak ada negara, baik di kawasan ini maupun di dunia, yang boleh menggunakan terorisme sebagai alat untuk memajukan agenda-agenda politik. Bahkan Pakistan sendiri telah menderita akibat terorisme. Oleh karena itu, situasi ini harus diakhiri.”
Meskipun ada peningkatan dalam hubungan diplomatik antara Islamabad dan Kabul baru-baru ini, kekhawatiran dan tuduhan berulang dari Pakistan tentang penggunaan tanah Afghanistan untuk kepentingannya tetap ada. (haninmazaya/arrahmah.id)