TEHERAN (Arrahmah.id) – ‘Israel’ memerintahkan warga di Distrik 7 Teheran untuk segera mengungsi, dengan ancaman akan melancarkan serangan udara terhadap infrastruktur militer Iran dalam waktu dekat. Instruksi ini muncul hanya satu jam setelah Presiden AS Donald Trump menyerukan “Perdamaian dan Harmoni” di kawasan.
Militer ‘Israel’ menyebarkan peta yang menandai wilayah sasaran dengan warna merah dan memperingatkan warga Iran untuk menjauhi area tersebut dalam beberapa jam ke depan. Pejabat militer menyatakan bahwa serangan ini akan difokuskan pada “infrastruktur milik rezim Iran.”
Meski Trump secara terbuka menyerukan penurunan ketegangan, pejabat ‘Israel’ mengatakan mereka justru akan meningkatkan serangan guna menekan Iran agar menghentikan konflik, konflik yang justru dipicu oleh ‘Israel’ sendiri.
Kanal berita ‘Israel’, Kan News, melaporkan bahwa militer ‘Israel’ menargetkan untuk mengakhiri perang dengan Iran dalam hitungan hari. Jurnalis militer Itay Blumental mengutip seorang sumber senior ‘Israel’ yang menyatakan: “Dalam beberapa hari ke depan, serangan ‘Israel’ akan dilakukan seintens mungkin untuk memberi tekanan dan memaksa Iran mundur.”
Pada Senin (23/6/2025), Iran meluncurkan operasi misil terkoordinasi yang menargetkan pangkalan militer AS di Qatar dan Irak, sebagai respons atas serangan terhadap fasilitas nuklirnya yang dilakukan oleh pasukan Amerika. Serangan ini, yang diberi nama Operasi Bashair al-Fath, dilakukan oleh militer Iran dan Korps Garda Revolusi Iran.
Menurut Trump dan media Barat, Iran disebut telah memberikan pemberitahuan awal kepada pejabat Qatar untuk meminimalisir korban, sebuah langkah yang dianggap sebagai bentuk balasan simbolik, keras, tapi tetap terukur untuk menghindari eskalasi penuh. Sirene peringatan udara sempat dibunyikan di pangkalan-pangkalan militer AS di Qatar, Irak, Kuwait, dan Bahrain, dan beberapa misil dilaporkan berhasil dicegat. (zarahamala/arrahmah.id)