GAZA (Arrahmah.id) – Di tengah kehancuran yang nyaris total, satu hal tetap konsisten di Gaza: rumah sakit tak pernah luput dari serangan. Pada Rabu (4/6/2025), jet tempur ‘Israel’ kembali membombardir atap Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsha, tepat di jantung Gaza tengah. Tiga serangan drone menghantam bangunan utama rumah sakit. Kerusakan fisik terjadi, tapi yang lebih parah adalah pesan yang dibawa: tidak ada tempat yang aman, bahkan rumah sakit.
Ini bukan insiden pertama. Bahkan bukan yang kedua. Ini adalah serangan ke-11 ke rumah sakit yang sama sejak genosida dimulai. Daftarnya panjang dan menyesakkan, dimulai dari Januari 2024, hingga serangan terbaru pada 4 Juni 2025. Serangan demi serangan ini membentuk pola: perang sistematis terhadap sektor kesehatan Gaza.
Kantor Media Pemerintah Gaza menyebutnya dengan tegas: “Ini adalah kejahatan perang yang brutal dan disengaja.” Mereka tak hanya menyalahkan ‘Israel’, tapi juga mengarahkan jari pada pemerintah AS sebagai pendukung utama, serta mengecam diamnya negara-negara Barat lain yang memilih bungkam atau pura-pura tak tahu.
“Target rumah sakit bukan salah tembak. Ini adalah kebijakan,” ujar pernyataan resmi. Mereka kembali menyerukan kepada PBB dan lembaga-lembaga hak asasi internasional untuk tidak tinggal diam, sebab sistem kesehatan Gaza sedang runtuh secara total.
Dan ini bukan hanya tentang satu rumah sakit. Sejak agresi dimulai, tercatat 164 institusi kesehatan dihancurkan atau dipaksa tutup, termasuk 38 rumah sakit dan 82 pusat medis, 144 ambulans dihantam, 54 kendaraan pertahanan sipil, termasuk mobil pemadam, dibom.
Bukan sekadar kerusakan fisik, ini adalah pembongkaran sistematis terhadap jantung kemanusiaan Gaza, membunuh harapan bersama dokter-dokter yang gugur, ambulans yang terbakar, dan pasien-pasien yang tak pernah sempat diselamatkan.
Kita tak lagi bicara soal pelanggaran hukum internasional saja. Ini adalah pembunuhan publik terhadap seluruh sistem penyelamat nyawa, dilakukan terang-terangan, berulang kali, dan tanpa konsekuensi. (zarahamala/arrahmah.id)