JAKARTA (Arrahmah.com) – Terkait pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan yang akan membongkar dosa Amien Rais, Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Prof Din Syamsuddin mengatakan bahwa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, seyogyanya tidak ada saling ancam-mengancam. Bekerjalah sesuai posisi masing-masing.
Menurut Din, sikap ancam-mengancam sangat potensial mengganggu kerukunan bangsa. Apalagi jika masing-masing saling membuka kesalahan.
“Saling memaafkan adalah sikap kesatria dan negarawan,” ujar Din.
Sebelumnya, Amien Rais mengatakan bahwa program bagi-bagi sertifikat tanah itu merupakan pengibulan karena ada 74 persen tanah di negeri ini yang dikuasai kelompok tertentu, tapi pemerintah diam saja. Dia menilai penguasaan tanah yang luar biasa luas itu seolah dibiarkan.
Lalu, Luhut Panjaitan pun beraksi keras menyikapi kritikan Amien Rais itu.
“Misalnya ada senior bilang bahwa ngasih sertifikat itu ngibulin gitu, apanya yang dikibulin? Sertifikat itu dulu prosesnya lama, panjang dan sedikit. Sekarang proses cepat dan banyak. Salahnya di mana? Jangan asbun (asal bunyi) aja. Jadi nggak boleh kita asal ngomong apalagi senior-senior,” ujar Luhut dalam seminar Kebijakan Maritim dan Kesejahteraan Nelayan, di Gedung Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Jakarta Pusat, Senin (19/3).
”Jangan asal kritik saja. Saya tahu track record-mu kok. Kalau kau merasa paling bersih kau boleh ngomong. Dosamu banyak juga kok, ya sudah diam sajalah. Tapi jangan main-main, kalau main-main kita bisa cari dosamu kok. Emang kau siapa?” lanjut Luhut.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Taufik Kurniawan mengingatkan Luhut tidak perlu emosi merespons kritikan Amien Rais.
Menurut Taufik, seharusnya kritikan Amien Rais dijadikan sebagai cambuk bagi pemerintah untuk bisa bekerja lebih baik.
(ameera/arrahmah.com)