JAKARTA (Arrahmah.id) – Ramadhan hampir seminggu meninggal umat Islam namun suasananya masih terasa hingga saat ini.
Seakan belum rela bila Ramadhan pergi. Umat Islam tentu merindukan suasana Ramadhan yang penuh berkah.
Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Cholil Nafis memberikan tips agar nuansa Ramadhan tetap terjaga dalam keseharian selama sebelas bulan kedepan. Salah satunya adalah dengan membiasakan berpuasa sunnah.
“Menjaga fitrah selama 11 bulan ke depan, tentu dengan selalu menciptakan suasana Ramadhan di setiap harinya, caranya yang tepat adalah dengan puasa sunnah seperti Senin Kamis, ayyamul bidh (13, 14, 15 di setiap bulan hijriyah), serta pada hari-hari utama lainnya,” ungkapnya, dikutip dari MUIDigital, Jumat (04/04/2025).
Inti Ramadhan adalah berpuasa. Perasaan yang muncul dari kebiasaan menahan hawa nafsu itu juga akan menjaga kita untuk senantiasa menjalankan ibadah yang lain. Mulai dari membaca Al Qur’an, shalat Sunnah, maupun menjalankan ibadah-ibadah sunnah lainnya seperti yang dilakukan selama Ramadhan.
Kiai Cholil menyampaikan, tanda bahwa puasa Ramadhan kita diterima oleh Allah SWT maka akan diikuti dengan perbuatan baik berikutnya.
Kiai Cholil menukil Ibnu Rajab Al-Hambali yang mengatakan,
أن معاودة الصيام بعد صيام رمضان علامة على قبول صوم رمضان فإن الله إذا تقبل عمل عبد وفقه لعمل صالح بعده كما قال بعضهم: ثواب الحسنة الحسنة بعدها فمن عمل حسنة ثم اتبعها بعد بحسنة كان ذلك علامة على قبول الحسنة الأولى كما أن من عمل حسنة ثم اتبعها بسيئة كان ذلك علامة رد الحسنة وعدم قبولها
Artinya: “Membiasakan puasa setelah puasa Ramadhan merupakan tanda diterimanya amal puasa di bulan Ramadhan. Sesungguhnya Allah jika menerima suatu amal hamba, maka Allah beri ia taufik untuk melakukan amal shalih setelahnya.”
Kemauan kita untuk membiasakan puasa sunnah setelah Ramadhan ini tentu menjadi bukti bahwa Allah SWT telah menerima amalan dan ibadah kita selama bulan Ramadhan.
(ameera/arrahmah.id)