Rab, 2 Juli 2025 / 7 Muharram 1447
  • About
  • Redaksi
  • Donasi
  • Disclaimer
  • Copyright
  • Pedoman Media Siber
Arrahmah.id
No Result
View All Result
  • News
    • All
    • Depth
    • Editorial
    • Ekonomi
    • Feature
    • Foto
    • Internasional
    • Interview
    • Medis
    • Nasional
    • Teknologi
    • Video
    • Weekly Report
    Warga “Israel” Menyerang Tentara “Israel” di Tepi Barat

    Warga “Israel” Menyerang Tentara “Israel” di Tepi Barat

    Bagaimana Arab Saudi Menyelenggarakan Haji Dengan Teknologi Tercanggih di 2025

    Bagaimana Arab Saudi Menyelenggarakan Haji Dengan Teknologi Tercanggih di 2025

    Forum Bahtsul Masail Pondok Pesantren Besuk Pasuruan: Sound Horeg Haram!

    Forum Bahtsul Masail Pondok Pesantren Besuk Pasuruan: Sound Horeg Haram!

    Hanafi Serukan Iran Hormati Hak Migran Afghanistan dan Nilai-nilai Islam

    Hanafi Serukan Iran Hormati Hak Migran Afghanistan dan Nilai-nilai Islam

    Dokumen ‘Israel’ Bocor: Targetkan Tepi Barat Jadi Pemukiman Yahudi, Palestina akan Diusir Secara Massal

    Dokumen ‘Israel’ Bocor: Targetkan Tepi Barat Jadi Pemukiman Yahudi, Palestina akan Diusir Secara Massal

    Beredar Isu Suriah Cegat Misil Iran, Ini Faktanya

    Benarkah Suriah Akan Berdamai dengan ‘Israel’? Ini Fakta dan Spekulasinya

    Rapat Rahasia Bahas Masa Depan Gaza, Militer ‘Israel’ Anjurkan Segera Berunding

    Rapat Rahasia Bahas Masa Depan Gaza, Militer ‘Israel’ Anjurkan Segera Berunding

    Perlawanan Gaza Bersatu Hantam Zionis, Pasukan Pendudukan Akui Prajuritnya Tewas

    Perlawanan Gaza Bersatu Hantam Zionis, Pasukan Pendudukan Akui Prajuritnya Tewas

    Berita Dibebaskannya Syekh Al Tarifi oleh Saudi Masih Simpang Siur

    Berita Dibebaskannya Syekh Al Tarifi oleh Saudi Masih Simpang Siur

  • Rubrik
    • All
    • Artikel
    • Kisah & Teladan
    • Review
    • Sejarah
    Hakam Al-Issa, Otak Dibalik Pelatihan Al-Qassam dan Operasi Banjir Al-Aqsha

    Hakam Al-Issa, Otak Dibalik Pelatihan Al-Qassam dan Operasi Banjir Al-Aqsha

    Serangan Amerika terhadap Iran: Apakah “Israel” Memenangkan Pertempuran?

    Serangan Amerika terhadap Iran: Apakah “Israel” Memenangkan Pertempuran?

    Bagaimana Netanyahu Merencanakan Dominasi Timur Tengah Melalui Serangan ke Iran?

    Bagaimana Netanyahu Merencanakan Dominasi Timur Tengah Melalui Serangan ke Iran?

    B-2 Spirit: Bom Siluman Amerika yang Diandalkan “Israel” Hantam Nuklir Iran

    B-2 Spirit: Bom Siluman Amerika yang Diandalkan “Israel” Hantam Nuklir Iran

    Menyamar sebagai Muslimah, Wanita Yahudi Ini Bongkar Jantung Propaganda Iran

    Menyamar sebagai Muslimah, Wanita Yahudi Ini Bongkar Jantung Propaganda Iran

    Privat: Rudal-Rudal Iran di Tel Aviv: Bagaimana Aturan Permainan Telah Berubah?

    Privat: Rudal-Rudal Iran di Tel Aviv: Bagaimana Aturan Permainan Telah Berubah?

    Apakah “Israel” Benar-Benar Mampu Menghancurkan Program Nuklir Iran?

    Apakah “Israel” Benar-Benar Mampu Menghancurkan Program Nuklir Iran?

    Operasi Rahasia ‘Israel’: Bagaimana Mereka Menembus Jantung Pertahanan Iran?

    Operasi Rahasia ‘Israel’: Bagaimana Mereka Menembus Jantung Pertahanan Iran?

    Hendak Hapus Jejak Palestina, Buldozer ‘Israel’ Tak Henti Gempur Tulkarem

    Hendak Hapus Jejak Palestina, Buldozer ‘Israel’ Tak Henti Gempur Tulkarem

  • Kajian Islam
    • All
    • Akhir Zaman
    • Doa & Dzikir
    • Fatwa & Tanya Jawab
    • Hadits
    • Hakekat Syi'ah
    • Kajian Jihad
    • Miracle of Quran & Sunnah
    • Ramadhan
    • Sirah Salaf
    • Syariah
    • Tauhid
    • Tausiyah
    Pembebasan Damaskus: Pertanda Dekatnya Pembebasan Baitulmaqdis dan Masjid Al-Aqsha yang Mulia

    Pembebasan Damaskus: Pertanda Dekatnya Pembebasan Baitulmaqdis dan Masjid Al-Aqsha yang Mulia

    Palestina Tak Bisa Dibeli Kembali dengan Darah Setelah Dijual dengan Uang

    Palestina Tak Bisa Dibeli Kembali dengan Darah Setelah Dijual dengan Uang

    Toko-toko Kue di Herat Berkembang Selama Ramadhan, Meskipun Ada Kesulitan Ekonomi

    Toko-toko Kue di Herat Berkembang Selama Ramadhan, Meskipun Ada Kesulitan Ekonomi

    Ramadhan 2025, Negara Mana yang Paling Banyak Menanam Kurma?

    Ramadhan 2025, Negara Mana yang Paling Banyak Menanam Kurma?

    Rahasia Sehat Berbuka Puasa: Mengapa Harus Dimulai dengan Kurma dan Air?

    Rahasia Sehat Berbuka Puasa: Mengapa Harus Dimulai dengan Kurma dan Air?

    Cegah Kriminal dan Tawuran, Pemkot Padang Larang Anak di Bawah Umur Keluyuran Setelah Tarawih

    Cegah Kriminal dan Tawuran, Pemkot Padang Larang Anak di Bawah Umur Keluyuran Setelah Tarawih

    Gaza Kembali Bertemu Ramadhan di tengah Puing-puing Kehancuran

    Gaza Kembali Bertemu Ramadhan di tengah Puing-puing Kehancuran

    Syekh Abdur Rasyid Shufi: Al-Qur’an, Investasi Terbesar untuk Anak yang Mengantarkan ke Surga!

    Syekh Abdur Rasyid Shufi: Al-Qur’an, Investasi Terbesar untuk Anak yang Mengantarkan ke Surga!

    Masjid Istiqlal Sediakan 4.000 Makanan Gratis Setiap Hari untuk Sahur dan Berbuka

    Masjid Istiqlal Sediakan 4.000 Makanan Gratis Setiap Hari untuk Sahur dan Berbuka

  • Kontribusi
    • All
    • Citizen Journalism
    • Event
    • Kisah Pembaca
    • Opini
    • Reader's Voice
    Kisruh Empat Pulau, di mana Peran Negara?

    Kisruh Empat Pulau, di mana Peran Negara?

    Kekerasan Terhadap Anak Terus Berulang Butuh Solusi yang Cemerlang

    Kekerasan Terhadap Anak Terus Berulang Butuh Solusi yang Cemerlang

    Sistem Kapitalisme Melegalkan Korupsi

    Sistem Kapitalisme Melegalkan Korupsi

    Serangan Amerika terhadap Iran: Apakah “Israel” Memenangkan Pertempuran?

    Serangan Amerika terhadap Iran: Apakah “Israel” Memenangkan Pertempuran?

    Konflik Wilayah di Tengah Sistem yang Rapuh

    Konflik Wilayah di Tengah Sistem yang Rapuh

    Tata Kelola Listrik dalam Sistem Islam

    Tata Kelola Listrik dalam Sistem Islam

    Patutkah Memuliakan Negara Pembenci Islam?

    Patutkah Memuliakan Negara Pembenci Islam?

    Mendidik Generasi Muda: Tantangan dan Solusi di Era Kapitalisme

    Mendidik Generasi Muda: Tantangan dan Solusi di Era Kapitalisme

    Inses Subur dalam Sistem Kufur

    Inses Subur dalam Sistem Kufur

  • Muslimah
    • All
    • Artikel Muslimah
    • Keluarga
    • Kisah Muslimah
    • Mujahidah
    • Tarbiyatul Awlad
    Syekh Abdur Rasyid Shufi: Al-Qur’an, Investasi Terbesar untuk Anak yang Mengantarkan ke Surga!

    Syekh Abdur Rasyid Shufi: Al-Qur’an, Investasi Terbesar untuk Anak yang Mengantarkan ke Surga!

    Seri Pendidikan Anak (Bagian 2), Disarikan dari Kajian yang Membedah Kitab Athfaalul Muslimin Kaifa Rabbahum an Nabiyyul Amin

    Seri Pendidikan Anak (Bagian 2), Disarikan dari Kajian yang Membedah Kitab Athfaalul Muslimin Kaifa Rabbahum an Nabiyyul Amin

    Seri Pendidikan Anak (Bagian 1), Disarikan dari Kajian yang Membedah Kitab Athfaalul Muslimin Kaifa Rabbahum an Nabiyyul Amin

    Seri Pendidikan Anak (Bagian 1), Disarikan dari Kajian yang Membedah Kitab Athfaalul Muslimin Kaifa Rabbahum an Nabiyyul Amin

    Anak-anak Memperhatikan Setiap Tingkah Laku kita

    Anak-anak Memperhatikan Setiap Tingkah Laku kita

    Karakter Wanita Salehah

    Karakter Wanita Salehah

    Membantu Kedua Orang Tua, Apakah Kewajiban Anak Laki-laki atau Anak Perempuan?

    Membantu Kedua Orang Tua, Apakah Kewajiban Anak Laki-laki atau Anak Perempuan?

    Hikmah Pernikahan Nabi shallallahu alaihi wa sallam Meskipun Perbedaan Umur

    Hikmah Pernikahan Nabi shallallahu alaihi wa sallam Meskipun Perbedaan Umur

    Hukum Wanita Mengenakan Barukah (Sanggul)

    Hukum Wanita Mengenakan Barukah (Sanggul)

    Keharmonisan Rumah Tangga Rasulullah

    Keharmonisan Rumah Tangga Rasulullah

  • Kolom
    • All
    • Muhammad Jibriel
    • Ustadz Abu M. Jibriel
    • Ustadz Budi Ashari
    • Ustadz Farid Ahmad Okbah
    • Ustadz Irfan S. Awwas
    Khutbah Wukuf Arafah 1446 H / 2025 M: Memenuhi Undangan Haji ke Baitullah

    Khutbah Wukuf Arafah 1446 H / 2025 M: Memenuhi Undangan Haji ke Baitullah

    Khutbah Jum’at: Bencana Alam di Kota tak Bertuhan

    Khutbah Jum’at: Bencana Alam di Kota tak Bertuhan

    Catatan Perjalanan dari Bumi Jihad Syam

    Catatan Perjalanan dari Bumi Jihad Syam

    Khutbah Jum’at: Indonesia Berkah Bebas dari Kemungkaran

    Khutbah Jum’at: Indonesia Berkah Bebas dari Kemungkaran

    Oposisi Setan Bisu di Pilkada 2024

    Oposisi Setan Bisu di Pilkada 2024

    Eskalasi meningkat sebabkan 21 warga Palestina meninggal dunia

    Dialog Syeikh Abdullah Ghabayin dan Syeikh Fadi Ad-Dalli Terkait Kondisi di Gaza

    Presiden Baru, Harapan Baru Menuju Baldah Thoyyibah

    Presiden Baru, Harapan Baru Menuju Baldah Thoyyibah

    Khutbah Jumat: Indonesia Darurat Makanan dan Minuman Haram

    Khutbah Jumat: Indonesia Darurat Makanan dan Minuman Haram

    Lengsernya Rezim Ruwaibidhah

    Lengsernya Rezim Ruwaibidhah

  • Redaksi
    Kaleidoskop 2024: Tantangan dan Harapan

    Kaleidoskop 2024: Tantangan dan Harapan

    Selamat Hari Raya Idulfitri 1445 H

    Selamat Hari Raya Idulfitri 1445 H

    Gaza Penakluk “Israel”, film terbaik dari kami yang akan segera tayang

    Gaza Penakluk “Israel”, film terbaik dari kami yang akan segera tayang

    Kaleidoskop 2023

    Kaleidoskop 2023

    Selamat Hari Raya Idulfitri 1444 H

    Selamat Hari Raya Idulfitri 1444 H

    Kaleidoskop 2022

    Kaleidoskop 2022

    Support Dakwah Media Islam Arrahmah.com

    Support Dakwah Media Islam Arrahmah.com

    Marhaban Ya Ramadhan

    Marhaban Ya Ramadhan

    Jibriel dan geng liberal yang hipokrit; Studi kasus pemberitaan bom Sarinah

    Jibriel: Arrahmah Terdepan Menentang Kelompok Teror ISIS

  • Video
Arrahmah.id
  • News
    • All
    • Depth
    • Editorial
    • Ekonomi
    • Feature
    • Foto
    • Internasional
    • Interview
    • Medis
    • Nasional
    • Teknologi
    • Video
    • Weekly Report
    Warga “Israel” Menyerang Tentara “Israel” di Tepi Barat

    Warga “Israel” Menyerang Tentara “Israel” di Tepi Barat

    Bagaimana Arab Saudi Menyelenggarakan Haji Dengan Teknologi Tercanggih di 2025

    Bagaimana Arab Saudi Menyelenggarakan Haji Dengan Teknologi Tercanggih di 2025

    Forum Bahtsul Masail Pondok Pesantren Besuk Pasuruan: Sound Horeg Haram!

    Forum Bahtsul Masail Pondok Pesantren Besuk Pasuruan: Sound Horeg Haram!

    Hanafi Serukan Iran Hormati Hak Migran Afghanistan dan Nilai-nilai Islam

    Hanafi Serukan Iran Hormati Hak Migran Afghanistan dan Nilai-nilai Islam

    Dokumen ‘Israel’ Bocor: Targetkan Tepi Barat Jadi Pemukiman Yahudi, Palestina akan Diusir Secara Massal

    Dokumen ‘Israel’ Bocor: Targetkan Tepi Barat Jadi Pemukiman Yahudi, Palestina akan Diusir Secara Massal

    Beredar Isu Suriah Cegat Misil Iran, Ini Faktanya

    Benarkah Suriah Akan Berdamai dengan ‘Israel’? Ini Fakta dan Spekulasinya

    Rapat Rahasia Bahas Masa Depan Gaza, Militer ‘Israel’ Anjurkan Segera Berunding

    Rapat Rahasia Bahas Masa Depan Gaza, Militer ‘Israel’ Anjurkan Segera Berunding

    Perlawanan Gaza Bersatu Hantam Zionis, Pasukan Pendudukan Akui Prajuritnya Tewas

    Perlawanan Gaza Bersatu Hantam Zionis, Pasukan Pendudukan Akui Prajuritnya Tewas

    Berita Dibebaskannya Syekh Al Tarifi oleh Saudi Masih Simpang Siur

    Berita Dibebaskannya Syekh Al Tarifi oleh Saudi Masih Simpang Siur

  • Rubrik
    • All
    • Artikel
    • Kisah & Teladan
    • Review
    • Sejarah
    Hakam Al-Issa, Otak Dibalik Pelatihan Al-Qassam dan Operasi Banjir Al-Aqsha

    Hakam Al-Issa, Otak Dibalik Pelatihan Al-Qassam dan Operasi Banjir Al-Aqsha

    Serangan Amerika terhadap Iran: Apakah “Israel” Memenangkan Pertempuran?

    Serangan Amerika terhadap Iran: Apakah “Israel” Memenangkan Pertempuran?

    Bagaimana Netanyahu Merencanakan Dominasi Timur Tengah Melalui Serangan ke Iran?

    Bagaimana Netanyahu Merencanakan Dominasi Timur Tengah Melalui Serangan ke Iran?

    B-2 Spirit: Bom Siluman Amerika yang Diandalkan “Israel” Hantam Nuklir Iran

    B-2 Spirit: Bom Siluman Amerika yang Diandalkan “Israel” Hantam Nuklir Iran

    Menyamar sebagai Muslimah, Wanita Yahudi Ini Bongkar Jantung Propaganda Iran

    Menyamar sebagai Muslimah, Wanita Yahudi Ini Bongkar Jantung Propaganda Iran

    Privat: Rudal-Rudal Iran di Tel Aviv: Bagaimana Aturan Permainan Telah Berubah?

    Privat: Rudal-Rudal Iran di Tel Aviv: Bagaimana Aturan Permainan Telah Berubah?

    Apakah “Israel” Benar-Benar Mampu Menghancurkan Program Nuklir Iran?

    Apakah “Israel” Benar-Benar Mampu Menghancurkan Program Nuklir Iran?

    Operasi Rahasia ‘Israel’: Bagaimana Mereka Menembus Jantung Pertahanan Iran?

    Operasi Rahasia ‘Israel’: Bagaimana Mereka Menembus Jantung Pertahanan Iran?

    Hendak Hapus Jejak Palestina, Buldozer ‘Israel’ Tak Henti Gempur Tulkarem

    Hendak Hapus Jejak Palestina, Buldozer ‘Israel’ Tak Henti Gempur Tulkarem

  • Kajian Islam
    • All
    • Akhir Zaman
    • Doa & Dzikir
    • Fatwa & Tanya Jawab
    • Hadits
    • Hakekat Syi'ah
    • Kajian Jihad
    • Miracle of Quran & Sunnah
    • Ramadhan
    • Sirah Salaf
    • Syariah
    • Tauhid
    • Tausiyah
    Pembebasan Damaskus: Pertanda Dekatnya Pembebasan Baitulmaqdis dan Masjid Al-Aqsha yang Mulia

    Pembebasan Damaskus: Pertanda Dekatnya Pembebasan Baitulmaqdis dan Masjid Al-Aqsha yang Mulia

    Palestina Tak Bisa Dibeli Kembali dengan Darah Setelah Dijual dengan Uang

    Palestina Tak Bisa Dibeli Kembali dengan Darah Setelah Dijual dengan Uang

    Toko-toko Kue di Herat Berkembang Selama Ramadhan, Meskipun Ada Kesulitan Ekonomi

    Toko-toko Kue di Herat Berkembang Selama Ramadhan, Meskipun Ada Kesulitan Ekonomi

    Ramadhan 2025, Negara Mana yang Paling Banyak Menanam Kurma?

    Ramadhan 2025, Negara Mana yang Paling Banyak Menanam Kurma?

    Rahasia Sehat Berbuka Puasa: Mengapa Harus Dimulai dengan Kurma dan Air?

    Rahasia Sehat Berbuka Puasa: Mengapa Harus Dimulai dengan Kurma dan Air?

    Cegah Kriminal dan Tawuran, Pemkot Padang Larang Anak di Bawah Umur Keluyuran Setelah Tarawih

    Cegah Kriminal dan Tawuran, Pemkot Padang Larang Anak di Bawah Umur Keluyuran Setelah Tarawih

    Gaza Kembali Bertemu Ramadhan di tengah Puing-puing Kehancuran

    Gaza Kembali Bertemu Ramadhan di tengah Puing-puing Kehancuran

    Syekh Abdur Rasyid Shufi: Al-Qur’an, Investasi Terbesar untuk Anak yang Mengantarkan ke Surga!

    Syekh Abdur Rasyid Shufi: Al-Qur’an, Investasi Terbesar untuk Anak yang Mengantarkan ke Surga!

    Masjid Istiqlal Sediakan 4.000 Makanan Gratis Setiap Hari untuk Sahur dan Berbuka

    Masjid Istiqlal Sediakan 4.000 Makanan Gratis Setiap Hari untuk Sahur dan Berbuka

  • Kontribusi
    • All
    • Citizen Journalism
    • Event
    • Kisah Pembaca
    • Opini
    • Reader's Voice
    Kisruh Empat Pulau, di mana Peran Negara?

    Kisruh Empat Pulau, di mana Peran Negara?

    Kekerasan Terhadap Anak Terus Berulang Butuh Solusi yang Cemerlang

    Kekerasan Terhadap Anak Terus Berulang Butuh Solusi yang Cemerlang

    Sistem Kapitalisme Melegalkan Korupsi

    Sistem Kapitalisme Melegalkan Korupsi

    Serangan Amerika terhadap Iran: Apakah “Israel” Memenangkan Pertempuran?

    Serangan Amerika terhadap Iran: Apakah “Israel” Memenangkan Pertempuran?

    Konflik Wilayah di Tengah Sistem yang Rapuh

    Konflik Wilayah di Tengah Sistem yang Rapuh

    Tata Kelola Listrik dalam Sistem Islam

    Tata Kelola Listrik dalam Sistem Islam

    Patutkah Memuliakan Negara Pembenci Islam?

    Patutkah Memuliakan Negara Pembenci Islam?

    Mendidik Generasi Muda: Tantangan dan Solusi di Era Kapitalisme

    Mendidik Generasi Muda: Tantangan dan Solusi di Era Kapitalisme

    Inses Subur dalam Sistem Kufur

    Inses Subur dalam Sistem Kufur

  • Muslimah
    • All
    • Artikel Muslimah
    • Keluarga
    • Kisah Muslimah
    • Mujahidah
    • Tarbiyatul Awlad
    Syekh Abdur Rasyid Shufi: Al-Qur’an, Investasi Terbesar untuk Anak yang Mengantarkan ke Surga!

    Syekh Abdur Rasyid Shufi: Al-Qur’an, Investasi Terbesar untuk Anak yang Mengantarkan ke Surga!

    Seri Pendidikan Anak (Bagian 2), Disarikan dari Kajian yang Membedah Kitab Athfaalul Muslimin Kaifa Rabbahum an Nabiyyul Amin

    Seri Pendidikan Anak (Bagian 2), Disarikan dari Kajian yang Membedah Kitab Athfaalul Muslimin Kaifa Rabbahum an Nabiyyul Amin

    Seri Pendidikan Anak (Bagian 1), Disarikan dari Kajian yang Membedah Kitab Athfaalul Muslimin Kaifa Rabbahum an Nabiyyul Amin

    Seri Pendidikan Anak (Bagian 1), Disarikan dari Kajian yang Membedah Kitab Athfaalul Muslimin Kaifa Rabbahum an Nabiyyul Amin

    Anak-anak Memperhatikan Setiap Tingkah Laku kita

    Anak-anak Memperhatikan Setiap Tingkah Laku kita

    Karakter Wanita Salehah

    Karakter Wanita Salehah

    Membantu Kedua Orang Tua, Apakah Kewajiban Anak Laki-laki atau Anak Perempuan?

    Membantu Kedua Orang Tua, Apakah Kewajiban Anak Laki-laki atau Anak Perempuan?

    Hikmah Pernikahan Nabi shallallahu alaihi wa sallam Meskipun Perbedaan Umur

    Hikmah Pernikahan Nabi shallallahu alaihi wa sallam Meskipun Perbedaan Umur

    Hukum Wanita Mengenakan Barukah (Sanggul)

    Hukum Wanita Mengenakan Barukah (Sanggul)

    Keharmonisan Rumah Tangga Rasulullah

    Keharmonisan Rumah Tangga Rasulullah

  • Kolom
    • All
    • Muhammad Jibriel
    • Ustadz Abu M. Jibriel
    • Ustadz Budi Ashari
    • Ustadz Farid Ahmad Okbah
    • Ustadz Irfan S. Awwas
    Khutbah Wukuf Arafah 1446 H / 2025 M: Memenuhi Undangan Haji ke Baitullah

    Khutbah Wukuf Arafah 1446 H / 2025 M: Memenuhi Undangan Haji ke Baitullah

    Khutbah Jum’at: Bencana Alam di Kota tak Bertuhan

    Khutbah Jum’at: Bencana Alam di Kota tak Bertuhan

    Catatan Perjalanan dari Bumi Jihad Syam

    Catatan Perjalanan dari Bumi Jihad Syam

    Khutbah Jum’at: Indonesia Berkah Bebas dari Kemungkaran

    Khutbah Jum’at: Indonesia Berkah Bebas dari Kemungkaran

    Oposisi Setan Bisu di Pilkada 2024

    Oposisi Setan Bisu di Pilkada 2024

    Eskalasi meningkat sebabkan 21 warga Palestina meninggal dunia

    Dialog Syeikh Abdullah Ghabayin dan Syeikh Fadi Ad-Dalli Terkait Kondisi di Gaza

    Presiden Baru, Harapan Baru Menuju Baldah Thoyyibah

    Presiden Baru, Harapan Baru Menuju Baldah Thoyyibah

    Khutbah Jumat: Indonesia Darurat Makanan dan Minuman Haram

    Khutbah Jumat: Indonesia Darurat Makanan dan Minuman Haram

    Lengsernya Rezim Ruwaibidhah

    Lengsernya Rezim Ruwaibidhah

  • Redaksi
    Kaleidoskop 2024: Tantangan dan Harapan

    Kaleidoskop 2024: Tantangan dan Harapan

    Selamat Hari Raya Idulfitri 1445 H

    Selamat Hari Raya Idulfitri 1445 H

    Gaza Penakluk “Israel”, film terbaik dari kami yang akan segera tayang

    Gaza Penakluk “Israel”, film terbaik dari kami yang akan segera tayang

    Kaleidoskop 2023

    Kaleidoskop 2023

    Selamat Hari Raya Idulfitri 1444 H

    Selamat Hari Raya Idulfitri 1444 H

    Kaleidoskop 2022

    Kaleidoskop 2022

    Support Dakwah Media Islam Arrahmah.com

    Support Dakwah Media Islam Arrahmah.com

    Marhaban Ya Ramadhan

    Marhaban Ya Ramadhan

    Jibriel dan geng liberal yang hipokrit; Studi kasus pemberitaan bom Sarinah

    Jibriel: Arrahmah Terdepan Menentang Kelompok Teror ISIS

  • Video
No Result
View All Result
Arrahmah.id
Home Rubrik Sejarah

Mengenal Perjuangan Srikandi-srikandi Islam Naggroe Aceh Darussalam yang gagah berani

by Ameera
Sel, 29 Januari 2019 / 23 Jumadil awal 1440
in Sejarah
Reading Time: 12 mins read
0
A A
0
25
VIEWS
Share on Whatsapp

Oleh Herry Nurdi

(Arrahmah.com) – Sangat banyak perempuan-perempuan perkasa di Nusantara, tapi jika pada bagian ini saya menulis hanya sedikit dari perempuan perkasa Aceh, bukan berarti tidak memberi tempat pada yang lain. Alasannya hanyalah keterbatasan saya sebagai penulis yang tertatih-tatih mengumpulkan sumber dan dana untuk dikisahkan ulang.

BacaJuga

Ben-Zion Netanyahu: Sang Ayah yang Menanamkan Kebencian terhadap Arab

Ben-Zion Netanyahu: Sang Ayah yang Menanamkan Kebencian terhadap Arab

Sen, 10 Maret 2025 / 10 Ramadhan 1446
Al-Daraj dan Serangkaian Tragedi Pembantaian Keji ‘Israel’

Al-Daraj dan Serangkaian Tragedi Pembantaian Keji ‘Israel’

Sen, 12 Agustus 2024 / 8 Safar 1446
Badai Kemarahan Thogut

Badai Kemarahan Thogut

Rab, 8 Mei 2024 / 29 Syawal 1445
Muslim Seberangi Atlantik Sebelum Columbus

Muslim Seberangi Atlantik Sebelum Columbus

Rab, 6 September 2023 / 21 Safar 1445

Dari sekian banyak Srikandi Aceh yang mampu saya kisahkan pun hanya sebagian kecil saja. Satu nama yang akan mengawali kisah ini adalah Ratu Niharsiyah Rawangsa Khadiyu.

Setelah ayahanda beliau Sultan Zainul Abidin Malikud Dhahir yang memerintah Kerajaan Islam Samudera Pasai pada tahun 1350-1394 wafat, putri beliau diangkat sebagai seorang Sultanah, bergelar Malikah Niharsiyah Rawangsa Khadiyu yang memerintah Samudera Pasai mulai dari tahun 1400 sehingga 1428.

Waktu yang cukup singkat, tapi beliau berhasil membangun Samudera Pasai pada tahap yang mengagumkan sebagai Sultanah pertama di dalam sejarah kesultanan muslim di Nusantara.

Sejarah kepemimpinan Sultanah kelak disambung oleh empat Sultanah lain yang memimpin Aceh, mulai dari Sultanah Sofiatuddin yang memimpin Kerajaan Islam Aceh Darussalam pada tahun 1641 hingga 1675 dengan gelar Sri Ratu Tajul Alam Sofiatuddin. Di bawah kepemimpinannya, hukum tegak dengan setegak-tegaknya di Aceh Darussalam.

Kepemimpinan beliau kelak digantikan oleh Ratu Nurul Alam Naqiyatuddin, seorang putri yang sebenarnya tidak memiliki ikatan darah dengan Sultanah Sofiatuddin. Tapi sang ratu mengkader dan menyiapkan Nurul Alam Naqiyatuddin untuk menggantikannya sebagai Sultanah Aceh Darussalam mulai tahun 1675 sampai dengan 1678. Beliau meneruskan penegakan hukum yang dibangun oleh pendahulunya.

Setelah beliau wafat, sang putri yang bernama Zakiyatuddin menggantikannya sebagai Sultanah Aceh Darussalam yang memimpin Aceh sejak tahun 1678 sampai 1688. Beliau bergelar Ratu Zakiyatuddin Inayat Syah.

Pada masa kepemimpinan beliau, datang utusan dari Mekkah, syarif Mekkah sendiri sampai telapak kakinya ke Aceh Darussalam sebagai bentuk relasi dan koneksi hubungan dua wilayah Islam ini.

Syarif Hasyim Jamalullail bukan saja datang ke Aceh, tapi beliau juga akhirnya menetap dan menjadi guru besar Islam di Aceh Darussalam. Dari nama beliau lah, salah satu yang menyebarkan garis keturunan Jamalullail di Nusantara. Sebab setelah era para Sultanah selesai, Syarif Haysim Jamalullail diangkat menjadi Sultan Aceh Darussalam.

Ada catatan sejarah, jika Sultanah Zakiyatuddin bersembang dan berbicara dengan Syarif Hasyim Jamalullail, keduanya berbincang dalam bahasa Arab yang fasih, tukar pikiran, saling belajar. Dan ini menunjukkan penguasaan bahasa Arab yang sangat tinggi dari Sultanah Zakiyatuddin.

Sultanah Sofiatuddin tidak hanya mengasuh satu orang calon pemimpin. Beliau mengkader berlapis-lapis calon pemimpin. Selain mengasuh Sultanah Naqiyatuddin beliau juga membesarkan anak perempuan lain yang beliau beri nama Kamalat. Kelak beliau menjadi Sultanah keempat dengan gelar Sultanah Ratu Kamalat Syah.

Meski memerintah tak lama, beliau menjalankan amanah menegakkan hukum dan keadilan sebaik-baiknya. Kisah yang lebih mendalam akan disusun untuk menceritakan kebesaran dan usaha menegakkan Islam oleh para Sultanah Negeri Aceh Darusslam. Semoga Allah merahmati beliau seluruhnya.

Di antara nama Sultanah-sultanah hebat itu, ada juga nama lain yang beredar di saat dan waktu yang bersamaan. Kemuliaan yang mereka bangun membuat nama negeri Aceh masyhur, dikenal di seluruh penjuru dunia, mengundang orang-orang dan armada datang ziarah. Tapi dalam sejarah dan peradaban, setiap kali harum semerbak mereka yang datang tak hanya untuk menikmati aromanya, tapi ada juga yang hendak memetik bunganya, memotong tangkainya, mencabut akarnya, bahkan menguasai tanahnya.

Laksamana Malahayati

Dan itulah yang terjadi di masa Sultan Alauddin Riayat Syah Sayyidil Mukammil yang memimpin Aceh pada kurun waktu 1589 sampai dengan 1604.

Pada masa itu, dua orang pedagang dari Belanda telah sampai ke Tanah Aceh, mereka adalah dua bersaudara Cornelis de Houtman dan Frederijk de Houtman yang mendirikan sebuah loji untuk berdagang di Banda Aceh. Kapal-kapal mereka berdatangan, tidak hanya untuk berdagang tapi juga terjadi peristiwa-peristiwa pembajakan.

Seorang Lakmana Laut dari Sultan Alauddin diturunkan untuk mengatasi masalah ini. Dan beliau adalah Laksamana Laut Malahayati. Beliau diturunkan untuk mengendalikan masalah keamanan laut, tapi rupanya kapal-kapal dagang Belanda melakukan perlawanan. Maka pertempuran di lepas pantai pun tak dapat dielakkan.

Laksamana Malahayati adalah seorang istri yang ditinggal wafat suaminya. Sang suami juga seorang panglima laut, laksamana gagah perkasa yang gugur saat mempertahankan laut Aceh dan serbuan armada Portugis di Selat Malaka.

Pertempuran dengan armada dagang yang bersenjata milik Belanda itu membuat kedua belah pihak jatuh korban. Peristiwa ini menyulut kemarahan para perempuan Aceh yang suaminya gugur dalam pertempuran itu.

Mereka meminta agar Laksamana Malahayati memimpin mereka, perempuan-perempuan perkasa ini. Bahkan mereka memberi nama pasukannya dengan sebutan Armada Inong Bale.

Mereka mengejar kapal-kapal Belanda, menyerbunya di tengah lautan, mengusirnya dari laut Aceh Darussalam. Bahkan setelah Armada Inong Bale ini sampai ke darat, mereka menyerbu loji milik de Houtman bersaudara dan mengakibatkan kematian keduanya, loji pun lantak rata dengan tanah.

Setelah peristiwa ini, Sultan Alauddin Riayat bahkan memberikan kewenangan penuh kepada Laksamana Malahayati. Beliau mengangkat Laksamana Malahayati menjadi Laksamana Tertinggi Laut Aceh, membawa seluruh armada laut Aceh, dan di tengah-tengah seluruh armada itu, ada armada pasukan elit yang seluruh anggotanya adalah para perempuan Aceh yang perkasa.

Mereka adalah Armada Inong Bale yang tak mengenal gentar dalam dadanya. Laksamana Malahayati dan Armada Inong Bale memimpin benteng di Kreung Raya, atau sungai besar di Aceh. Benteng mereka tinggi dan kokoh, temboknya lebar dan besar.

Tembok benteng inilah yang menjadi saksi bisu perjuangan dan kegigihan Armada Inong Bale yang berkali-kali mempertahankan Aceh dari serbuan armada Portugis yang besar di Selat Malaka. Dan kemenangan selalu diraih oleh Laksamana Malahayati bersama Armada Inong Bale.

Sampai kemudian, Sang Laksamana menuntaskan tugas dan baktinya kepada Agama dan Negerinya, Laksamana Malahayati wafat dan dimakamkan di Benteng Kreung Raya di atas tempatnya berjuang dan mempertahankan Aceh dari penjajah. Seolah-olah beliau masih ingin berjaga, bahkan dalam kematiannya untuk memastikan tanah negeri ini aman dari penjajah.

Cut Nyak Dhien

Tokoh perempuan pejuang yang paling melekat dalam ingatan kita tentang Aceh, tentu Cut Nyak Dhien. Pada masa pemerintahan Sultan Alauddin Muhammad Syah beliau mengangkat seorang panglima pilih tanding bernama Teuku Cut Muhammad yang diberi gelar Panglima Nanta Setia Raja. Sang kakek sesungguhnya bukan berdarah Aceh, beliau adalah orang Minangkabau yang mula-mula turut berjuang bersama di Aceh Darussalam.

Mereka tinggal dan tumbuh di wilayah yang disebut dengan Lampadang Enam Mukim, sebuah wilayah yang melahirkan para pahlawan dan pejuang, juga para sastrawan dan penyair yang menggubah dan mendendangkan syair-syair sabil. Salah seorang penyair yang harum namanya adalah Dokarim, sesungguhnya nama panjangnya adalah Abdulkarim, tapi masyarakat memanggilnya Dokarim.

Beliau keliling kampung, ke dayah-dayah, mendendangkan syairnya tentang perlawanan rakyat Aceh dalam jihad fii sabilillah menentang kafir Belanda. Buku syairnya Perang Kompeni menjadi sebuah buku yang membimbing pertumbuhan anak-anak Aceh, khususnya di Lampadang Enam Mukim. Syair dan pantun itu pula yang kelak mendidik Cut Nyak Dhien tumbuh dewasa.

Panglima Teuku Cut Muhammad memiliki dua orang putra yang juga gagah perkasa. Putra pertamanya bernama Teuku Cut Mahmud, ayah dari Teuku Umar Johan Pahlawan. Sementara putra keduanya adalah Teuku Muda Nanta Setia punya seorang putri yang kelak kita kenal dengan nama Cut Nyak Dhien.

Jadi secara silsilah, Teuku Umar dan Cut Nyak Dhien adalah cucu dari kakek yang satu, seorang panglima yang memiliki anak-anak seorang panglima juga. Maka tak heran, darah johan pahlawan mengalir juga dalam tubuh dua cucunya, Teuku Umar dan Cut Nyak Dhien yang kelak menjadi sepasang suami istri pejuang besar Nusantara.

Bahu membahu bersama sang suami, keluar masuk hutan, naik turun gunung, menyebarangi sungai dan ngarai untuk melakukan perlawanan kepada penjajah Belanda. Bahkan setelah sang suami syahid, Cut Nyak Dhien melanjutkan perjalanan gerilyanya melawan Belanda.

Belanda menghadapi peperangan di Aceh tak tanggung-tanggung, 40 tahun lamanya Belanda berperang di Aceh. Turun temurun perjuangan diwariskan, dari kakek ke anak, dari anak ke cucu, dari suami ke istri, dari kiai ke santri dan seterusnya.

Teuku Umar sebenarnya bukan suami pertama Cut Nyak Dhien, sebelumnya beliau menikah dengan seorang pejuang juga, Ibrahim Lamnga yang syahid dalam pertempuran dengan Belanda di Gle Tarum pada 1878.

Cut Nyak Dhien kemudian meneruskan perjuangan suaminya, sampai beliau menikah kembali dengan Teuku Umar yang satu kakek dengan dirinya, dan semakin berkobarlah perlawanan keduanya kepada penjajah Belanda. Dan ketika itu, usianya masih belasan tahun. Bahkan dalam sejarah tutur dikisahkan, Cut Nyak Dhien menikah dengan Ibrahim Lamnga saat usia beliau 10 tahun lebih sedikit, tak lama setelah itu beliau menjalani kehidupan jihad fii sabilillah.

Saat masih bersama suami Ibrahim Lamnga, terjadi peristiwa besar, Belanda membakar Masjid Raya Baiturrahman, dan inilah yang membuat darah Cut Nyak Dhien mendidih.

Di tengah-tengah manusia beliau berkata dengan lantangnya, “Rumah Allah telah dibakarnya. Masjid kita telah dibakar Belanda. Camkan lah, jangan lupakan! Masih adalah orang Aceh yang sudi menjadi budak Belanda?”

Maka sejak saat itu, hidupnya hanya mengenal satu kata, perjuangan. Keluarganya dibaktikan, suaminya diserahkan pada perjuangan, bahkan dirinya sendiri diwakafkan pada jalan fii sabilillah. Sejak gadisnya, sampai hari tuanya, Cut Nyak Dhien menyerahkan dirinya di jalan Allah.

Bahkan saat ditangkap Belanda, tubuhnya sudah sangat ringkih dan rentah, rambutnya kusut masai dan kedua matanya muta. Umurnya uzur, kesehatannya tak terpelihara karena senantiasa dalam perjalanan gerilya dari hutan ke hutan melawan penjajah.

Meski dengan kondisi begitu, saat ditangkap oleh tangan musuh, Cut Nyak Dhien masih meronta sekuat tenaga. Mulutnya meludah. Lidahnya mencaci kaphe-kaphe yang biadab budinya. Tangannya memukul, kakinya menendang-nendang tanda tak rela. Seluruh tubuhnya, segenap jiwanya membenci kafir-kafir Belanda yang menangkapnya.

Setelah ditangkap, Cut Nyak Dhien ditahan di Kota Raja, Banda Aceh. Tapi setiap hari, ribuan rakyat mendatangi tempatnya ditahan. Memanggil-manggil namanya. Menunjukkan rasa cintanya. Meneriaki Belanda dengan seluruh kebencian dan marah. Karena Belanda tak ingin semakin hari semakin besar kumpulan rakyat yang mendatangi Cut Nyak Dhien, dengan kondisinya yang sangat uzur, dengan matanya yang buta dan sebatang kara, Cut Nyak Dhien diangkut ke Jawa, dibuang ke Sumedang.

Tapi di tanah buangan itu, Cut Nyak Dhien tidak hidup sebatang kara, hidupnya tidak hina, bahkan mulia. Cut Nyak Dhien setiap hari didatangi putra dan putri bangsawan Sumedang, begitu juga dengan rakyat di sana. Untuk apa? Dari Cut Nyak Dhien mereka belajar membaca al Quran. Cut Nyak Dhien adalah seorang hafidzah, perempuan pejuang penghafal al Quran.

Di tempatnya yang baru, di tanah pembuangan Sumedang, Cut Nyak Dhien tidak berhenti berdakwah dan berjuang. Saat perang beliau mengangkat senjata, melakukan perlawanan. Saat di wilayah damai, beliau mengajar dan berdakwah, membumikan al Quran. Akhirnya beliau pada 22 September 1906, pada usianya yang ke-58 tahun, beliau menghadap kepada Dzat yang Maha Mencintai. Melaporkan diri, bahwa tenaganya, umurnya, hidup dan matinya telah dikerahkan dan diserahkan di jalan Allah Taala. Di jalan Jihad fii Sabilillah. Al Fatihah….

Teungku Fakhinah

Nama lain yang perlu diulang dalam sejarah adalah nama besar Teungku Fakhinah, seorang perempuan ulama dan pejuang, alimah sekaligus panglima Aceh Darussalam.

Namanya tak banyak disebut dalam sejarah, karenanya tak banyak ingatan yang mengenang sosok beliau, Teungku Fakhinah.

Sebelum meletus Perang Aceh, Teungku Fakhinah dan suaminya, Teungku Ahmad adalah seorang imam dan pemimpin sebuah dayah, pesantren di Aceh. Ketika Belanda menyerbu Aceh pada tahun 1873, Teungku Ahmad turut mengangkat senjata. Bersama seluruh santri dan juga istrinya. Beliau syahid dalam peristiwa tersebut, di Pantai Cermin.

Banyak laki-laki yang gugur. Perempuan-perempuan istri mereka menolak untuk berduka. Mereka mengajukan diri, meminta agar Teungku Fakhinah memimpin mereka untuk turut berjihad fi sabilillah. Maka mereka mendirikan sebuah barisan pasukan yang diberi nama Sukey Fakhinah, terdiri dari empat balang atau batalyon, dan sebagiannya adalah perempuan-perempuan perkasa.

Mereka bertempur habis-habisan, sampai mengorbankan seluruhnya, seluruh hidupnya. Hutan adalah rumah baru mereka. Gunung-gununh adalah tempat bersembunyi setelah menyerang Belanda. Rimba belantara adalah ibu yang melindungi anak-anaknya dari kejaran Belanda.

Tapi tatkala perang reda, kondisi sedikit aman untuk menarik napas lega, lihat apa yang dilakukan oleh Panglima Fakhinah. Beliau kembali ke kampung, mendirikan dayah, menjaga pesantren, mengajak anak-anak dan orang kampung membaca dan belajar al Quran bersama.

Beliau mendirikan ulang Dayah Lam Diran di kampungnya Lamkrak. Ribuan orang santrinya, lelaki dan perempuan, hanya ingin menimba ilmu kepada panglima yang sekarang menjadi guru agama.

Pada tahun 1915, Teungku Fakhinah mendapatkan kesempatan untuk pergi berhaji ke Tanah Suci, sekaligus juga belajar mengaji. Empat tahun lamanya beliau bermukim di Makkah, tak hanya belajar yang dilakukannya, tapi juga menceritakan perjuangan heroik yang dilakukan oleh rakyat Aceh Darussalam.

Setelah menimba ilmu, mengabarkan perjuangan Aceh yang luar biasa, membentuk jaringan ulama, beliau kembali ke Dayah untuk mengajar ilmu baru yang didapatkannya. Pada tahun 1918 beliau kembali ke Aceh dan menjaga dayah.

Teung Fakhinah kembali lagi ke Tanah Suci pada tahun 1925 sampai 1926, di tahun yang dengan keberangkatan Haji Omar Said Tjokroaminoto ke Tanah Suci.

Setelah kembali ke negeri Aceh, Teungku Fakhinah menghabiskan umurnya membina anak-anak Aceh dalam asuhan al Quran dan Sunnah Rasulullah Saw. Sampai akhirnya beliau menutup mata, wafat pada 3 Oktober 1933 di Dayah Lam Diran, tempat terakhirnya berjuang. Teungku Fakhinah, seorang panglima, seorang ulama perempuan, seorang guru, seorang yang telah menyerahkan hidupnya di jalan Allah Taala.

Cut Meutia

Sementara gadis Aceh yang akan kami kisahkan ini adalah seorang yang jelita. Namanya diambil dari Mutiara. Tumbuh besar dalam suasana perang. Negerinya dipenuhi orang-orang kaphe yang menindas bangsanya. Perang sedang membahana di negerinya. Teriakan semboyan jihad bergema di seluruh wilayah. Laki dan perempuan tak tinggal diam berpangku tangan, mereka turun berjihad mengangkat senjata. Tak terkecuali gadis jelita kita.

Mutiara tak dapat menahan diri melihat bangsanya ditindas dan dianiaya. Putri cantik itu berada di tengah-tengah medan jihad. Nama sesungguhnya adalah Cut Meutia.

Memakai silue Aceh, celana sutra hitam Meutia pergi ke medan perang. Di tanah jihad pula dia bersua sang suami, Teuku Tjik Tunong, pemuda gagah perwira. Suami-istri yang berjihad fi sabilillah. Keduanya memimpin pasukan dengan gagah. Silih berganti mereka kadang berpidato di depan pasukannya. Giliran Cut Meutia, dengan nyari beliau menyeru.

“Kaum perempuan Aceh lebih utama melawan kaphe penjajah Belanda. Apabila kaphe Belanda berkuasa di sini, kelak akan banyak perempuan-perempuan Aceh menjadi nyai tanpa dikawini. Seluruh Aceh akan dipenuhi anak haram. Siapakah di antara kita yang menginginkan demikian?” Seru Cut Meutia pada kaumnya.

Pidato Cut Meutia ini membuat darah perempuan Aceh mendidih, panas, tak sanggup membendung diri untuk segera turun berjihad membela negeri. Perang berkecamuk di seluruh Aceh. Pimpinan tertinggi berada di komando Panglima Polem dan Tjik di Tiro. Belanda menyerang dengan kekuatan yang sangat besar, laksana banjir bandang.

Kelak serangan ini membuat wilayah pertahanan Panglima Polem jatuh dikuasai. Ibu beliau tertawan oleh Belanda, begitu juga istri beliau Teuku Lana tersandera oleh Kapten Belanda, Kapten Colijn. Dan hal ini memaksa Panglima Polem bersama 150 orang pembantu dekatnya menyerahkan diri di Lhok Seumawe.

Cut Meutia dan sang suami, juga turun meletakkan senjata, meski tak menyerah. Hampir dua tahun lamanya peperangan terhenti, sampai pada tahun 1905, Cut Meutia dan sang suami, Teuku Tjik Tunong berhasil menyerang tangsi Belanda di wilayah Meuranda Paja. Seluruh penghuni tangsi tak ada yang hidup, semua dihabisi.

Selepas penyerang ini, Teuku Tjik Tunong tertangkap oleh Van Daalen yang dieksekusi oleh 12 penembak jitu. Tapi sebelum diekskusi, Tjik Tunong berpesan kepada Cut Meutia. “Meutia, sepeninggalku nanti kawinlah dengan panglima kita, Pang Naggroe. Dengan dia lanjutkan perjuangan melawan Belanda. Putra kita Teuku Radja Sabi, jangan kau biarkan pendidikan Barat menyentuhnya. Selamat berjuang untuk agama dan tanah air kita!”

Bersama dua suaminya, Cut Meutia telah memimpin berpuluh-puluh pertempuran dengan gagah berani. Tapi pernikahan keduanya juga tak lama, Pang Nanggroe syahid di medan jihad.

Pada tahun 1910, dalam peperangan Paja Blang, Belanda berhasil mengejarnya, menembak mati Pang Naggroe. Sebelum mengembuskan napas terakhir, Pang Nanggroe berteriak kepada anak tirinya, “Peulueng ladju, djakseutot ma. Lon kamate! Larilah yang kencang. Ikut ibumu. Sebab aku akan mati!”

Pada saat itu, Cut Meutia telah berusia 40. Dua suaminya telah menemui syahid fii sabilillah. Kini beliau yang memimpin peperangan melawan penjajah Belanda. Sembilan tahun Cut Meutia memimpin sendiri pasukan perangnya. Menghadapi Belanda yang terus berdatangan ke negerinya bak air bah.

Akhirnya dalam pertempuran yang hebat, tak lama setelah suaminya wafat, tepat sebulan setelah sang suami syahid, Cut Meutia menyusul pula. Perempuan perkasa ini, mengembuskan napas terakhirnya pada 24 Oktober 1910, menemui Dzat yang Maha Adil untuk memetik hasil. Semoga Allah merahmati jiwa beliau.

Pocut Baren

Pada periode perang pasca kemerdekaan, di Aceh ada sekelompok pejuang yang memberi nama pasukannya dengan sebutan Resimen Pocut Baren. Pasukan ini seluruh anggotanya adalah gadis-gadis remaja perkasa yang menentang kedatangan Belanda pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia. Sedini itu usia mereka, tapi sekuat itu mereka ingin tanahnya tetap merdeka.

Tapi sesungguhnya, nama resimen mereka adalah nama seorang perempuan yang lebih perkasa lagi. Nama resimen mereka diambil dari seorang pahlawan perempuan Aceh, Pocut Baren yang gagah berani.

Pocut Baren adalah seorang gadis berasal dari Aceh Barat. Putri dari seorang hulubalang Aceh, Teuku Cut Amat Uleebalang Nangroe Tungkob.

Gadis ini lahir pada tahun 1880. Kelak setelah tumbuh sebagai gadis yang jelita, Pocut Baren menikah dengan Keujreun Uleebalang Geume. Dan sejak menikah, keduanya menjadi sepasang harimau Aceh yang memeprtahankan setiap jengkal tanah airnya dari penjajah.

Ketika sang suami syahid, bukan kendur perjuangan Pocut Baren. Semakin besar tenaganya, karena semangat yang membara. Gunung Mancang Nanggroe Tungkop menjadi wilayah pertahanannya. Segala serbuan Belanda dihadangnya, sampai satu ketika pecah perang sangat besar.

Pocut Baren mengamuk sekuat tenaga. Belanda menyerbu luar biasa. Kaki Pocut Baren tertembak, dan membuatnya tertawan oleh Belanda. Kaki Pocut Baren dipotong dan dia ditawan oleh Belanda.

Ketika Pocut Baren ditawan, seluruh rakyat yang dipimpinnya, semua perempuan yang biasa didampinginya, seluruh anak gadis yang selalu dididiknyan semakin keras perlawanannya. Mereka mengamuk. Mereka murka. Mereka melawan dengan seluruh kekuatan yang mereka punya untuk membebaskan Pocut Baren, pemimpin tercinta.

Pocut Baren rencananya akan dibuang ke Tanah Jawa, seperti yang dilakukan Belanda pada Cut Nyak Dhien. Tapi melihat kemarahan seluruh rakyat Aceh yang dipimpin oleh Pocut Baren, akhirnya Belanda mengalah.

Pocut Baren dikembalikan kepada rakyatnya, kembali ke kampungnya. Pocut Baren menjadi Uleebalang Tungkop, memimpin wilayahnya. Setelah memimpin wilayahnya, Pocut Baren sedikit demi sedikit berusaha membangun Tungkop yang hancur karena peperangan. Mendidik warganya untuk mendekat pada agama. Membangun negerinya untuk taat pada Allah Taala.

Pocut Baren menghadap ke rahmatullah pada tahun 1933. Kembali kepada Sang Khalik yang menciptakannya. Begitulah pemimpin, saat perang berkecamuk tak segan dia mengangkat senjata mempertarukan nyawa. Tapi saat damai masa tiba, kembali dia berdakwah, membuka al Quran, membumikan ajaran ke dalam dada sanubari manusia. Semoga Allah merahmati beliau.

Pocut Meurah Intan

Saya kenalkan Anda semua pada pocut lain yang luar biasa perjuangannya. Karena beliau berjuang bersama suami, dan seluruh anak-anaknya.

Pocut Meurah Intan, bersuamikan Tuanku Abdul Majid, memiliki tiga orang putra Tuanku Muhammad, Tuanku Budiman dan Tuanku Nurdin, turun ke medan jihad saat Perang Aceh berkecamuk.

Ketika tahun 1902 Perang Aceh pecah, Tuanku Abdul Majid syahid dalam pertempuran. Di tahun yang sama, pada bulan Agustus 1902 perang berterusan dan tidak menurun ekskalasinya. Pocut Meurah Intan memimpin peperangan bersama putranya, Tuanku Nurdin bin Abdul Majid.

Ibu dan anak ini memberikan perlawanan yang sangat keras. Mati-matian mereka mempertahankan diri dari serbuan Belanda. Keduanya terkepung. Keduanya diserbu dari berbagai arah. Keduanya terluka. Keduanya tertembus peluru di tubuhnya.

Pocut Meurah Intan tertembak, berat luka-luka disekujur tubuhnya. Begitu juga Tuanku Nurdin tertembus peluru dan luka parah. Keduanya tertawan oleh Belanda.

Tertawan, tapi bukan menyerah. Tertangkap tapi bukan tanpa perlawanan. Mereka ditahan dan dibawa ke kota. Tak lama, keduanya dibuang ke Tanah Jawa. Blora menjadi tempat pembuangannya, sampai pada akhirnya keduanya menemui Rabb yang Maha Kuasa. Jauh dari tanah air yang mereka perjuangkan. Jauh dari keluarga dan handai taulan. Tapi mereka sangat dekat dan tak pernah lepas dari cita-cita perjuangan. Insya Allah….

Cutpo Fatimah

Saya akan menutup bagian ini dengan kisah yang luar biasa, terukir oleh jiwa-jiwa yang menghendaki rasa merdeka. Jiwa-jiwa yang lebih memilih berkalang tanah, bersimbah darah daripada terjajah oleh kafir durjana.

Cutpo Fatimah, satu lagi perempuan perkasa ingin sedikit saya kisahkan perjalanan hidupnya. Putri seorang ulama besar dari Aceh Darussalam, Teuku Khatim yang lebih dikenal dengan sebutan Teuku Chik Mata Ie.

Dia dibesarkan dalam agama yang mengajarkan hanya takut pada Allah semata. Cutpo Fatimah dididik dewasa dengan cara Nabi Muhammad al Musthafa, kekasih sang ayah.

Suami Cutpo Fatimah pun seorang ulama besar, Teungku di Barat. Keduanya adalah kawan, sahabat dan saudara di medan jihad bersama Pang Nanggroe dan Cut Meutia yang telah syahid mendahuluinya.

Pada 22 Februari 1912, benteng terakhir Cutpo Fatimah dan suaminya Teungku di Barat, diserbu oleh Belanda. Pasukan yang dipimpin oleh H. Behren mengerahkan pasukan tiga kali lipat lebih banyak dari pasukan yang dipimpin oleh Cutpo Fatimah dan Teungku di Barat di Gunung Panjang Lhoksukon, wilayah Aceh Utara.

Pertempuran besar terjadi, pecah dengan dahsyatnya. Sepasang suami istri berjihad bersama. Hidup bersama di jalan Allah, berjuang bersama di jalan Allah. Peluru menyambar-nyambar dari seluruh penjuru. Di tengah keadaan seperti itulah, terkepung oleh seluruh serdadu yang memburu, Teungku di Barat tertembus peluru. Beliau dikepung serdadu Belanda.

Demi melindungi tubuh suaminya, Pocut Fatimah menjadikan tubuhnya sebagai perisai. Menahan semua peluru yang tertuju pada suaminya. Dan keduanya pun terluka parah. Tapi itulah akhir yang indah bagi keduanya. Hidup bersama. Berjuang berdua dan akhirnya syahid diujung peluru para serdadu Belanda.

Cutpo Fatimah ingin wafat bersama sang suami. Kulitnya menyentuh kulit suaminya. Tubuhnya berdekapan dengan tubuh suaminya. Dan darahnya, bertemu serta mengalir bersama darah suaminya. Sungguh kematian yang indah di jalan jihad fii sabilillah.

Inilah kisah, perempuan-perempuan sejati yang telah berjihad fii sabilillah.

Sebuah kisah yang semoga menjadi teladan, bahwa perempuan-perempuan Nusantara, Aceh khususnya adalah perempuan-perempuan mujahidah yang tak pernah sayang keringatnya, tenaganya, bahkan darah dan nyawanya mengalir untuk kemerdekaan bangsanya. Dan semua itu, lahir dari dan bersumber dari ajaran agama yang dicintainya.

Dengan segala kerendahan hati saya memohon kepada seluruh pembaca untuk bersama-sama membaca ummul kitab, semoga Allah merahmati beliau semua, dan juga merahmati kita yang hidup setelahnya. Al fatihah…*)

(ameera/arrahmah.com)

Tags: pahlawan Muslimah dari Aceh darussalam
Send
Previous Post

Ibu, Pulanglah…

Next Post

Lebih dari 600 tentara AS tiba di Suriah

Berita Terkait

No Content Available
Next Post
Media massa AS: Ribuan tentara salib AS berada di wilayah penjajah zionis Yahudi

Lebih dari 600 tentara AS tiba di Suriah

Penjajah Israel Interogasi Puluhan Kader Hamas

Pasukan zionis tahan sejumlah warga Palestina dalam serangan di Tepi Barat

Berita Terbaru

Warga “Israel” Menyerang Tentara “Israel” di Tepi Barat

Warga “Israel” Menyerang Tentara “Israel” di Tepi Barat

1 hari ago
Bagaimana Arab Saudi Menyelenggarakan Haji Dengan Teknologi Tercanggih di 2025

Bagaimana Arab Saudi Menyelenggarakan Haji Dengan Teknologi Tercanggih di 2025

1 hari ago
Forum Bahtsul Masail Pondok Pesantren Besuk Pasuruan: Sound Horeg Haram!

Forum Bahtsul Masail Pondok Pesantren Besuk Pasuruan: Sound Horeg Haram!

2 hari ago
Hanafi Serukan Iran Hormati Hak Migran Afghanistan dan Nilai-nilai Islam

Hanafi Serukan Iran Hormati Hak Migran Afghanistan dan Nilai-nilai Islam

2 hari ago
Dokumen ‘Israel’ Bocor: Targetkan Tepi Barat Jadi Pemukiman Yahudi, Palestina akan Diusir Secara Massal

Dokumen ‘Israel’ Bocor: Targetkan Tepi Barat Jadi Pemukiman Yahudi, Palestina akan Diusir Secara Massal

2 hari ago

Rekomendasi

Sejak Awal Konflik dengan “Israel”, 610 Orang Tewas di Iran

Sejak Awal Konflik dengan “Israel”, 610 Orang Tewas di Iran

Sel, 24 Juni 2025 / 28 Dzulhijjah 1446
Dokter Tifa Ungkap Dugaan Penyakit Berat Jokowi: Autoimun Agresif Serang Ginjal?

Dokter Tifa Ungkap Dugaan Penyakit Berat Jokowi: Autoimun Agresif Serang Ginjal?

Sab, 28 Juni 2025 / 3 Muharram 1447
Erdogan Kutuk Keras Serangan Iran ke Pangkalan AS di Qatar

Erdogan Kutuk Keras Serangan Iran ke Pangkalan AS di Qatar

Jum, 27 Juni 2025 / 2 Muharram 1447
Hakam Al-Issa, Otak Dibalik Pelatihan Al-Qassam dan Operasi Banjir Al-Aqsha

Hakam Al-Issa, Otak Dibalik Pelatihan Al-Qassam dan Operasi Banjir Al-Aqsha

Sen, 30 Juni 2025 / 5 Muharram 1447
Arrahmah.id

Part of

Part of

Connect With Us

  • 71.1k Followers

Arrahmah News

  • Internasional
  • Nasional
  • Depth
  • Feature
  • Editorial
  • Teknologi
  • Ekonomi
  • Medis
  • Weekly Report

Kajian Islam

  • Tauhid
  • Syariah
  • Fatwa & Tanya Jawab
  • Miracle of Quran & Sunnah
  • Hadits
  • Doa & Dzikir
  • Akhir Zaman
  • Hakekat Syi’ah
  • Sirah Salaf
  • Tausiyah
  • Kajian Jihad

Rubrik & Kontribusi

  • Artikel
  • Kisah & Teladan
  • Review
  • Sejarah
  • Kolom
  • Redaksi
  • Opini
  • Citizen Journalism
  • Reader’s Voice
  • Kisah Pembaca
  • Event
  • About
  • Redaksi
  • Donasi
  • Disclaimer
  • Copyright
  • Pedoman Media Siber

© Copyright 2005 - 2025 Arrahmah Media Network. All rights reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • News
  • Rubrik
  • Kajian Islam
  • Kontribusi
  • Muslimah
  • Kolom
  • Redaksi
  • Video

© Copyright 2005 - 2025 Arrahmah Media Network. All rights reserved.