IDLIB (Arrahmah.id) — Kelompok perlawanan Suriah Haiah Tahrir asy Syam (HTS) pada Selasa (5/3/2024) malam mengeluarkan amnesti umum untuk semua tahanan yang ditahan di pusat penahanannya, dengan beberapa syarat dan pengecualian.
Salvation Government, sayap sipil HTS, mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa, “Dalam rangka menyambut bulan Ramadhan, amnesti umum telah diberikan kepada semua tahanan.”
Dilansir North Press Agency (6/4), keputusan amnesti tersebut mencakup serangkaian syarat dan pengecualian, yang pertama adalah memperoleh sertifikat perilaku dan perilaku baik dari otoritas penjara.
Keputusan tersebut mengecualikan kejahatan terkait pelanggaran perbatasan, retribusi, penculikan, perampokan bersenjata, pencurian yang diancam dengan pidana penjara lebih dari delapan bulan, dan denda melebihi 1.000 dolar AS. Hal ini juga mencakup residivisme, perdagangan dan distribusi narkoba, pemalsuan mata uang, dan peredarannya.
Keputusan tersebut diambil bersamaan dengan demonstrasi yang menolak kebijakan HTS dan menuntut pembebasan ratusan tahanan, pemecatan pemimpin HTS al Jaulani, perbaikan kondisi penjara, dan transparansi sistem penjara.
Pada hari Selasa, protes terus berlanjut di al-Atarib, Darat Azza di pedesaan barat Aleppo, kota Idlib, Binnish, dan al-Fu’ah di pedesaan Idlib.
Bersamaan dengan keputusan amnesti, Salvation Government memblokir pintu masuk ke kota Darat Izza di pedesaan Aleppo setelah terjadi protes terhadap kota tersebut.
Penguatan keamanan didatangkan dari kota Dana di utara Idlib, dan penggerebekan serta penangkapan dilakukan di berbagai lingkungan di kota tersebut.
Sejauh ini HTS telah menangkap 38 orang, menurut koresponden North Press.
Selain itu, puluhan warga dari kota al-Bab di pedesaan timur Aleppo berdemonstrasi pada Selasa malam, sebagai solidaritas terhadap protes yang sedang berlangsung di Idlib dan pedesaannya, selain itu, hal ini juga bertujuan untuk menunjukkan solidaritas dengan warga Suwayda yang menentang mereka. kepada pemerintah Suriah. (hanoum/arrahmah.id)