BISHKEK (Arrahmah.id) – Pada pertemuan Collective Security Treaty Organization (CSTO) untuk para sekretaris dewan keamanan, Presiden Kirgistan Sadyr Japarov menekankan bahwa perkembangan yang sedang berlangsung di Afghanistan membutuhkan pemantauan yang terus menerus dan hati-hati untuk memastikan stabilitas regional.
Japarov menyoroti pentingnya pendekatan terpadu di antara negara-negara regional dalam masalah keamanan. Dia menyatakan: “Sangat penting untuk mengevaluasi situasi saat ini dengan hati-hati dan realistis serta mengambil langkah-langkah pencegahan bersama untuk memperkuat stabilitas regional. Solusi yang efektif, komprehensif, dan sistematis untuk masalah keamanan akan berdampak positif pada kualitas hidup masyarakat kita.”
Sebelumnya, pada KTT Cina-Asia Tengah kedua di dekat Nur-Sultan, ia menyatakan dukungan aktifnya terhadap upaya global untuk membawa perdamaian dan stabilitas ke Afghanistan, lansir Tolo News (21/6/2025).
Analis politik Nisar Ahmad Shirazi mengatakan kepada Tolo News: “Kirgistan dan negara-negara Asia Tengah lainnya memahami bahwa perdamaian regional sangat bergantung pada perdamaian di Afghanistan. Posisi geopolitik Afghanistan secara politis, intelektual, dan militer sangat penting bagi keamanan negara-negara ini.”
Analis Mohammad Zalmai Afghanyar mengatakan: “Daripada hanya memantau, mereka harus bekerja sama dengan Afghanistan. Negara ini berfokus pada pemerintahan tanpa campur tangan, keamanan, dan kebijakan yang digerakkan oleh ekonomi. Apa lagi yang diinginkan kawasan ini dari Afghanistan? Afghanistan yang stabil dapat memainkan peran yang lebih kuat dalam keamanan global.”
Kirgistan merupakan negara kedua, setelah Kazakhstan, yang menghapus Imarah Islam dari daftar hitamnya pada akhir tahun 2023. Selama tiga tahun terakhir, Kirgistan telah mempertahankan hubungan ekonomi yang baik dengan pemerintah Islam sementara. (haninmazaya/arrahmah.id)