GAZA (Arrahmah.id) – Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa lebih dari 150 warga Palestina telah terbunuh dalam serangan udara “Israel” di Gaza dalam 24 jam terakhir.
Sumber-sumber lokal juga melaporkan pengeboman yang intens dan meluas oleh “Israel” di daerah pemukiman di Gaza.
Um Firas Al-Mansi, seorang pengungsi Palestina, mengatakan: “Saya sedang tidur dengan anak-anak saya, tiba-tiba rudal jatuh di sini, anak-anak terbang, beberapa di sini dan beberapa di sana. Saya keluar untuk mencari anak-anak saya, saya berteriak, mencari anak-anak saya, kami mengumpulkan mereka dan duduk di sini. Ada seorang martir di sini, dia hancur berkeping-keping, kami menemukan satu kaki di sini dan satu lagi di belakang tenda, lihatlah darahnya.”
Tentara “Israel” telah menyatakan bahwa mereka telah melancarkan operasi militer besar-besaran terhadap Hamas untuk meningkatkan tekanan bagi pembebasan sandera “Israel” yang masih tersisa, lansir Tolo News (18/5/2025).
Sementara itu, menyusul perluasan operasi militer “Israel” di Jalur Gaza, ribuan penduduk di wilayah utara telah dipaksa meninggalkan rumah mereka atas perintah “Israel”.
Imad Naseer, seorang warga Gaza, mengatakan: “Itu adalah malam yang sangat menakutkan, banyak orang terbunuh dan banyak yang terluka. Mereka adalah tentara yang biadab, zionis yang keji. Mereka tidak memperlakukan kami sebagai manusia. Itu adalah malam yang mengerikan, anak-anak dan perempuan tercabik-cabik, ratusan rumah dibom, dan seperti yang Anda lihat, inilah alasan kami pergi.”
Seiring dengan meningkatnya serangan Israel ke Jalur Gaza, para pejabat Mesir dan Qatar telah mengumumkan bahwa babak baru negosiasi gencatan senjata tidak langsung antara Hamas dan “Israel” telah dimulai kemarin.
Perdana Menteri “Israel” juga telah memerintahkan tim negosiasi “Israel” di Doha untuk tetap berada di sana untuk melanjutkan perundingan tidak langsung dengan Hamas.
Hamas, yang telah membebaskan seorang tentara Israel-Amerika sebagai isyarat niat baik sebelum kunjungan Donald Trump ke Timur Tengah baru-baru ini, menekankan bahwa setiap kesepakatan harus mengarah pada berakhirnya perang dan penarikan penuh pasukan “Israel” dari Jalur Gaza. (haninmazaya/arrahmah.id)