DAMASKUS (Arrahmah.com) – Komandan lapangan mujahidin FSA pada Jum’at malam (29/3/2013) mengumumkan tewasnya sang jagal Bashar Asad. Ia juga menyerukan kepada para komandan brigade-brigade revolusi mempersiapkan diri guna menyambut pertempuran penentuan di Damaskus, laporan harian Ahrar Press.
Abu Ali Khubayyah, komandan lapangan mujahidin Brigade Syuhada’ Dauma, salah satu brigade FSA, telah mengumumkan pada Jum’at malam tewasnya Bashar Asad melalui sebuah rekaman video yang dipublikasikan para aktivis revolusi di situs-situs internet. Bashar Asad disebutkan tewas oleh serangan yang terkoordinasi dengan baik antara mujahidin Brigade Syuhada’ Dauma dan seorang perwira dalam Istana Kepresidenan Suriah.
Abu Ali menantang Bashar Asad untuk muncul di media massa dalam tempo dua belas jam jika ia masih hidup. Dalam kesempatan tersebut, Abu Ali juga menuntut para perwira dan tentara rezim Nushairiyah Suriah untuk menyerahkan diri kepada posko pemeriksaan mujahidin FSA terdekat untuk menjalani pengadilan yang adil. Jika tidak, menurutnya, mujahidin FSA tidak akan bertanggung jawab atas nasib mereka.
Komandan lapangan mujahidin FSA itu juga menyerukan kepada penduduk Damaskus untuk mengosongkan Damaskus dalam tempo waktu tiga hari dan mengungsi ke wilayah-wilayah yang telah dibebaskan oleh mujahidin, demi menjaga keselamatan nyawa mereka. Sebab rezim Nushairiyah Suriah sebelumnya telah mengumumkan Damaskus sebagai kawasan milirer. Sang komandan juga menyerukan kepada para komandan brigade-brigade revolusi untuk mempersiapkan diri guna menerjuni peperangan menentukan di Damaskus.
Pengumuman komandan lapangan mujahidin FSA ini muncul setelah selama sepekan terakhir media massa internasional merilis berita-berita tentang tewasnya Bashar Asad oleh serangan seorang pasukan pengawalnya sendiri, Pasukan Khusus Iran pada Sabtu (23/3/2013). Berita lainnya menyebutkan Bashar Asad terluka atau dievakuasi ke wilayah pesisir barat Suriah untuk menjalani perawatan medis.
“Kemungkinan tewasnya Presiden Rezim Suriah, Bashar Assad menguat, sementara sejumlah rumor mengatakan bahwa ia tewas ditembak oleh bodyguard pribadinya pada hari Sabtu. Pemerintah Suriah bersikap diam atas beredarnya rumor tersebut,” laporan majalah Prancis Le Point pada Kamis (28/3/2013).
“Salah seorang bodyguard Iran, Mehdi el-Yacoubi, yang bertanggung jawab mengawal Presiden Suriah, menembak dia (presiden) dan dia dipindahkan ke Sham Hospital di Damaskus dalam kondisi yang sangat kritis,” majalah Perancis itu memberitakan.
Majalah Le Point mengutip dari sebagian sumber di kalangan mujahidin FSA yang menyangkal berita serangan terhadap Bashar Asad. Namun media massa Lebanon dan Israel menegaskan kebenaran berita itu, tulis situs elektronik majalah Le Point, khususnya terkait pengerahan pasukan keamanan dalam jumlah yang sangat besar di desa-desa dalam ibukota Damaskus dan sekitar rumah sakit yang diduga merawat Bashar Asad.
Situs Le Point menulis, “Sebagian pihak meyakini Bashar Asad telah tewas. Sebagian lainnya meyakini ia dalam kondisi antara hidup dan mati. Namun tidak ada keraguan sedikit pun bahwa perang saudara di Suriah tidak akan mudah membenarkan atau menyangkal berita ini. Berita seperti ini merupakan satu titik perubahan dalam konflik yang telah memakan korban lebih dari 70 ribu warga tewas selama dua tahun.”
Para analis Perancis menyatakan kebenaran berita ini bukan hal yang mustahil, mengingat rezim Suriah terus-menerus bergerak menuju keruntuhan dan kehilangan kekuasaannya atas wilayah-wilayah strategis di daerah-daerah dan juga di ibukota Damaskus sendiri. (muhib almajdi/arrahmah.com)