PALESTINA (Arrahmah.com) – Pejabat senior Hamas mengatakan pada hari Jum’at (10/4/2015) bahwa tujuan gerakannya bukan hanya membebaskan Jalur Gaza dari pendudukan militer “Israel”, tetapi juga membebasan seluruh Palestina, lapor Quds Press.
Berbicara kepada jama’ah di sebuah masjid di Gaza usai shalat Jum’at, Al-Zahar mengatakan, “Jika kita bisa membuat sebuah otoritas nasional, badan otonom atau pemerintahan sipil di daerah manapun di Palestina, hal itu tidak berarti bahwa kita akan mengakui setiap partikel tanah Palestina.”
Ia menyatakan bahwa Presiden Otoritas Palestina atau Palestinian Authority (PA) Mahmoud Abbas merusak upaya untuk merekonstruksi Jalur Gaza. Setengah dari sumbangan Kuwait yang dimaksudkan untuk rekonstruksi Gaza telah diambil oleh kepala PA, ujar Al-Zahar.
Presiden PA telah kehilangan legitimasinya, ujar pejabat Hamas itu, paling tidak karena ia telah “bersekongkol melawan rakyatnya, menerima pemukiman [ilegal ‘Israel’], yang disebut negara-negara Arab untuk menyerang Gaza dan digambarkan sebagai kerjasama keamanan ‘hebat’ dengan pendudukan.”
Al-Zahar menyinggung kematian mantan tahanan Ja’far Awad di Hebron, dan kematian sepupunya dalam serangan “Israel” di pemakamannya, sebagai kematian yang terjadi tepat di pintu Abbas. Ia menyebut kematian Awad sebagai “perang kejahatan” karena pemerintah “Israel” mempersulit dirinya memperoleh perawatan medis yang tepat, membiarkannya begitu saja ketika kondisinya sangat menyedihkan.
“Kerjasama keamanan dengan pendudukan ‘Israel’ adalah penyebab penderitaan rakyat Palestina,” Al-Zahar menegaskan, “dan PA melakukan kerjasama keamanan iblis ini dengan Israel.”
(banan/arrahmah.com)