GAZA (Arrahmah.id) – Brigade Izzuddin al-Qassam, sayap militer Hamas, menyerahkan jenazah empat tentara “Israel” kepada Palang Merah Internasional di Khan Younis, Gaza Selatan, pada Kamis dini hari. Jenazah tersebut kemudian dipindahkan ke pihak “Israel” melalui perbatasan Kerem Shalom. Sementara itu, “Israel” hanya membebaskan 42 tahanan Palestina dari Penjara Ofer di dekat Ramallah, tanpa memberikan kepastian mengenai pembebasan kelompok lainnya. Di sisi lain, Mesir menerima 97 tahanan Palestina yang akan diasingkan ke luar negeri sebagai bagian dari tahap pertama gelombang ketujuh pertukaran tahanan.
Juru bicara Al-Qassam, Abu Ubaida, mengungkapkan bahwa jenazah yang diserahkan adalah milik Itzhak Idan, Itzik Jarit, Ohad Yahlomi, dan Shlomi Mansour.
Menurut sumber lokal, proses serah terima berlangsung dalam suasana tertutup, tanpa liputan media maupun upacara resmi. Kepolisian “Israel” kemudian mengonfirmasi bahwa jenazah telah dikirim ke institut forensik untuk identifikasi lebih lanjut.
Kantor Perdana Menteri “Israel” juga membenarkan penerimaan peti mati berisi jenazah keempat tentara tersebut di Perbatasan Kerem Shalom dan menyatakan bahwa proses identifikasi awal telah dimulai.
Sukacita di Ramallah
Di Ramallah, ribuan warga turun ke jalan untuk menyambut 37 dari 42 tahanan Palestina yang dibebaskan dalam tahap pertama pertukaran ini.
Dengan pengawalan ketat, bus milik Palang Merah membawa mereka dari Penjara Ofer menuju pusat kota Ramallah. Dari jumlah tersebut, 37 berasal dari Tepi Barat dan 5 lainnya dari Yerusalem Timur.
Keluarga dan pendukung mereka menyambut dengan penuh haru. Beberapa tahanan yang dibebaskan menggambarkan kebebasan mereka sebagai “kembali dari kematian”.
Namun, mereka yang berasal dari Yerusalem menghadapi pengawasan ketat dari pasukan “Israel”. Rumah keluarga mereka sebelumnya digerebek, dan mereka dilarang mengadakan perayaan. Bahkan, mereka mendapat ancaman untuk tidak berbicara kepada media.
Beberapa mantan tahanan mengungkapkan pengalaman mengerikan mereka di dalam penjara “Israel”, termasuk penyiksaan fisik dan psikologis. Salah satu dari mereka mengatakan bahwa kondisi yang dialami selama 16 bulan terakhir “lebih buruk daripada kisah yang pernah terdengar tentang Abu Ghraib”.
Seorang tahanan lainnya menceritakan bagaimana kebijakan kelaparan yang diterapkan di penjara menyebabkan banyak rekan mereka mengalami penyakit serius, termasuk gangguan pada jantung, paru-paru, dan hati.
“Kami keluar dari neraka yang sesungguhnya,” ujar salah satu mantan tahanan. “Pesan kami jelas: kebebasan dan persatuan Palestina.”
Di antara mereka yang dibebaskan terdapat Kazem Zawahra, seorang tahanan yang mengalami luka serius akibat insiden di pos pemeriksaan Az-Za’im, Yerusalem, pada Februari 2024. Ia dibawa dari Rumah Sakit Hadassah ke Rumah Sakit Beit Jala dalam kondisi koma yang telah berlangsung selama beberapa bulan.
Pemulangan Tahanan ke Gaza dan Pengasingan ke Luar Negeri
Sementara itu, di Gaza, 12 bus yang membawa tahanan yang dibebaskan tiba di wilayah tersebut dan bergerak menuju perbatasan Rafah serta Rumah Sakit Eropa di Khan Younis.
Di sisi lain, pemerintah Mesir menerima 97 tahanan Palestina yang akan diasingkan ke luar negeri.
Menurut Kantor Media Tahanan Palestina, total 620 tahanan akan dibebaskan dalam gelombang ketujuh tahap pertama ini. Dari jumlah tersebut, 151 merupakan tahanan dengan hukuman berat, sementara 43 dibebaskan ke Tepi Barat dan Yerusalem. Selain itu, 97 tahanan akan diasingkan ke luar negeri, termasuk 11 warga Gaza yang ditangkap sebelum 7 Oktober 2023.
Sebanyak 454 tahanan Gaza yang ditangkap setelah 7 Oktober juga masuk dalam daftar pembebasan, bersama dengan 24 perempuan dan anak-anak.
Kantor Media Tahanan menyebutkan bahwa daftar berikutnya yang mencakup perempuan dan anak-anak dari Gaza akan diumumkan dalam waktu dekat.
(Samirmusa/arrahmah.id)