WASHINGTON (Arrahmah.com) – Mantan juru masak Usamah bin Laden telah menerima pengurangan hukuman penjara Guantanamo pada hari Rabu (9/2/3011) dua tahun dari 14 tahun, di bawah kesepakatan pembelaan yang masih rahasia, kata Pentagon.
Pengurangan hukuman itu telah diprediksikan sejak Ibrahim al Qosi tawanan berkebangsaan Sudan, yang kadang-kadang juga menjadi pengawal bin Laden, mengaku bersalah di pengadilan kejahatan perang AS di pangkalan angkatan laut AS di Teluk Guantanamo pada bulan Juli lalu.
Qosi mengaku bersalah atas tuduhan bersekongkol dengan al Qaeda dan memberikan dukungan material bagi bin Laden dan kelompoknya. Dia dijatuhi hukuman pada bulan Agustus dengan 14 tahun penjara.
Pada saat itu, militer AS menolak berkomentar mengenai laporan kemungkinan kesepakatan pengurangan dua tahun penjara bagi Qosi.
Namun menurut juru bicara Pentagon, Letkol Tanya Bradsher, yang mengawasi pengadilan kejahatan perang Guantanamo itu, vonis terhadap Qasi dikurangi menjadi 12 tahun pada hari Rabu (9/2).
Pengurangan hukuman itu terkait dengan sebuah kesepakatan untuk tidak terlibat secara material atau mendukung permusuhan terhadap Amerika Serikat atau mitra koalisinya.
Qosi (50) mengaku bahwa ia tahu al Qaeda adalah kelompok teroris saat ia melarikan diri dari dapur persembunyian bin Laden di Afghanistan.
Qosi yang mengaku bertemu Bin Laden di Sudan dan melakukan perjalanan bersamanya ke Afghanistan, juga mengakui bahwa ia membantu pemimpin Al Qaeda itu melarikan diri pasukan AS di pegunungan Tora Bora Afghanistan setelah invasi AS pada 2001.
Tapi ia mengatakan ia tidak memiliki keterlibatan atau tidak tahu-menahu seputar aktivitas al Qaeda, termasuk serangan 11 September 2001 terhadap Amerika Serikat yang mendorong invasi AS.
Pengacara Qosi mengatakan tahun lalu bahwa saat ia kembali ke Sudan, ia akan masuk program yang dijalankan oleh badan intelijen Sudan yang dirancang untuk merehabilitasi mereka yang terpengaruh dengan pandangan ‘radikal’. Dia kemudian akan kembali untuk tinggal bersama keluarganya tapi akan dipantau untuk memastikan ia tidak melakukan kontak lagi dengan Islam radikal, kata mereka. (althaf/arrahmah.com)